Tuhan atas Masa Hidup Kita

Kamis, 29 November 2018

Tuhan atas Masa Hidup Kita

Baca: 2 Raja-Raja 8:1-6

8:1 Elisa telah berbicara kepada perempuan yang anaknya dihidupkannya kembali, katanya: “Berkemaslah dan pergilah bersama-sama dengan keluargamu, dan tinggallah di mana saja engkau dapat menetap sebagai pendatang, sebab TUHAN telah mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini tujuh tahun lamanya.”

8:2 Lalu berkemaslah perempuan itu dan dilakukannyalah seperti perkataan abdi Allah itu. Ia pergi bersama-sama dengan keluarganya, lalu tinggal menetap sebagai pendatang di negeri orang Filistin tujuh tahun lamanya.

8:3 Dan setelah lewat ketujuh tahun itu, pulanglah perempuan itu dari negeri orang Filistin. Kemudian ia pergi mengadukan perihal rumahnya dan ladangnya kepada raja.

8:4 Raja sedang berbicara kepada Gehazi, bujang abdi Allah itu, katanya: “Cobalah ceritakan kepadaku tentang segala perbuatan besar yang dilakukan Elisa.”

8:5 Sedang ia menceritakan kepada raja tentang Elisa menghidupkan anak yang sudah mati itu, tampaklah perempuan yang anaknya dihidupkan itu datang mengadukan perihal rumahnya dan ladangnya kepada raja. Lalu berkatalah Gehazi: “Ya tuanku raja! Inilah perempuan itu dan inilah anaknya yang dihidupkan Elisa.”

8:6 Lalu raja bertanya-tanya, dan perempuan itu menceritakan semuanya kepadanya. Kemudian raja menugaskan seorang pegawai istana menyertai perempuan itu dengan pesan: “Pulangkanlah segala miliknya dan segala hasil ladang itu sejak ia meninggalkan negeri ini sampai sekarang.”

Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya. —Amsal 16:9

Tuhan atas Masa Hidup Kita

Belum lama ini saya mengerjakan proyek konstruksi di rumah putra saya yang berjarak tempuh tiga jam dari rumah saya. Pekerjaan itu memakan waktu berhari-hari, lebih lama daripada yang direncanakan, dan tiap pagi saya berdoa agar bisa menyelesaikan pekerjaan saat matahari terbenam. Namun, tiap malam selalu saja ada pekerjaan yang harus dilakukan.

Saya bertanya-tanya. Mengapa pekerjaan itu bisa terus tertunda? Jawaban datang pada pagi berikutnya. Saya baru mau mulai bekerja saat telepon berdering dan ada suara mengatakan: “Putri kamu tertimpa kecelakaan. Kamu perlu datang segera.”

Putri saya tinggal di dekat rumah putra saya, dan hanya butuh 14 menit untuk tiba di rumahnya. Jika saya ada di rumah sendiri, saya pasti memerlukan tiga jam perjalanan. Saya mengikuti ambulans ke rumah sakit dan menenangkan putri saya sebelum operasi. Saat saya duduk memegang tangannya, saya menyadari bahwa jika proyek saya tidak tertunda, saya tidak akan bisa menemani putri saya.

Masa-masa hidup kita dimiliki oleh Allah. Itulah yang dialami perempuan yang anaknya telah dibangkitkan Allah melalui Nabi Elisa (2Raj. 4:18-37). Perempuan itu meninggalkan kotanya karena wabah kelaparan dan pulang bertahun-tahun kemudian untuk memohon kepada raja agar dapat memperoleh kembali tanahnya. Tepat pada waktu raja sedang berbicara dengan Gehazi, hamba sang nabi, “tentang Elisa menghidupkan anak yang sudah mati itu, tampaklah perempuan yang anaknya dihidupkan itu datang” (8:5). Permohonannya dikabulkan.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang, tetapi Allah yang penuh rahmat bisa memakai situasi apa saja untuk kebaikan. Kiranya Allah memampukan kita berjalan bersama-Nya dengan penuh pengharapan akan kehendak-Nya bagi kita hari ini. —James Banks

Tuhan, terima kasih atas hidup yang Engkau karuniakan kepadaku. Tolonglah aku untuk menjadi hamba-Mu yang setia.

Hidup kita jauh lebih baik di tangan Allah daripada di tangan kita sendiri.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 35-36; 2 Petrus 1

Bagikan Konten Ini
30 replies
  1. Isaac Jonathan Panggabean
    Isaac Jonathan Panggabean says:

    Kita tidak tahun keadaan akan hari esok, yang kita tahu dan imani, Tuhan selalu menyertai kita, Amin!

  2. Patrecia Angraini Simatupang
    Patrecia Angraini Simatupang says:

    tetapi Allah yang penuh rahmat bisa memakai situasi apa saja untuk kebaikan dlm hidup kita.

  3. ERICK
    ERICK says:

    Tuhan, terima kasih atas hidup yang Engkau karuniakan kepadaku. Tolonglah aku untuk menjadi hamba-Mu yang setia.

  4. susi
    susi says:

    benar klo hidup kita d tangan Tuhan,
    percayalh pabila kita jatuh tdk akn smpe tergletak. Haleluya, Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *