Perubahan Hati
Selasa, 5 Februari 2019
Baca: Bilangan 9:15-23
9:15 Pada hari didirikan Kemah Suci, maka awan itu menutupi Kemah Suci, kemah hukum Allah; dan pada waktu malam sampai pagi awan itu ada di atas Kemah Suci, kelihatan seperti api.
9:16 Demikianlah selalu terjadi: awan itu menutupi Kemah, dan pada waktu malam kelihatan seperti api.
9:17 Dan setiap kali awan itu naik dari atas Kemah, maka orang Israelpun berangkatlah, dan di tempat awan itu diam, di sanalah orang Israel berkemah.
9:18 Atas titah TUHAN orang Israel berangkat dan atas titah TUHAN juga mereka berkemah; selama awan itu diam di atas Kemah Suci, mereka tetap berkemah.
9:19 Apabila awan itu lama tinggal di atas Kemah Suci, maka orang Israel memelihara kewajibannya kepada TUHAN, dan tidaklah mereka berangkat.
9:20 Ada kalanya awan itu hanya tinggal beberapa hari di atas Kemah Suci; maka atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas titah TUHAN juga mereka berangkat.
9:21 Ada kalanya awan itu tinggal dari petang sampai pagi; ketika awan itu naik pada waktu pagi, merekapun berangkatlah; baik pada waktu siang baik pada waktu malam, apabila awan itu naik, merekapun berangkatlah.
9:22 Berapa lamapun juga awan itu diam di atas Kemah Suci, baik dua hari, baik sebulan atau lebih lama, maka orang Israel tetap berkemah dan tidak berangkat; tetapi apabila awan itu naik, barulah mereka berangkat.
9:23 Atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas titah TUHAN juga mereka berangkat; mereka memelihara kewajibannya kepada TUHAN, menurut titah TUHAN dengan perantaraan Musa.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Setiap kali awan itu naik dari atas Kemah, maka orang Israelpun berangkatlah, dan di tempat awan itu diam, di sanalah orang Israel berkemah. —Bilangan 9:17
Menurut Lembaga Sensus AS, orang Amerika pindah rumah rata-rata 11 sampai 12 kali sepanjang hidup mereka. Dalam setahun terakhir, 28 juta orang berkemas, pindah, dan menempati rumah mereka yang baru.
Sepanjang 40 tahun perjalanan Israel di padang gurun, tiang awan tanda kehadiran Allah memimpin seluruh bangsa itu berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain menuju negeri baru yang telah dijanjikan. Perpindahan itu terjadi begitu seringnya hingga tampak lucu. Keluarga demi keluarga dalam jumlah besar berulang kali mengemas dan membongkar barang-barang mereka, serta kemah dan perabotan tabernakel, tempat Allah bertemu dengan Musa dalam tiang awan (lihat Kel. 25:22).
Berabad-abad kemudian, Tuhan Yesus menyatakan makna sejati dari riwayat Israel yang sering berpindah-pindah. Yesus tidak datang dalam bentuk tiang awan, melainkan sebagai pribadi. Ketika berkata, “Mari, ikutlah Aku” (Mat. 4:19), Yesus mulai menunjukkan bahwa yang terpenting dari perpindahan tempat adalah terjadinya perubahan hati. Di hadapan kawan dan lawan yang berkumpul di bawah kaki salib-Nya, Yesus menunjukkan sejauh mana Allah—yang dahulu hadir dalam bentuk tiang awan dan di dalam tabernakel—rela bertindak untuk menyelamatkan kita.
Seperti pindah rumah, perubahan hati juga tidak mudah. Namun, suatu hari nanti, saat kita sudah berdiam di rumah Bapa, kita akan menyadari bahwa Yesus telah memimpin kita di sepanjang jalan hidup ini. —Mart DeHaan
Dalam hal apa saja kamu kesulitan untuk mengikut Tuhan? Bagaimana doa dapat menguatkan iman dan keyakinanmu kepada-Nya?
Tuhan, Engkau tahu kami tidak suka berpindah-pindah, tetapi kami ingin mengikuti Engkau. Tolong kami untuk menaati tuntunan kasih-Mu hari ini.
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 36-38; Matius 23:1-22
.AmiN.
Amin,, terpujilah Tuhan yg boleh menuntun kita dimana pun kita berada. God Bless…
Tuhan senantiasa melawat hidupku.
Amin
Amin ya Tuhanku
Amin
Tuhan, ajarku untuk tak berpaling ke lain hati. Hanya melekat padaMu, Bapa amin.
kasih karuniamu selalu menyertai ku amin
haleluyah amin
saya sangat senang dengan bahan saat teduh dari WarungSateKamu
terimakasih
Amin..Tuhan memberkati!
Amin
Amin
Tuhan aku butuh hikmatMu
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah namaMu skarang dan sampai slamaNya.amin
Amin
Amin
amin.
terimakaaih firmannyà…
Amin
Amin
haleluya.. TUHAN kami mau buka hati kami untuk Engkau.. Biarlah Engkau memerintah dalam hidup kami..
Lembutkanlah hati kami supaya kami mau menaati Firman-Mu dan melakukan kehendak-Mu dengan ketulusan..
Amen