Tuntunlah Aku ke Gunung Batu

Sabtu, 10 Maret 2018

Tuntunlah Aku ke Gunung Batu

Baca: Mazmur 61

61:1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Dari Daud.

61:2 Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah, perhatikanlah doaku!

61:3) Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku.

61:4 Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh.

61:5 Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya, biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu! Sela

61:6 Sungguh, Engkau, ya Allah, telah mendengarkan nazarku, telah memenuhi permintaan orang-orang yang takut akan nama-Mu.

61:7 Tambahilah umur raja, tahun-tahun hidupnya kiranya sampai turun-temurun;

61:8 kiranya ia bersemayam di hadapan Allah selama-lamanya, titahkanlah kasih setia dan kebenaran menjaga dia.

61:9 Maka aku hendak memazmurkan nama-Mu untuk selamanya, sedang aku membayar nazarku hari demi hari.

Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku. —Mazmur 61:3

Tuntunlah Aku ke Gunung Batu

Saat hendak mencari alat penjaga kelembapan ruangan, saya memperhatikan seorang wanita lanjut usia mondar-mandir di lorong tersebut. Karena berpikir bahwa ia juga hendak membeli alat yang sama, saya bergeser agar ia dapat mendekat. Kami pun berbincang-bincang tentang wabah virus flu di daerah kami yang membuatnya sering batuk dan sakit kepala.

Beberapa menit kemudian, ia mulai mengomel sambil mengungkapkan teorinya tentang asal-usul virus itu. Saya hanya bisa mendengarkan tanpa tahu harus berbuat apa. Tidak lama kemudian, wanita tua itu meninggalkan toko dalam kondisi marah dan frustrasi. Walaupun ia telah mengungkapkan keluh-kesahnya, saya tidak dapat berbuat apa pun untuk menolongnya.

Daud, raja kedua Israel, menulis sejumlah mazmur untuk mengungkapkan rasa marah dan frustrasinya kepada Allah. Namun, Daud tahu bahwa Allah tidak hanya mendengarkan, tetapi juga dapat melakukan sesuatu terhadap kepedihan yang dialaminya. Dalam Mazmur 61, Daud menulis, “Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku” (ay.3). Allah adalah “tempat perlindungan” Daud (ay.4)—“gunung batu” yang dituju oleh Daud.

Ketika kita menderita, atau bertemu seseorang yang sedang menderita, kita dapat mengikuti teladan Daud. Kita dapat datang kepada “gunung batu” yang lebih tinggi atau mengarahkan orang lain yang sedang menderita itu ke sana. Andai saja saya menceritakan tentang Allah kepada wanita yang saya temui di toko itu. Meskipun Allah mungkin tidak menyingkirkan seluruh penderitaan yang ada, kita dapat percaya bahwa Dia melimpahkan damai sejahtera dan mendengar seruan hati kita. —Linda Washington

Allah Bapa, tolong aku untuk memperhatikan orang-orang yang ingin mencurahkan perasaan mereka dan membutuhkan jaminan kehadiran-Mu.

Andalkanlah Allah, Gunung Batu kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 11-13; Markus 12:1-27

Desain gambar oleh WarungSaTeKaMu & Mesulam Esther

Bagikan Konten Ini
37 replies
  1. agusti lim
    agusti lim says:

    Tuhan, Engkau gunung batuku, tempat perlindungan dan pengharapanku kepadaMu aku berserah. aku percaya Engkau Allah yang yang bertindak, Engkau takkan membiarkan kami jatuh, kami mau berlindung dalam naungan sayapMu, di sana kami menemukan rasa aman dan ketenangan.

  2. Henky Amadeus Hazel Ho
    Henky Amadeus Hazel Ho says:

    yes, jgn pernah berharap kepada manusia, nanti kecewa. selalu mengandalkan Tuhan

  3. ien g
    ien g says:

    Allah tidak hanya mendengarkan doa kita, tetapi juga dapat melakukan sesuatu terhadap kepedihan yang kita alami, Tuhan Yesus memberkatii

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *