Orang Baik dari Berbagai Bangsa
Minggu, 27 Januari 2019
Baca: Ester 4:5-14
4:5 Maka Ester memanggil Hatah, salah seorang sida-sida raja yang ditetapkan baginda melayani dia, lalu memberi perintah kepadanya menanyakan Mordekhai untuk mengetahui apa artinya dan apa sebabnya hal itu.
4:6 Lalu keluarlah Hatah mendapatkan Mordekhai di lapangan kota yang di depan pintu gerbang istana raja,
4:7 dan Mordekhai menceritakan kepadanya segala yang dialaminya, serta berapa banyaknya perak yang dijanjikan oleh Haman akan ditimbang untuk perbendaharaan raja sebagai harga pembinasaan orang Yahudi.
4:8 Juga salinan surat undang-undang, yang dikeluarkan di Susan untuk memunahkan mereka itu, diserahkannya kepada Hatah, supaya diperlihatkan dan diberitahukan kepada Ester. Lagipula Hatah disuruh menyampaikan pesan kepada Ester, supaya pergi menghadap raja untuk memohon karunianya dan untuk membela bangsanya di hadapan baginda.
4:9 Lalu masuklah Hatah dan menyampaikan perkataan Mordekhai kepada Ester.
4:10 Akan tetapi Ester menyuruh Hatah memberitahukan kepada Mordekhai:
4:11 “Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja.”
4:12 Ketika disampaikan orang perkataan Ester itu kepada Mordekhai,
4:13 maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: “Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi.
4:14 Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu. —Ester 4:14
Di Yad Vashem, Museum Peringatan Holocaust di Yerusalem, saya dan suami mengunjungi taman Orang Baik dari Berbagai Bangsa, yang dibangun untuk menghormati mereka yang mempertaruhkan nyawa dalam menyelamatkan orang Yahudi selama peristiwa Holocaust. Di sana, kami bertemu sekelompok orang dari Belanda. Seorang wanita dari rombongan itu datang untuk melihat nama kakek dan neneknya yang tercantum pada plakat besar. Karena penasaran, kami pun bertanya tentang kisah keluarganya.
Kakek nenek wanita itu—Pdt. Pieter dan Adriana Müller—adalah anggota jaringan perlawanan yang mengadopsi seorang anak laki-laki Yahudi berumur dua tahun menjadi putra bungsu mereka pada tahun 1943-1945.
Tersentuh oleh ceritanya, kami lalu bertanya, “Apakah anak itu selamat?” Seorang pria yang lebih tua dalam rombongan tadi menyahut, “Sayalah anak itu!”
Keberanian banyak orang untuk menyelamatkan orang Yahudi itu mengingatkan saya pada Ratu Ester. Ia mungkin sempat berpikir bisa lolos dari keputusan Raja Ahasyweros untuk memusnahkan orang Yahudi pada sekitar tahun 475 sm karena ia berhasil menyembunyikan asal-usulnya. Namun, Ester akhirnya tergerak untuk bertindak—meski risikonya mati—ketika sepupunya memohon agar Ester tidak mengabaikan asal-usulnya sebagai orang Yahudi, sebab ia ditempatkan pada posisinya sebagai ratu “justru untuk saat yang seperti ini” (Est. 4:14).
Kita mungkin belum pernah didesak membuat keputusan hidup-mati seperti itu. Namun, adakalanya kita menghadapi pilihan untuk menentang ketidakadilan atau tetap diam; untuk membantu seseorang yang mengalami kesulitan atau menutup mata. Kiranya Allah memberi kita keberanian melakukan yang benar. —Lisa Samra
Bapa, terima kasih atas kasih-Mu bagi orang yang tertindas dan tak berdaya. Tolong kami untuk peka pada tuntunan-Mu agar tahu kapan harus bertindak.
Adakah orang-orang yang perlu kamu bela? Mintalah Allah untuk memberimu keberanian bertindak pada waktu yang tepat.
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 16-18; Matius 18:1-20
Amin, tks Tuhan.
Amin
Amin
haleluyah amin
Amen
GBu n fam
Amin. .Tuhan memberkati!
Ajar kami ya Tuhan. amin
Amen