Selalu Diterima

Sabtu, 20 Oktober 2018

Selalu Diterima

Baca: Lukas 19:1-10

19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.

19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.

19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.

19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”

19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.”

19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”

19:9 Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.

19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. —Lukas 19:10

Selalu Diterima

Setelah bertahun-tahun bergumul dengan studinya, Angie akhirnya dipindahkan oleh orangtuanya dari sekolah dasarnya yang elite ke sekolah “normal”. Di dunia pendidikan Singapura yang sangat kompetitif, ketika prospek masa depan seseorang dapat meningkat dengan menjadi siswa di sekolah yang “bagus”, banyak orang akan melihat pengalaman Angie itu sebagai suatu kegagalan.

Orangtua Angie merasa kecewa, dan Angie sendiri juga merasa seolah-olah direndahkan. Namun, tidak lama setelah bergabung dengan sekolah barunya, anak perempuan berusia sembilan tahun itu baru menyadari apa artinya berada di suatu kelas yang isinya murid kebanyakan. “Mami, aku senang di sini,” katanya. “Aku bisa diterima teman-temanku!”

Sikapnya mengingatkan saya pada kegembiraan yang pasti dirasakan Zakhaeus, si pemungut cukai, ketika Yesus berencana menumpang di rumahnya (Luk. 19:5). Kristus mau makan bersama orang-orang yang menyadari keberdosaan dan ketidaklayakan mereka dalam menerima kasih karunia Allah (ay.10). Setelah menemukan kita—dan mengasihi kita—apa adanya, Yesus berjanji akan menyempurnakan kita melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Kita akan disempurnakan semata-mata oleh anugerah-Nya.

Saya sendiri terus-menerus bergumul dalam perjalanan iman saya, karena menyadari bahwa hidup saya jauh dari rancangan Allah yang sempurna. Alangkah terhiburnya hati ini saat mengetahui bahwa kita selalu diterima oleh-Nya, karena Roh Kudus senantiasa bekerja untuk membentuk kita semakin serupa dengan Yesus. —Leslie Koh

Ya Bapa, terima kasih karena Engkau telah mengasihiku apa adanya, dan menjadikanku sempurna melalui pengorbanan Anak-Mu. Ajarlah aku untuk bersedia diperbarui oleh-Mu setiap hari.

Kita tidak sempurna, tetapi kita dikasihi.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 59-61; 2 Tesalonika 3

Bagikan Konten Ini
33 replies
  1. Rebeca Norcaline
    Rebeca Norcaline says:

    terimakasih Tuhan engkau telah menerimaku dan mengasihi ku yang berdosa ini bahkan engkau telah berkorban untuk menyelamatkan ku. Ajarku untuk bersedia di perbaharuiMu setiap hari Tuhan ????

  2. ERICK
    ERICK says:

    Ya Bapa, terima kasih karena Engkau telah mengasihiku apa adanya, dan menjadikanku sempurna melalui pengorbanan Anak-Mu. Ajarlah aku untuk bersedia diperbarui oleh-Mu setiap hari.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *