Sambutan Hangat

Minggu, 10 Juni 2018

Sambutan Hangat

Baca: 1 Petrus 4:7-11

4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

4:8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

4:9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.

4:10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

4:11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. —1 Petrus 4:9

Sambutan Hangat

“Sekarang, siapa yang akan menyambut jemaat yang datang?”

Itulah salah satu pertanyaan teman kami Steve setelah ia menerima kabar bahwa dirinya mengidap kanker dan harus absen dari gereja untuk sementara waktu. Dengan keramahannya, Steve bisa membuat siapa pun merasa diterima. Ia akan menyapa dengan sikap yang bersahabat, menjabat tangan dengan erat, bahkan memberikan “pelukan kudus” kepada jemaat yang datang ke gereja. Ia mengadaptasi Roma 16:16, yang menyatakan, “Bersalam-salamlah kamu dengan cium kudus.”

Sekarang, di saat kami mendoakan Steve agar Allah menyembuhkannya, ia justru mengkhawatirkan tidak adanya orang yang menyambut jemaat seperti itu selama ia absen dari gereja untuk menjalani operasi dan perawatan lanjutan.

Mungkin tidak setiap orang memberikan penyambutan sedemikian rupa seperti yang dilakukan oleh Steve. Namun, perhatiannya kepada orang lain menjadi teladan dan pengingat yang baik bagi kita. Perhatikan bahwa dalam Kitab Suci, Petrus mendorong orang percaya untuk memberikan “tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut,” atau dengan cara yang berpusatkan pada kasih (1Ptr. 4:9; lihat Flp. 2:14). Meski memberikan tumpangan kepada orang yang melakukan perjalanan merupakan bentuk keramahtamahan yang umum pada abad pertama, tindakan itu haruslah selalu diawali dengan sambutan yang hangat.

Saat kita berinteraksi dengan orang lain di dalam kasih, baik melalui pelukan atau senyum hangat yang kita berikan, kita melakukannya “supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus” (1Ptr. 4:11). —Dave Branon

Tuhan, mampukan kami menjadi saksi-Mu di hadapan sesama. Tuntun kami untuk menunjukkan keramahtamahan yang membuat mereka bisa mengenal kasih-Mu.

Lewat keramahtamahan, kita membagikan kebaikan Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 34-36; Yohanes 19:1-22

Bagikan Konten Ini
30 replies
  1. Umbu Yondres
    Umbu Yondres says:

    ya Bapa ajar aku untuk lebih dkat pada mu di masa2 skrng ini jnganlah engkau biarkan aku jauh dari mu sebab kenyamanan dunia bersifat smenntra bwt hamba mu ini sebab yang kekal hnya bersama mu Tuhan amin

  2. yohanes sam suryo
    yohanes sam suryo says:

    terima kasih untuk renungan dan firman Tuhan.
    wujud dari kasih yg sangat sederhana berupa senyum dan sapa,sudah mulai hilang, dg kegoisan diri

  3. Sulinda Manik
    Sulinda Manik says:

    Tuhan ,,,mampukan kami agar lewat Keramahtamahan,,,kami membagikan Kebaikan Allah ,,,Terpuji ,,Termulia lah Kau Tuhan ,,,amin ,,,!

  4. Joshua Michael
    Joshua Michael says:

    Ya, Bapa
    Aku mau menyebarkan kebaikanMu lewat keramahtamahan yg Kau karuniakan bagiku..
    Amin

  5. Christine
    Christine says:

    Bapa, terima kasih utk steve. Aku mo bljr dr steve sekalipun penyakit kanker ini menggerogoti tubuhku, namun aku ingin Melayani Tuhan dgn tulus ikhlas di masa hidup yg masih Engkau beri ini. Jgn biarkan pikiranku jg digerogoti krn aq hanya ingin Tuhan tolong agar hidupku masih ada artinya sampe waktuMu tiba. Amin

  6. Vicky Nainggolan
    Vicky Nainggolan says:

    Tuhan Yesus ajari aku untuk menjadi org yang ramah terhadap sesamaku makhluk hidup. tidak sombong dan murah memnebarkan kasih melalui senyuman dan pelukan kudus. ajari aku Tuhan. amin

  7. Lisa Adriani
    Lisa Adriani says:

    Bagiku untuk menjadi orang yang ramah bahkan memberi pelukan dalam kasih itu sulit. Karena aku mungkin orang kaku, dan tidak terbiasa melakukan hal-hal seperti itu. Ketika aku mulai belajar melakukannya, aku takut dinilai aneh oleh orang-orang, sehingga akhirnya selalu kembali ke aku yang dulu. Namun, saat ini, aku mau belajar untuk menjadi lebih ramah dengan bantuan Roh-Kudus dalam hidupku. Biarlah Tuhan yang berkuasa atas hidupku

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *