Dahsyatnya Lidah Kita
Hari ke-16 | 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Yakobus
Baca Pengantar Kitab Yakobus di sini
Baca: Yakobus 3:1-6
3:1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3:3 Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
3:6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Biasanya orang berpikir bahwa mengajar Alkitab adalah pekerjaan yang mulia. Kita tahu bahwa sekarang ini saja di seluruh belahan dunia, masih sangat dibutuhkan banyak misionaris, pendeta, dan guru Injil, apalagi pada zaman jemaat mula-mula. Bila kebutuhannya begitu besar, mengapa Yakobus tiba-tiba mengubah topik pembicaraan dan sepertinya hendak mematahkan semangat orang yang ingin mengajar?
Saat Yakobus memulai topik pembicaraan baru dalam suratnya ini, ia ingin kita melihat bahwa perkataan itu punya kuasa. Setiap gerakan besar dalam sejarah diarahkan oleh seorang pembicara hebat—Yesus, Muhammad, Lincoln, Hitler, Martin Luther King. Makin besar kapasitas seorang pengajar untuk mempengaruhi kehidupan orang lain, makin besar pula tanggung jawabnya di hadapan Tuhan. Sebab itu, Yakobus berkata, pada guru harus memiliki kesadaran untuk berhati-hati dengan apa yang ia katakan.
Yakobus kemudian melanjutkan bahwa peringatannya itu juga berlaku untuk kita semua.
Perhatikan lidahmu (ucapanmu), karena apa yang keluar dari lidahmu berkuasa mendatangkan kebaikan.
Jika kamu adalah seorang warga perkotaan, mungkin kamu tidak pernah melihat seekor kuda dari dekat. Izinkan aku yang tumbuh besar di desa ini memberitahumu bahwa kuda-kuda itu sangat besar, jauh lebih besar daripada yang kamu bayangkan. Namun, seorang anak perempuan berusia empat tahun bisa belajar menunggangi dan mengendalikan kuda-kuda itu—tanpa takut digigit—semua karena adanya “tali kekang”. Tali kekang bisa terbuat dari bahan kulit atau logam yang dipasang di sela gigi kuda dan berfungsi sebagai kemudi. Bila kamu bisa mengendalikan tali kekang, kamu mengendalikan si kuda sepenuhnya, tak peduli berapa ukuran postur tubuhmu.
Demikian pula dengan sebuah kapal. Sebesar apapun kapalnya atau sekeras apapun angin yang bertiup, jika kita bisa mengendalikan kemudi kapal yang kecil, kita mengendalikan keseluruhan kapal itu.
Hal yang sama berlaku juga untuk lidah. “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar”. Tubuh kita cenderung mengikuti pimpinan lidah. Jadi, jika kamu bisa mengendalikan lidahmu, kamu pasti akan bisa mengendalikan dirimu sepenuhnya.
Yakobus meyakinkan kita dalam ayat 2 bahwa tidak seorang pun di antara kita yang sempurna, kita semua pernah bersalah, terutama dengan ucapan kita. Namun, bayangkanlah jika kamu tidak pernah mengatakan sesuatu yang salah! Betapa hebatnya jika perkataanmu selalu menyemangati, selalu mendorong orang untuk maju, selalu penuh kasih, selalu baik. Bayangkan dampak positif yang bisa kamu berikan di dunia ini! Kamu akan seperti Yesus.
Sayangnya, meski Yakobus memberikan kita gambaran yang begitu baiknya, lidah lebih sering dipakai untuk membual dan mengatakan hal yang jahat.
Perhatikanlah lidahmu (ucapanmu) karena apa yang keluar dari lidahmu berkuasa melakukan kejahatan
Bulan Januari 2001, seorang pengemudi yang melintasi jalan raya kota San Diego membuang sebuah puntung rokok dari jendela mobilnya. Api kecil dari puntung rokok itu kemudian membakar lebih dari 4.000 hektar hutan, melalap habis 16 rumah dan menghanguskan 64 kendaraan.
Semua berawal dari api yang kecil.
Lidah juga demikian; kecil tetapi bisa dahsyat merusak. Yakobus menyebutnya sebagai dunia kejahatan; perkataan yang diucapkan sembarangan bisa menyebabkan kerusakan dahsyat. Ayat 6 berkata bahwa di antara semua anggota tubuh, lidah memiliki kapasitas untuk merusak seluruh tubuh. Meski semua anggota tubuh lain sudah dikendalikan, bila lidahmu mengeluarkan hal yang jahat, seluruh tubuhmu ikut serta dalam kejahatan itu.
Sulit membaca bagian ini tanpa merasa tertampar. Minggu ini saja aku bisa melihat sebuah situasi yang sebenarnya bisa menjadi lebih baik jika aku dapat mengendalikan lidahku.
Jelas bahwa Yakobus sedang berbicara secara metaforis. Bukan berarti lidah kita bisa berdiri sendiri dan begitu jahatnya, lalu kita hanyalah korban dari perbuatannya. Kebenarannya adalah “yang diucapkan mulut, meluap dari hati” (Lukas 6:45). Lidah kita mengeluarkan hal yang jahat karena hati kita dipenuhi hal yang jahat. Ucapan kita menunjukkan kondisi kita yang menyedihkan dan penuh dosa di hadapan Tuhan, menunjukkan betapa kita membutuhkan Yesus untuk datang dan mengubahkan kita.
Berita baiknya, sebagaimana yang akan kita temukan dalam bagian-bagian Alkitab yang lain: itulah tujuan kedatangan Yesus. Dia datang untuk mengubahkan hidup kita. —James Bunyan, Inggris
Handlettering oleh Septianto Nugroho
Pertanyaan untuk direnungkan
1. Pikirkan orang paling rohani yang kamu kenal. Seberapa bisa mereka mengendalikan lidah atau ucapan mereka?
2. Dalam hal apa lidahmu memiliki kapasitas untuk “menodai seluruh tubuh”? Apakah itu dengan bergosip, melontarkan guyonan cabul, menjadi atasan/pasangan/oposisi yang kasar bicaranya, selalu memberi komentar negatif, atau berbohong?
3. Bagaimana kamu bisa mempraktikkan sikap yang sebaliknya di sepanjang minggu ini?
Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.
Tentang Penulis:
James Bunyan, Inggris | James Bunyan adalah seorang yang tidak bisa diam; dia suka pergi traveling, menulis, dan berolahraga apapun kecuali bermain fresbee. James tinggal di Twickenham (London), di mana dia juga bekerja sebagai staf untuk The Christian Union, sebuah gerakan misi untuk mahasiswa. James menikah dengan sahabat karibnya, Lois.
sangat diberkati, pengendalian diri mmg berasal dari sini. lidah saya kasar dlm hal memberikan kritik/mengajarkan sesuatu/membagi ilmu dan sejenisnya yang meskipun dg tujuan baik. Saya akui, Saya harus terus mengkoreksi diri dan berpikir berkali kali sebelum berucap, Saya harus terus bertobat minta ampun dan minta hikmat kpd Tuhan :(, tidak Ada yang salah dengan tujuannya hanya saja caranya harus benar dan disampaikan dg baik. Puji Tuhan meski demikian tidak menggentarkan hati, niat dan tekad Saya untuk tetap memberitakan kebenaran, menunjukkan Hal yang benar, menyatakan kesalahan, memberikan semangat, menasehati dsb kar’na itu juga merupakan kasih karunia dari Tuhan yang harus diasah terus menerus agar nama Tuhan Yesus dipermuliakan. Terpujilah nama Tuhan. Amin.
1. teman saya, ya kadang masih suka bergosip juga
2. Saya terkadang bergosip, berbohong, komentar negatif, bercerita hal neg ttg org lain, berkata kasar pada pasangan
3. Mengingat firman Tuhan ini. Dan tentunya memperbaiki sikap hati yang merupakan sumber luapan lidah kita..
Amin…Tuhan Yesus tolong aq untuk menjaga hati dan lidahku..Amin
1. Tidak ada
2. Semuanya
3. Membahas firman bersama teman2 pemuda dan lthn menyanyi
1.suster theresa.Luar biasa kerennya dalam mengendalikannya.
2.berbicara kasar.
3.dengan terus mendoakannya.supaya Tuhan tetap menjaga saya dalam hal berbica.untuk kita semua,marilah saling menjaga lidah kita,untuk mendapatkan hasil yang baik????
1. Orang yg paling rohani menurut sy, dia sllu brusaha mnjaga kata²nya, ttpi trkdg bisa teledor juga ktika emosi.
2. Sy masih agk susah mengontrol mulut sy, kdg sy bisa mngendaliknnya ttpi trkadang juga keceplosan
3. Sy harus bisa bljr untuk mengendalikan lidah sy, agar bisa mnjadi berkat bagi orang lain bkn mjd batu sandungan
Trimakasih untuk renungan saat teduh pagi ini.
Tuhan berkati
1. Setahu saya beliau bisa mengendalikan perkataannya dengan baik
2. Memberi komentar negatif 🙁
3. Meminta tuntunan Roh Kudus untuk menegor dan mendidik saya setiap kali saya memberikan komentar negatif pafa suatu hal atau seseorang
Amiin
1. biasax mereka dapat mengendlikan ucpan mereka. namu pda saat trtntu bahkan mereka tdk sadar ucapan mereka menyakiti org lain
2. hal berbohong. dan berbicara kasar.
3. lebih berani mengatakan hal yg sebenarnya dalam hal apapun itu. dan lebih menenangkan hati dan pikiran agar setiap ucapan yg keluar baik pda keadaan buruk sekalipun ttp membawa berkat dan penuh kelemah lembutan
1.Pendeta yang melayani di gereja saya .
Saya tidak terlalu dekat dengannya
Namun selama Ia memberitakan injil perkataan baik selalu berjalan bersamanya
2.Saya selalau berusaha untuk mengendalikan lidah saya .Namun terkadang tanpa sadar perkataan cabul,menghakimi orang lain,dan menganggap rendah orang lain menosai tubuh saya .Semoga Tuhan Yesus selalu menyertai saya dalam semua situasi hidupku .Amin.
3.Aku akan berusaha untuk diam .Tidak mengeluarkan kata” yang tidak kusadari keluar dari mulutku.Semoga Tuhan Yesus memberi peneguhan terhadap hati dan lidahku semoga berjalan beriringan
Selamat hari Sabtu
Manfaatkan hari-hari di dunia untuk hal yang hanya untuk Tuhan Yesus
Agar kerajaan Allah semakin dipermuliakan.Amin.
Ini saat teduh yg sangat pas nan ngeri nan cocok dgn keadaan saya skrg dmn saya tipikal org negatif, yg Puji Tuhan setelah bertemu pasangan saya yg poaitif, saya sedang dlm prosea menjadi pribadi yg lbih baik dlm kata dan perbuatan. Saat teduh ini seperti menyentil saya.
Jwaban:
1. Sahabat saya – Cinthya
2. Gosip dan kata2 kotor jika kesal/marah
3. Lbih byk membaca/mnonton video yg positif, membangun dan mengedukasi.
1. Pikirkan orang paling rohani yang kamu kenal. Seberapa bisa mereka mengendalikan lidah atau ucapan mereka?
Mereka bisa menguasai Ucapan dan lidah mereka
2. Dalam hal apa lidahmu memiliki kapasitas untuk “menodai seluruh tubuh”? Apakah itu dengan bergosip, melontarkan guyonan cabul, menjadi atasan/pasangan/oposisi yang kasar bicaranya, selalu memberi komentar negatif, atau berbohong?
Berbohong dan kata kasar
3. Bagaimana kamu bisa mempraktikkan sikap yang sebaliknya di sepanjang minggu ini?
Dengan ingat Lidah berkuasa untuk melakukan hal yang baik dan buruk Halelluya amin
1. Pak pdt.yani. begitu besar karena setiap kata yg keluar dr mulut nya selalu memberi hal yg positif, baik di depan mimbar maupun dikehidupan sehari-hari
2.gosip dan berbohong
3. Lebih berhati2 dalam menggunakan lidah, lebih di pikirkan terlebih dahulu apa yg ingin di ucapkan. Ingat akan renungan hari ini
Lidah merupakan bagian tubuh yang tidak terlihat dia terdapat di dalam mulut kita, tetapi jika lidah sudah keluar dari mulut maka ada 2 yang akan terjadi menyakiti perasaan orang lain atau pun menyenangkan orang lain.
Lidah(perkataan) saya seringkali menyakiti orang lain, terkadang pikiran dan hati saya berbeda dengan apa yang saya ucapkan. Yang akhirnya saya sering dijauhi oleh orang-orang.
Saya ingin berubah perlahan-lahan. Saya ingin Yesus membantu saya untuk mengendalikan hati,pikiran dan lidah saya. Kiranya Tuhan mendengar doaku Amin.
Thank God for this verse..amin
tahan jemari ! sebelum berkomentar di sosmed. Pengendalian diri dan jaga hati, karena itu akan menggema balik ke kita (karma)
Sangat terberkati dengan renungan ini, mengajarkan bahwa kita harus bisa menjaga lidah ini, supaya lidah ini menjadi berkat saat berbicara dengan siapa pun.
1.Kak Sepelayanan saya,Dia begitu manis saat menceritakan firman Tuhan kepada Anak-anak Sekolah Minggu. dan sangat Baik dalam mencapaikan sesuatu kepada teman-teman sepelayanannya.dia selalu berkata jujur dan jika ada kata yang menurutnya itu salah dia langsung meminta maaf dgn cara mengucapkan maaf itu berkali-kali.
2.Di saat hati kita sedang kehilangan sukacita maka pada saat mengalami sesutu yang membuat kita jengkel.pastinta lidah tidak bisa di kendalikan dengan baik dan akan membuat orang lain tersakiti akan perkataan tersebut.
3.Dengan cara kita harus menggontrol setiap apa yang kita sampaikan kepada orang lain supaya jgn menyakiti hati mereka.pada saat kita sedang dalam keadaan tidak terkontrol kita harus mendekat pada Tuhan dan serahkan semuanya yang kita alami saat itu.jika sudah ada sukacita dalam hati kita boleh berbicara dengan orang lain
1.Kakek saya yg seorang pendeta dan kebetulan tinggal serumah dengan saya dan orangtua. walaupun bergelar pendeta, terkadang emosi seseorang yang meluap bisa membuat org tersebut sulit mengendalikan kata2nya bhkan kakek sya sendiri walaupun sangat jarang terjadi.
2. saya termasuk org yg berpikir dahulu sebelum bicara. tapi dalam keadaan tertentu, terutama saat sedang larut dalam percakaan(gosip, guyon) kadang sulit mengendalikan lidah jika hati dan pikiran memang sangat brniat melontrkan hal negatif.
3.dengan membaca firman tuhan dan merenungkannya setiap hari dgn sungguh2, saya yakin roh kudus akan menuntun hati&pikiran kita agar terlatih dalam mengendalikan setiap kata2 yg keluar dari lidah kita..
TYM
Saya senang sekali membaca uraian mengenai “API” Dan “Lidah” ini….
Tks PakPdt, GRACE to all of us..