Tidak Perlu Penjamin
Senin, 16 Juli 2018
Baca: Ibrani 6:13-20
6:13 Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,
6:14 kata-Nya: “Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.”
6:15 Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
6:16 Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.
6:17 Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,
6:18 supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.
6:19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
6:20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan. —Ibrani 6:16
Seseorang yang mempunyai catatan jangka panjang yang buruk dalam hal membayar tagihan biasanya ditolak ketika ia mengajukan pinjaman untuk membeli rumah atau mobil. Pihak pemberi pinjaman enggan untuk mengambil risiko. Sekalipun seseorang berjanji untuk mengembalikan uang yang dipinjamnya, tetapi dengan rekam jejak yang buruk, ia tidak cukup meyakinkan bagi bank untuk menerima permohonannya. Biasanya, orang yang hendak meminjam itu akan mencari seseorang dengan catatan yang baik dalam pelunasan utang dan meminta agar namanya dicantumkan sebagai penjamin pada perjanjian peminjaman. Janji penjamin yang ikut bertanda tangan itu meyakinkan pemberi pinjaman bahwa uang yang diberikan pasti akan dibayar kembali.
Ketika seseorang berjanji kepada kita—baik dalam hal finansial, pernikahan, atau hal-hal lain—kita mengharapkannya untuk menepati janji itu. Kita ingin tahu apakah Allah juga akan menepati janji-janji-Nya. Ketika Allah berjanji kepada Abraham untuk memberkatinya dan memberinya keturunan yang “sangat banyak” (Ibr. 6:14; lihat Kej. 22:17), Abraham percaya bahwa Allah memegang janji-Nya. Sebagai Pencipta dari segala sesuatu, tidak ada yang lebih besar daripada Allah; hanya Allah yang dapat menjamin penggenapan janji-Nya sendiri.
Abraham harus sabar menanti kelahiran anaknya (Ibr. 6:15) (dan ia tidak pernah melihat keturunannya berkembang hingga tak terhitung jumlahnya), tetapi Allah terbukti setia pada janji-Nya. Ketika Allah berjanji untuk selalu menyertai kita (Ibr. 13:5), menjaga kita dengan aman (Yoh. 10:29), dan menghibur kita (2Kor. 1:3-4), kita juga bisa meyakini bahwa Dia pasti akan memenuhi janji-Nya. —Kirsten Holmberg
Tuhan, terima kasih karena Engkau layak dipercaya. Aku hanya perlu meyakini firman-Mu. Tolonglah aku agar makin percaya kepada-Mu dari hari ke hari.
Janji Allah sungguh pasti.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 16-17; Kisah Para Rasul 20:1-16
Amin
Percayalah pada janjiNya di genapi pada waktu Nya
Aminn..
amin
Amin.
Amin….
Tuhan janjiMu selalu tepat,tolong saya Tuhan biar selalu mengingat janjiMu untuk memuji dan memuliakan NanaMu hari demi hari ,ajar saya Tuhan selalu takut akan Tuhan Amin.
Amin
puji Tuhan, God bless us
janji Tuhan, ya dan Amin
Percaya saja
amin
Tuhan aku percaya janji Mu akan indah pada waktunya. Amin.
amin
amin
Thank you Lord.
Amien…Tuhan memberkati!
amen
amen
Terima kasih atas penyertaanMu, ya Bapa
Amin
Amin. Sangat memberkati ????
Aminnnn????????
amin
Amin
Amin
Amin
amin
Amin…Tuhan Yesus Memberkati
Amin..
Amin, JanjiMu seperti fajar pagi hari yang tiada pernah berubah.
Amin
Amen