Apa Adanya dengan Allah

Sabtu, 8 September 2018

Apa Adanya dengan Allah

Baca: 1 Petrus 5:6-10

5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

5:9 Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

5:10 Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. —1 Petrus 5:7

Apa Adanya dengan Allah

Aku menundukkan kepala, menutup mata, melipat tangan, dan mulai berdoa. “Tuhan terkasih, hari ini aku datang kepada-Mu sebagai anak-Mu. Aku menyadari kuasa dan kebaikan-Mu . . .” Tiba-tiba, mata saya terbuka. Saya teringat anak saya belum menyelesaikan proyek pelajaran sejarahnya yang harus dikumpulkan besok. Saya ingat ia punya janji bermain basket sepulang sekolah, dan saya membayangkan bagaimana ia harus terjaga sampai tengah malam untuk menyelesaikan tugas sekolahnya. Saya pun khawatir ia akan kelelahan dan membuatnya rentan terkena flu!

Dalam buku The Screwtape Letters, C. S. Lewis menuliskan tentang gangguan-gangguan yang kita jumpai saat berdoa. Ia menyebutkan bahwa ketika pikiran kita mengembara, kita cenderung menggunakan kekuatan tekad kita untuk membawa diri kita kembali pada maksud doa kita. Namun, Lewis menyimpulkan bahwa lebih baik kita menerima “gangguan-gangguan itu sebagai masalah yang sedang [kita] hadapi dan [menyerahkan] semua itu kepada [Allah] dan menjadikannya sebagai pokok doa [kita] yang utama.”

Kekhawatiran yang berkepanjangan atau bahkan pikiran berdosa yang mengusik doa kita dapat menjadi fokus utama dari perbincangan kita dengan Allah. Allah mau, saat kita berbincang dengan-Nya, kita bersikap apa adanya dan membuka diri dengan menyatakan segala keprihatinan, ketakutan, dan pergumulan kita yang terdalam. Dia tidak akan terkejut dengan apa pun yang kita katakan. Perhatian yang ditunjukkan-Nya kepada kita sama seperti perhatian yang kita terima dari seorang sahabat. Itulah mengapa kita didorong untuk menyerahkan segala kekhawatiran dan keprihatinan kita kepada Allah—karena Dia mempedulikan dan memelihara kita (1Ptr. 5:7). —Jennifer Benson Schuldt

Allah terkasih, Engkau tahu apa yang kupikirkan hari ini. Mampukan aku untuk mengalami damai sejahtera saat aku menceritakan keluh kesahku kepada-Mu.

Gangguan seharusnya tidak membuyarkan doa-doa kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 3-5; 2 Korintus 1

Artikel Terkait:

Doa yang Sulit

Bagikan Konten Ini
42 replies
  1. Titi Sandra
    Titi Sandra says:

    Ajar kami yah bapa agar kami bisa lebih dekat denganmu sepanjang masa :’) dan mentaati firman2mu…

  2. Gracia Karunia I
    Gracia Karunia I says:

    Puji Tuhan, ada firman yg semakin mengarahkan saya pada hal yang positif terlebih didalam Kebenaran-Nya

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *