Kabar Baik!
Kamis, 28 Februari 2019
Baca: Mazmur 51:1-9
51:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,51:2 ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.51:3 Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
51:4 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
51:5 Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
51:6 Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.
51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
51:8 Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.
51:9 Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu. —Mazmur 51:3
Saya membaca kisah yang begitu menyentuh dalam sebuah artikel singkat di surat kabar. Setelah mengikuti program pembinaan iman tentang cara mempererat ikatan keluarga, sekelompok narapidana memperoleh kesempatan langka. Mereka diizinkan menerima kunjungan terbuka dari keluarga mereka. Ada sejumlah narapidana yang bertahun-tahun belum pernah bertemu dengan anak-anak mereka. Kali ini, mereka tidak hanya berbicara melalui pembatas kaca, melainkan boleh bersentuhan dan berpelukan dengan keluarga yang mereka kasihi. Air mata pun mengalir ketika hubungan dalam keluarga para narapidana itu bertambah erat dan mengalami pemulihan.
Bagi kebanyakan pembaca, artikel itu hanya cerita biasa. Namun, bagi keluarga-keluarga tersebut, kesempatan untuk saling berpelukan adalah peristiwa yang mengubahkan hidup—bagi sebagian yang lain, hal itu menjadi awal dari pengampunan dan rekonsiliasi.
Pengampunan dosa dan perdamaian yang Allah tawarkan melalui Anak-Nya sesungguhnya lebih dari sekadar fakta dalam iman Kristen. Rekonsiliasi yang diceritakan dalam artikel di atas mengingatkan kita bahwa pengorbanan Yesus merupakan kabar baik, tak hanya bagi dunia, tetapi juga bagi kamu dan saya secara pribadi.
Pada saat kita tertekan oleh rasa bersalah karena pelanggaran yang pernah kita lakukan, kabar baik itu menjadi suatu kepastian yang dapat kita andalkan. Fakta tentang belas kasihan Allah yang tak berkesudahan itu patut kita terima secara pribadi: karena Yesus telah mati bagi kita, kita boleh datang kepada Bapa dalam kondisi suci, “lebih putih dari salju” (Mzm. 51:9). Ketika kita sadar bahwa kita tak layak untuk diampuni, kita dapat berpegang pada satu hal yang selalu bisa diandalkan: kasih setia Allah dan belas kasihan-Nya (ay.3). —Leslie Koh
Bapa, ampuni aku jika aku pernah memandang remeh belas kasih dan cinta-Mu. Terima kasih atas berkat dan hak istimewa yang indah ini, sesuatu yang tak layak kuterima tetapi yang Engkau berikan secara cuma-cuma.
Pengampunan adalah kabar baik yang luar biasa bagi setiap orang!
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 20-22; Markus 7:1-13
.AmiN.
amin.
Amin, tks Yesus.
Amin
terimakasih Tuhan.
amin
amin haleluyah
amin.
Amin..Tuhan memberkati!
kasihilah aku Yesus
Amin
Amin
Amin
Amin
Amen