3 Kebenaran yang Menolongku Menghadapi Tantangan Hidup

Oleh Cassandra Yeo
Artikel asli dalam bahasa Inggris: 3 Truths To Cling To When You’re Hit With Challenges
Artikel ini diterjemahkan oleh Arie Yanuardi

Ketika menghadapi tantangan dalam kehidupan, kita sering berharap agar situasi yang kita hadapi berubah menjadi lebih baik. Aku sering berharap demikian dan mendoakannya pada Tuhan. Aku berharap Tuhan campur tangan dan memberikanku jalan keluar di tengah momen-momen hidupku yang terasa berat.

Tetapi, ketika jawaban atas doa-doaku tidak kunjung datang, atau rasanya seperti tidak dijawab, aku pun bergumul dengan ketidakpastian. Dalam situasi tersebut, teman-teman yang biasanya mendukungku pun tak tahu apa yang harus mereka katakan untuk menghiburku. Keraguanku dan ketiadaan dukungan dari orang lain membuat aku mulai meragukan kebaikan Tuhan.

Meski begitu, di saat aku mulai meragukan-Nya, Tuhan tetap memeliharaku dengan cara-Nya yang tidak kuduga. Tuhan menggunakan kesulitan-kesulitan dalam hidupku untuk mengajariku tentang sifat-Nya yang tidak pernah berubah di tengah kondisi kehidupan kita yang senantiasa berubah.

Ketika aku menghadapi tantangan hidup, inilah tiga kebenaran yang kuingat:

1. Ingat bahwa Tuhan tetap memegang kendali

Ketika aku bergumul dengan kehilangan atau amarah, aku teringat akan tokoh-tokoh dalam Alkitab yang juga pernah melewati masa-masa krisis dalam hidupnya. Rut, Yusuf, dan Paulus, mereka adalah orang-orang yang pernah menghadapi kehilangan. Meski begitu, respons mereka sangatlah berbeda. Mereka tidak merespons seperti apa yang orang kebanyakan lakukan.

Ketika suaminya meninggal, Rut menjadi seorang janda yang tidak dikaruniai anak. Rut lalu memilih untuk mengikut ibu mertuanya, hidup di negeri yang asing, dan dia pun mengikut Tuhan (Rut 1:16). Yusuf memilih untuk menunjukkan kemurahan hatinya kepada saudara-saudaranya, meskipun dulu dia pernah diperlakukan dengan jahat. Yusuf tahu bahwa Tuhan sedang merenda kebaikan di balik ketidakadilan yang pernah dia alami (Kejadian 50:19-20). Paulus melanjutkan pelayanannya meskipun dia menghadapi penganiayaan karena dia tahu bahwa apa yang dikerjakannya akan menolong banyak orang datang kepada Kristus. Dalam setiap situasi sulit tersebut, Tuhan bekerja untuk mendatangkan kebaikan. Dari garis keturunan Rut, lahir raja Israel. Dari kegigihan Paulus, Injil tersebar ke banyak tempat. Dan, dari kebaikan Yusuf, saudara-saudaranya dapat bertahan hidup.

Ketika kesulitan melanda, tokoh-tokoh dalam Alkitab tersebut mengingatkan kita bahwa Tuhan tetap memegang kendali, dan Tuhan tetap berlaku baik. Aku perlu mengucap syukur atas pekerjaan tangan-Nya dalam hidupku, meskipun aku tidak selalu bisa melihat hasilnya. Dalam masa-masa sulit, seringkali aku pergi menemui teman-teman dan kelompok yang kupercaya, menceritakan pergumulanku, untuk kemudian tetap bersyukur dan mengingat kebaikan Tuhan.

2. Ingatlah bahwa di tengah keraguan kita, Tuhan dapat dipercaya

Sejak aku belum lulus kuliah, aku sudah berusaha mencari pekerjaan, bahkan di saat teman-temanku yang lain belum melakukannya. Tapi, pencarian kerja yang kupikir hanya akan berlangsung sebulan, berubah menjadi delapan bulan. Dalam setiap wawancara yang kulakukan, aku berdoa memohon pada Tuhan agar aku diterima. Tapi, kenyataannya aku kembali gagal.

Meskipun masa-masa itu terasa sulit, namun aku dapat melihat Tuhan bekerja. Aku diterima bekerja part-time sehingga aku mampu mendapatkan uang dan melatih diriku supaya aku bisa mendapatkan pekerjaan sepenuh waktu. Proses pencarian, doa, dan penantian kerja inilah yang mengajariku untuk gigih, rendah hati, dan bersukacita di tengah-tengah kondisi yang seolah tidak akan memberiku hasil. Dan, relasiku dengan Tuhan pun bertumbuh. Lambat laun aku mulai mempercayai Sang Pemberi itu sendiri, alih-alih hanya menantikan pemberian-Nya saja.

Setelah pencarian yang panjang, akhirnya Tuhan menunjukkan pintu yang terbuka. Aku mungkin tidak mendapatkan pekerjaan sama persis seperti apa yang kucari dan kuharapkan, tapi itu masih selaras dengan apa yang kucari. Di akhir Desember, aku pun memulai perjalanan karierku di sana. Pengalaman ini telah melatihku untuk percaya pada Tuhan di tengah keraguanku. Pencarian kerjaku tak lagi menjadi pencarian yang didasari atas kriteria-kriteria pribadiku, melainkan berdasar atas apa yang Tuhan rencanakan bagiku.

3. Ingatlah bahwa nilai diri kita yang sejati hanya ditemukan dalam Kristus

Selama kuliah, aku aktif melayani Tuhan di persekutuan dan gereja. Namun, sepanjang perjalanan itu aku menghadapi tantangan. Nenek dan seorang teman dekatku meninggal dunia pada waktu yang tidak tepat. Aku merasa kehilangan dan menganggap diriku tak berarti lagi tanpa kehadiran mereka. Nilai-nilaiku pun ikut turun meskipun aku sudah berusaha keras belajar. Aku merasa perjuanganku selanjutnya seperti pergumulan yang tiada berujung. Apalagi ketika aku melihat teman-temanku seolah lancar-lancar saja menjalani kuliahnya dan dengan mudahnya mendapatkan prestasi akademis yang kudambakan.

Ketika pilar-pilar yang menentukan nilai diriku—nilai akademis dan pertemanan—diambil dariku, aku perlu menguji apakah aku menentukan nilai diriku atas apa yang kumiliki, atau itu semua ditentukan dari bagaimana cara Tuhan melihatku.

Meskipun aku merasa keadaanku sangat sulit, Tuhan memberikan jalan keluar untukku di akhir semester. Pada hari ketika aku diwisuda, aku melihat kembali perjalanan hidupku di belakang dan aku tahu bahwa pencapaian terbesarku bukanlah keberhasilan akademis, melainkan sebuah pelajaran di mana seharusnya nilai diriku berada. Aku dapat membagikan kisah pergumulanku kepada orang lain yang juga pernah mengalami tantangan serupa, dan inilah yang Tuhan pakai untuk menguatkan mereka.

Semua pengalaman yang kutulis adalah tantangan yang kuhadapi dalam hidupku, yang terasa pahit ketika aku menjalaninya. Tetapi, aku belajar untuk melihat bahwa pengalaman-pengalaman pahit dapat dijadikan kesempatan untuk berjalan lebih dekat lagi dengan Tuhan, dan untuk mengerti tujuan dan kebaikan-Nya di tengah kesulitan-kesulitan yang kuhadapi. Aku menantangmu hari ini untuk melihat tantangan-tantangan hidup yang kalian miliki dan untuk belajar bahwa di balik tantangan tersebut, Tuhan dapat mengubah semuanya menjadi indah pada waktu-Nya (Pengkhotbah 3:11).

Baca Juga:

Jangan Membuat Resolusi

Ada banyak orang yang sering membuat resolusi di awal tahun yang baru. Aku salah satunya. Tapi, tahun ini aku tidak melakukannya. Mengapa?

Bagikan Konten Ini
8 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *