Sahabatku yang Terkasih

Jumat, 3 Agustus 2018

Sahabatku yang Terkasih

Baca: 3 Yohanes

1:1 Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran.

1:2 Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.

1:3 Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran.

1:4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.

1:5 Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing.

1:6 Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah.

1:7 Sebab karena nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima sesuatupun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah.

1:8 Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran.

1:9 Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami.

1:10 Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.

1:11 Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah.

1:12 Tentang Demetrius semua orang memberi kesaksian yang baik, malah kebenaran sendiri memberi kesaksian yang demikian. Dan kami juga memberi kesaksian yang baik tentang dia, dan engkau tahu, bahwa kesaksian kami adalah benar.

1:13 Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu, tetapi aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta dan pena.

1:14 Aku harap segera berjumpa dengan engkau dan berbicara berhadapan muka.1:15 Damai sejahtera menyertai engkau! Salam dari sahabat-sahabatmu. Sampaikanlah salamku kepada sahabat-sahabat satu per satu.

Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran. —3 Yohanes 1:1

Sahabatku yang Terkasih

Yang dilakukan oleh Rasul Yohanes kepada sahabatnya, Gayus, di abad pertama merupakan seni yang nyaris punah di abad ke-21 sekarang ini. Yohanes menulis surat kepada Gayus.

Catherine Field, seorang penulis untuk surat kabar The New York Times, pernah berkata, “Menulis surat adalah salah satu seni paling kuno yang kita miliki. Mendengar kata surat, pikiran kita langsung tertuju kepada Paulus dari Tarsus.” Selain Paulus, kita juga dapat menambahkan nama Rasul Yohanes di sana.

Dalam suratnya kepada Gayus, Yohanes mengucapkan harapan bagi kesehatan jasmani dan rohani Gayus, menaikkan ucapan syukur atas kesetiaannya, dan memuji kasihnya kepada jemaat Tuhan. Yohanes juga berbicara tentang sebuah masalah dalam gereja dan berjanji akan mengurusnya nanti secara pribadi. Selain itu, Yohanes menulis tentang pentingnya seseorang berbuat baik bagi kemuliaan Allah. Secara umum, sang rasul menulis surat yang sangat menguatkan sekaligus penuh tantangan bagi sahabatnya.

Komunikasi digital mungkin membuat seni menulis surat di atas kertas makin pudar, tetapi itu tidak harus membuat kita berhenti berusaha menguatkan orang lain. Paulus menulis surat di atas perkamen untuk menguatkan jemaat-jemaat, dan kita pun dapat menguatkan orang lain dengan beragam cara yang tersedia bagi kita. Kuncinya bukanlah pada cara yang kita gunakan, tetapi lebih pada kemauan kita untuk mengambil waktu supaya orang lain tahu bahwa kita memperhatikan mereka dengan kasih Yesus!

Bayangkanlah betapa Gayus dikuatkan ketika membaca surat dari Rasul Yohanes. Dapatkah kita juga memancarkan kasih Allah kepada teman-teman kita melalui tulisan yang menunjukkan kepedulian kita atau panggilan telepon yang menguatkan mereka? —Dave Branon

Tuhan, tolonglah agar kami tahu bagaimana kami dapat menguatkan orang lain yang sedang membutuhkan penguatan iman.

Kata-kata yang menguatkan dapat memberikan pengharapan bagi jiwa.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 63-65; Roma 6

Bagikan Konten Ini
25 replies
  1. Patrecia Angraini Simatupang
    Patrecia Angraini Simatupang says:

    kemauan kita untuk mengambil waktu supaya orang lain tahu bahwa kita memperhatikan mereka dengan kasih Yesus!

  2. Joshua Michael
    Joshua Michael says:

    Ya Tuhan, ajarkanlah aku untuk terus memberikan penguatan dan semangat bagi sahabat-sahabat yang membutuhkan
    Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *