Hari Selamat Tinggal

Jumat, 28 Desember 2018

Hari Selamat Tinggal

Baca: Mazmur 103:1-12

103:1 Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!

103:2 Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!

103:3 Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,

103:4 Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,

103:5 Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

103:6 TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.

103:7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

103:8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.

103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,

103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;

103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.

 

Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. —Mazmur 103:12

Hari Selamat Tinggal

Sejak 2006, sekelompok orang merayakan tradisi unik pada Tahun Baru yang disebut Hari Selamat Tinggal. Dalam perayaan yang didasarkan pada tradisi dari Amerika Latin itu, orang menuliskan kenangan buruk, peristiwa memalukan, dan hal-hal negatif lainnya dari tahun yang akan berlalu, kemudian melemparnya ke mesin penghancur kertas yang besar. Ada juga yang menghancurkan dengan palu barang-barang yang ingin mereka singkirkan sebagai tanda selamat tinggal kepada masa lalu.

Lebih dari sekadar ucapan selamat tinggal kepada kenangan tak menyenangkan, Mazmur 103 mengingatkan bahwa Allah mengucapkan selamat tinggal kepada dosa-dosa kita. Untuk mengungkapkan kasih Allah yang teramat besar bagi umat-Nya, sang pemazmur menggambarkannya dengan kiasan. Ia membandingkan besarnya kasih setia Allah dengan jarak antara langit dan bumi (ay.11). Pengampunan-Nya digambarkan dengan ukuran ruang, yaitu Tuhan telah menyingkirkan dosa umat-Nya begitu rupa hingga jaraknya sejauh tempat matahari terbit dari tempat matahari terbenam (ay.12). Pemazmur memberitahukan kita bahwa kasih serta pengampunan-Nya tak terbatas dan utuh. Allah membebaskan umat-Nya dari jerat pelanggaran mereka dengan pengampunan penuh.

Sungguh kabar baik! Kita tak perlu menunggu sampai Tahun Baru untuk merayakan Hari Selamat Tinggal. Melalui iman kepada Yesus, ketika kita mengakui dan meninggalkan dosa-dosa kita, Dia mengucapkan selamat tinggal kepada dosa kita dan melemparkannya ke dasar laut. Hari ini, ucapkanlah selamat tinggal kepada dosa-dosamu! —Marvin Williams

Terima kasih, Bapa, karena Engkau telah membebaskanku dari dosa.

Dosa apa yang perlu kamu tinggalkan? Bagaimana perasaanmu saat tahu bahwa Allah melupakan dosamu sepenuhnya dan untuk selamanya?

Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 5-8; Wahyu 19

Bagikan Konten Ini
23 replies
  1. Aren Siahaan
    Aren Siahaan says:

    Amin,, selamat tinggal buat dosa2 kita dan kita menjadi manusia baru di hadapan Tuhan. God Bless…

  2. Gledis oktavia lanti
    Gledis oktavia lanti says:

    terimakasih sangat memberkati… saya jujur saya masih teringat dan masih terbayang2 dengan dosa masa muda saya… tapi sekarang saya tau bahwa Tuhan telah mengampuni saya… tugas saya adalah tetap hidup taat dan lakukan apa maunya Tuhan…

  3. Elisabet Christy
    Elisabet Christy says:

    Dosa menyakiti hati Tuhan dengan melakukan, mengatakan, memimikirkan hal hal yang tidak sesuai dengan firman Tuhan, trrimakasiah Tuhan atas oengampunanaMU dalam hidupku

  4. Irma munthe
    Irma munthe says:

    Amin
    TUHAN YESUS Memberkati
    Biarlah dosa menjadi musuh terbesar kita
    Dan bukan menjadi gaya hidup

  5. Yudi
    Yudi says:

    bertahun2 ingin terlepas dari dosa pornografi dan suicidal though, tapi susah sekali rasanya, ingin sekali merasakan yang namanya ‘melupakan dosa sepenuhnya’

  6. Joko Subianto
    Joko Subianto says:

    Bagaimana jika manusia memperingati Hari tidak jatuh ke dalam dosa yg sama berulang-ulang. Menurut saya, hari itu jauh lebih baik diperingati, karena kalau hari selamat tinggal pasti ada kemungkinan dosa itu dibuat berulang-ulang karena diperingati setiap tahun, sungguh sedih juga ketika Tuhan berulang-ulang tebus dosa manusia. Apakah kalian tega, membuat Tuhan Yesus berkali-kali disalibkan? atau kata-kata cinta Yesus, mengasihi Yesus hanya ada di bibir saja tapi ketika dosa mengoda lebih memilih jatuh ke dalam dosa. Mungkin, karena obat itu pahit, hidup menuruti Tuhan tidak asik. Hidup dengan gemerlap dunia serta dosanya lebih asik. Bukankah begitu? Lalu untuk apa hari selamat tinggal dibuat jika dosa itu lebih menarik? sebaiknya bertobat total dulu, percuma buat hari macam-macam jika hati manusia masih milik dunia. Terima Kasih

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *