Lemah Lembut Sekaligus Perkasa
Jumat, 8 Maret 2019
Baca: Yesaya 40:10-11
40:10 Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
40:11 Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. —Filipi 4:5
Ketika wilayah pendudukan musuh di Belanda makin meluas, Anne Frank dan keluarganya menyiapkan diri lalu pindah ke tempat persembunyian untuk menghindari bahaya. Mereka bersembunyi selama dua tahun di masa Perang Dunia ke-2, sebelum akhirnya ditemukan dan dikirim ke kamp konsentrasi. Walaupun demikian, dalam catatannya yang kemudian diterbitkan sebagai buku terkenal berjudul Diary of a Young Girl, Anne menulis, “Untuk jangka panjang, senjata yang paling ampuh adalah kebaikan hati dan kelemahlembutan.”
Namun, kelemahlembutan bukan hal yang mudah saat kita berhadapan dengan dunia nyata.
Dalam Yesaya 40 kita melihat gambaran Allah yang lemah lembut sekaligus perkasa. Di ayat 11 kita membaca, “Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya.” Namun, ayat itu muncul setelah yang ini, ”Lihat, itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa” (ay.10). Berkuasa penuh, tetapi lemah lembut saat melindungi yang lemah.
Ingatlah juga pada Yesus, yang meraih cambuk dan mengayunkannya untuk membalikkan meja para penukar uang di Bait Allah, tetapi bersikap lemah lembut kepada anak-anak. Dia berkata-kata dengan keras untuk mengecam orang Farisi (Mat. 23) tetapi mengampuni seorang wanita yang membutuhkan belas kasihan-Nya yang lembut (Yoh. 8:1-11).
Memang ada saatnya kita harus bersikap tegas membela yang lemah dan menantang yang lain untuk memperjuangkan keadilan, tetapi kita juga perlu membiarkan “kebaikan hati [kita] diketahui semua orang” (Flp. 4:5). Dalam melayani Allah, terkadang menunjukkan hati yang lemah lembut kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan justru menjadi kekuatan kita yang terbesar. —Dave Branon
Bagaimana kamu mengupayakan keadilan dan belas kasihan dengan lembut tetapi tegas hari ini? Bagaimana Roh Kudus menolong kita agar lemah lembut dan perkasa?
Kelemahlembutan menolong kita menyatakan sikap tanpa menciptakan musuh.
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 5-7; Markus 11:1-18
Amin
.AmiN.
Aminnnn
amin
AMIN
Amin, terpujilah Tuhan yg boleh menciptakan kita dgn kelemah lembutan. God Bless..
amin
Ajar kami ya Tuhan.
Terimakasih
haleluyah amin
amin
amin.
terimakasih~
Marilah kita bersikap lemah lembut kepada sesama dan dapat bertindak tegas dan bijaksana.
Semoga Tuhan Memberkati.
Amin.sangat memberkati
Amin.
aminnn
Amin
Amin
amin
Amin
Amin
Amin…
Amin
Amin
Amin
Ajarkan kami Tuhan agar selalu menjadi orang orang yang tegas tetapi dengan penuh kelemah lembutan bukan dengan kekasaran.
Amen