Doa dan Gergaji Listrik

Rabu, 17 Oktober 2018

Doa dan Gergaji Listrik

Baca: Nehemia 1

1:1 Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh, ketika aku ada di puri Susan,

1:2 datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan dan tentang Yerusalem.

1:3 Kata mereka kepadaku: “Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar.”

1:4 Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,

1:5 kataku: “Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya,

1:6 berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa.

1:7 Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak mengikuti perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu.

1:8 Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa.

1:9 Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-Ku serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana.

1:10 Bukankah mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan tangan-Mu yang kuat?

1:11 Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.” Ketika itu aku ini juru minuman raja.

Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini. —Nehemia 1:11

Doa dan Gergaji Listrik

Saya mengagumi semangat gagah berani bibi saya, Gladys, meskipun terkadang semangatnya itu membuat saya khawatir. Kekhawatiran saya muncul lewat kabar yang ia kirim melalui e-mail: “Kemarin aku baru saja menebang pohon walnut dengan gergaji listrik.”

Bagaimana saya tidak mengkhawatirkan bibi saya? Ia sudah berumur 76 tahun! Pohon itu tumbuh besar di halaman belakang rumahnya. Ketika akar pohon itu mulai menembus beton rumahnya, ia tahu pohon itu perlu disingkirkan. Namun, bibi saya juga berkata, “Aku selalu berdoa sebelum melakukan pekerjaan seperti itu.”

Ketika melayani sebagai juru minuman bagi raja Persia pada masa pembuangan Israel, Nehemia menerima kabar tentang umat Israel yang telah kembali ke Yerusalem. Ia mendengar tentang suatu masalah yang harus ditangani. “Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar” (Neh. 1:3). Tembok perlindungan yang roboh akan membuat mereka rawan terhadap serangan musuh. Nehemia berbelas kasihan kepada bangsanya dan ingin melibatkan diri dalam pembangunan tembok itu. Namun, pertama-tama ia memutuskan untuk berdoa, apalagi karena seorang raja baru telah mengirimkan surat untuk menghentikan upaya pembangunan di Yerusalem (lihat Ezra 4). Nehemia terlebih dahulu mendoakan bangsanya (Neh. 1:5-10), kemudian meminta pertolongan Allah sebelum mengajukan permintaan kepada raja untuk mengizinkannya pergi ke Yerusalem (ay.11).

Apakah doa menjadi respons pertamamu? Doa selalu menjadi cara terbaik untuk menghadapi tugas atau tantangan apa pun dalam hidup kita. —Linda Washington

Bapa, Roh Kudus-Mu mengingatkan kami untuk terlebih dahulu berdoa sebelum melakukan segala sesuatu. Hari ini, kami akan berdoa saat diingatkan oleh Roh-Mu.

Jadikan doa sebagai prioritas pertama, bukan pilihan terakhir.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 50-52; 1 Tesalonika 5

Artikel Terkait:

Sia-Siakah Pergumulanku?

Bagikan Konten Ini
31 replies
  1. ERICK
    ERICK says:

    Bapa, Roh Kudus-Mu mengingatkan kami untuk terlebih dahulu berdoa sebelum melakukan segala sesuatu. Hari ini, kami akan berdoa saat diingatkan oleh Roh-Mu.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *