Duri yang Menusuk

Kamis, 18 Oktober 2018

Duri yang Menusuk

Baca: Yesaya 53:1-6

53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?

53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.

53:3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.

53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, . . . dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. —Yesaya 53:5

Duri yang Menusuk

Sebuah duri menusuk jari telunjuk saya dan membuatnya berdarah. Saya berteriak dan mengaduh, lalu menarik tangan saya dengan cepat. Namun, hal itu tidak seharusnya mengejutkan saya karena saya sedang memangkas semak berduri tanpa memakai sarung tangan.

Rasa sakit yang menjalar di jari saya—dan darah yang menetes—menandakan bahwa saya harus segera mencari pertolongan pertama. Sambil mencari perban, saya tiba-tiba teringat tentang Tuhan Yesus, Juruselamat saya. Para prajurit memaksa Yesus mengenakan mahkota duri di atas kepala-Nya (Yoh. 19:1-3). Jika satu duri saja sudah begitu menyakitkan seperti ini, entah sehebat apa penderitaan yang ditimbulkan oleh mahkota yang penuh duri itu? Itu pun hanya sebagian kecil dari penderitaan fisik yang dialami-Nya. Cambuk mencabik punggung-Nya. Paku menembus pergelangan tangan dan kaki-Nya. Tombak menusuk lambung-Nya.

Selain itu, Yesus juga menanggung penderitaan rohani. Yesaya 53:5 berkata, “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya.” Kata “keselamatan” yang disebutkan oleh Yesaya itu berbicara tentang pengampunan. Yesus memberi diri-Nya ditikam—dengan tombak, paku, dan mahkota duri—demi mendamaikan kita kepada Allah. Pengorbanan-Nya, yakni kerelaan-Nya untuk mati menggantikan kita, membuka jalan bagi kita untuk berhubungan kembali dengan Allah Bapa. Yesus melakukannya, seperti yang tertulis di Alkitab, bagimu, bagi saya. —Adam Holz

Bapa, aku tak bisa membayangkan besarnya derita yang harus dialami Anak-Mu demi menghapus dosaku. Terima kasih karena Engkau telah mengutus-Nya bagiku, untuk ditikam karena dosaku sehingga aku bisa menjalin kembali hubungan dengan-Mu.

Yesus memberi diri-Nya ditikam—dengan tombak, paku, dan mahkota duri—demi mendamaikan kita kepada Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 53-55; 2 Tesalonika 1

Bagikan Konten Ini
45 replies
  1. samuel predika
    samuel predika says:

    Hanya Tuhan Yesus yg mampu mengampuni kita.Rela mati untuk kita.Sungguh besar kasih setia mu Tuhan disepanjang hidupku…aku percaya Tuhan engkau juru slamat hidupku.god bless

  2. Farieda Angellya
    Farieda Angellya says:

    Tiba-tiba teringat betapa besar pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Kita sebagai umat yg sudah ditebus oleh darahNya patutlah kita untuk tidak berbuat dosa lagi.

  3. ERICK
    ERICK says:

    Bapa, aku tak bisa membayangkan besarnya derita yang harus dialami Anak-Mu demi menghapus dosaku. Terima kasih karena Engkau telah mengutus-Nya bagiku, untuk ditikam karena dosaku sehingga aku bisa menjalin kembali hubungan dengan-Mu.

  4. ronald
    ronald says:

    Terimakasih Bapa buat anugrahMu bagi kami, dan pengorbananMu Yesus di kayu salib sungguh sangat berarti bagi hidup kami, Terpujilah namaMu kekal sampai selama2nya,amin

  5. Dessy Zhang
    Dessy Zhang says:

    terimakasih bapa, engkau sungguh baik, ku mengucapkan syukur kepadamu yesus, bapa engkau selalu tepati janjimu. tdk prnh ku lupa dahulu engkau datang ke dalam mimpiku, di saat aku blm mengenalmu, terimakasih yesus atas kasihmu, ajariku tuk selalu mencari wajahmu. amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *