Naik ke Atas Pohon

Selasa, 22 Mei 2018

Naik ke Atas Pohon

Baca: Yunus 2:1-10

2:1 Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu,

2:2 katanya: “Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.

2:3 Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.

2:4 Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?

2:5 Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku

2:6 di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.

2:7 Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

2:8 Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia.

2:9 Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!”

2:10 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat.

Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku. —Yunus 2:2

Naik ke Atas Pohon

Ibu saya menemukan anak kucing peliharaan saya, Velvet, di atas meja dapur sedang melahap roti buatannya. Dengan gusar, ibu mengusirnya keluar. Berjam-jam kemudian, kami harus mencari kucing yang hilang tersebut di halaman rumah kami dengan sia-sia. Ketika akhirnya terdengar sayup-sayup suara meong yang lirih, saya memandang ke salah satu ujung pohon dan melihat sesosok berwarna hitam bergelayut di salah satu dahan.

Dalam usahanya melarikan diri dari kegusaran ibu saya atas kelakuannya, Velvet justru memilih situasi yang lebih berbahaya. Mungkinkah kita juga terkadang melakukan hal serupa—melarikan diri dari kesalahan yang kita lakukan dan menempatkan diri kita sendiri dalam bahaya? Bahkan pada saat seperti itu Allah datang untuk menyelamatkan kita.

Nabi Yunus melarikan diri dalam ketidaktaatan kepada Allah yang memanggilnya untuk berkhotbah kepada orang Niniwe, dan akhirnya ditelan seekor ikan besar. “Berdoalah Yunus kepada Tuhan, Allahnya, dari dalam perut ikan itu, katanya: ‘Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku’” (Yun. 2:1-2). Allah mendengarkan permohonan Yunus dan, “berfirmanlah [Dia] kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat” (ay.10). Kemudian Allah memberikan kesempatan kedua kepada Yunus (3:1).

Setelah usaha kami membujuk Velvet turun menemui kegagalan, kami pun menghubungi pemadam kebakaran setempat. Dengan menaiki tangga panjang yang dibentang hingga maksimal, seorang pria yang baik hati memanjat sampai mendekati ujung pohon, menarik kucing saya dari tempatnya, lalu membawanya turun hingga kembali aman dalam pelukan saya.

Betapa tinggi—dan dalamnya—kasih penebusan Allah yang membuat-Nya rela bertindak untuk menyelamatkan kita dari ketidaktaatan kita! —Elisa Morgan

Allah terkasih, betapa kami membutuhkan penyelamatan-Mu hari ini!

Kematian Yesus di kayu salib telah menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 16-18; Yohanes 7:28-53

Bagikan Konten Ini
41 replies
  1. Widya Yaya
    Widya Yaya says:

    tuhan..ampuni hamba berikan kekuatan kepada hamba…semua masalah dan persoalah ku serahkan kedalam tangan mu…terjadilah atas kehendakmu ya bapa

  2. Veronica
    Veronica says:

    dalam kesusahan ku, ku berseru kepada Mu. sebab Engkaulah penolong dan perisai ku. Tuhan Juruselamatku. Amin

  3. Ulina Octavia
    Ulina Octavia says:

    Tuhan penolong yang luar biasa, bahkan di saat kita lupa akan Dia , karena pergumulan kita yang begitu banyak, Dia tetap mengulurkan tangannya untuk menolong kita.. Amin

  4. kamrin
    kamrin says:

    Amin,Allah itu maha baik dan penuh kasih dia tidak pernah membalas dosa kita dgn kebencian melainkan diampuni.

  5. agusti lim
    agusti lim says:

    Terima kasih Tuhan untuk kasih setiaMu, Engkau Allah yang setia bahkan tatkala kami tidak setia. ampuni kami sering kali kami lalai memenuhi panggilanMu, bahkan kami melarikan dari hadapanMu, hidup jauh dari kehendakMu. Namun, dengan penuh kasih dan sabar Engkau memanggil kami kembali, menerima dan mengampuni kami. Terima kasih Tuhan….

  6. erika
    erika says:

    Amin.semoga lewat Firman ini kita semua bisa liat kalau Tuhan itu baik dan Tuhan mengasihi kita

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *