Seberapa Sempurna Penyertaan-Nya?
Oleh Raganata Bramantyo Wijaya, Jakarta
Pernahkah kamu meragukan penyertaan Tuhan dalam hidupmu?
Aku pernah, bahkan dulu dalam banyak peristiwa, seringkali aku bertanya-tanya: apakah benar Tuhan sungguh menyertai hidupku?
Aku dilahirkan dari keluarga broken-home yang tercabik oleh masalah perceraian. Aku adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Karena masalah perceraian inilah aku dan kakak-kakakku tumbuh besar tanpa kasih sayang yang memadai dari kedua orangtuaku. Setiap hari kami disuguhi dengan makian dan pertengkaran. Hingga akhirnya, kakak pertamaku terjebak pergaulan bebas dan hamil di luar nikah saat dia baru saja duduk di kelas satu SMA. Karena ‘kecelakaan’ inilah kakak pertamaku diusir dari rumah dan tak kami tahu keberadaannya selama setahun lebih.
Tak jauh berbeda dengan kakak pertamaku, kakak ketigaku pun akhirnya meninggalkan sekolahnya dan melarikan diri dari rumah karena sudah tidak tahan lagi. Dengan berbekal ijazah SMP, dia mencari kerja dan tidak pernah pulang ke rumah selama enam tahun. Kakak keduaku berhasil menamatkan studinya di SMK, tetapi kehidupannya terjebak dalam pergaulan bebas.
Sejak kali pertama mengenal Yesus di tahun 2001, orang-orang di gereja selalu mengajarku untuk mendoakan keluargaku dan percaya akan rancangan Allah yang sempurna. Dengan tekun aku mendoakannya. Tapi, alih-alih mendapatkan secercah sinar harapan, keadaan malah terasa semakin suram. Di tahun ini, ayahku menjual rumah yang dibeli dengan uang bersama dan menggunakan uangnya untuk menikah lagi.
Ketika kabar ini sampai ke telingaku, seharusnya aku marah dan sedih. Tapi, entah mengapa aku merasa kabar ini bukanlah sesuatu yang perlu ditanggapi dengan perasaan negatif. Namun, pertanyaan “apakah benar penyertaan Tuhan sungguh sempurna” itu kembali terlintas di benakku.
Sejenak aku merenung. Memoriku memutar kembali berbagai rekam jejak peristiwa kehidupan yang pernah kulalui sepanjang hidupku. Namun, tiba-tiba otakku mengingat sebuah lirik lagu yang dulu pernah menjadi lagu favoritku. Refrain dari lagu berjudul “Arti Kehadiran-Mu Tuhan” ini berkata demikian:
Penyertaan-Mu sempurna, rancangan-Mu penuh damai
Aman dan sejahtera walau di tengah badai
Ingin ‘ku selalu bersama rasakan keindahan
Arti kehadiran-Mu Tuhan
Lirik lagu ini berbicara begitu dalam. Penyertaan Tuhan, juga rancangan-Nya adalah penuh damai dan sempurna. Hanya, seringkali aku dan mungkin juga kamu salah mengartikan penyertaan-Nya. Acap kali kita berasumsi bahwa ketika kita disertai Tuhan, maka kita akan diberikan jalan yang mulus, karier yang meroket, keluarga yang utuh, hidup yang penuh canda tawa, dan berbagai hal menyenangkan lainnya. Tapi, kita abai bahwa bukan itulah yang sejatinya Tuhan maksudkan dengan penyertaan-Nya.
Dia menyertai kita seturut dengan hikmat-Nya yang tak dapat diselami oleh pikiran manusia. Seperti kisah Ayub yang diizinkan-Nya untuk mengalami berbagai kemalangan, terkadang sulit bagi kita untuk memahami mengapa Tuhan mengizinkan hal itu terjadi pada Ayub. Akan tetapi, seperti kita ketahui bersama, bahwa ujian itu bukan ditujukan untuk menghancurkan Ayub, melainkan untuk membentuk Ayub menjadi seorang pribadi yang berkenan pada-Nya dan untuk menunjukkan pada manusia bahwa cara kerja Allah terkadang tak dapat dipahami oleh kerangka berpikir manusia.
Seperti lirik lagu di atas, ketika Tuhan menyertai kita, itu bukan berarti kita akan dihindarkan dari malapetaka ataupun berbagai masalah kehidupan. Badai kehidupan akan tetap ada, bahkan mungkin mengamuk dengan lebih dahsyat. Tapi, alih-alih tenggelam dalam amukan badai tersebut, penyertaan-Nya memampukan kita melalui setiap badai dengan rasa aman dan sejahtera hingga akhirnya kita tiba di garis akhir dan mengakhiri pertandingan hidup dengan sempurna. Penyertaan-Nya memampukan kita untuk selalu mengingat dan percaya bahwa Dia adalah Pribadi yang selalu bekerja di balik layar dan memberikan yang terbaik untuk kita.
Saat ini, walaupun keadaan keluargaku sepertinya terasa suram, tapi aku tak pernah putus asa berdoa. Aku selalu mendoakan keluargaku, bukan supaya keadaan berbalik 180 derajat dalam sekejap, tetapi supaya Tuhan berkenan menyatakan apa yang menjadi rancangan-Nya dalam kehidupanku dan menjadikanku alat untuk kemuliaan nama-Nya. Aku sadar bahwa ketika aku memberi diriku menjadi pengikut-Nya, kehidupan ini bukan lagi milikku sendiri, melainkan adalah kepunyaan-Nya (2 Korintus 5:17).
Saat aku berdoa, mungkin Tuhan tidak mengubah keadaan menjadi baik, walaupun aku tahu ini bukanlah hal sulit untuk Tuhan lakukan karena Dia adalah Allah yang Mahakuasa. Tapi, alih-alih mengubah keadaan keluargaku menjadi amat baik dalam sekejap seperti sulap, Tuhan ingin supaya aku mengubah pola pikirku terlebih dahulu. Tuhan ingin aku tetap berpengharapan. Tuhan ingin aku tetap gigih bekerja. Tuhan ingin aku tetap mengasihi dan menjalin komunikasi dengan ayahku walaupun aku tahu ini berat dilakukan. Dan, tentunya aku tahu bahwa Tuhan ingin aku belajar menjadi semakin serupa dengan-Nya, seperti firman-Nya yang berkata: “Hendaklah kamu sempurna, seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna” (Matius 5:48).
Di tengah keadaan hidupku yang jauh dari sempurna, aku tetap percaya dan berani menyongsong tahun 2018 dengan keyakinan penuh bahwa penyertaan-Nya adalah penyertaan yang sempurna.
Baca Juga:
5 Hal yang Bisa Kita Lakukan untuk Memaksimalkan Resolusi Tahun Baru
Tidak mudah memang untuk berfokus pada resolusi tahun baru yang kita buat, tetapi itu bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Oleh karena itu, apabila kamu memiliki resolusi tahun baru, inilah 5 hal yang bisa kamu lakukan untuk memaksimalkan resolusi tersebut.
Puji Tuhan. Artikel yg boleh menguatkan bahwa ada pengharapan di dlm Tuhan.
Amin. Terimakasih, sangat memberkati saya.
Terimakasih….
Tuhan Yesus selalu setia
I’m so blessed to read it, Jbu
Sungguh Luar biasa…
kisah ini hampir sama dengan saya…
mau nangis saya saat membaca ini…
dan saya percaya pasti ada Kedamaian Sejahtera akan hadir dalam keluarga saya…
Terima kasih Tuhan atas PenyertaanMu.
amin
Amin…
Semangat ya Raganata. Tuhan Yesus selalu baik ^^
Sangat memberkati sekali. Mengingatkan saya untuk selalu bersyukur atas penyertaan Tuhan.
Terimakasih untuk kesaksiannya ka Raganata, Tuhan Yesus memberkati kakak dan keluarga 🙂
Terimakasih untuk artikel yang sangat memberkati.. Proses kita memiliki tema yg sama.. Emang penyertaanNya sangat sempurna disaat pengharapan saya tidak sempurna. Tuhan Yesus memberkati
Terima kasih Tuhan
“Aku selalu mendoakan keluargaku, bukan supaya keadaan berbalik 180 derajat dalam sekejap, tetapi supaya Tuhan berkenan menyatakan apa yang menjadi rancangan-Nya dalam kehidupanku dan menjadikanku alat untuk kemuliaan nama-Nya”
Really powerful. Terima kasih sudah memberkati saya dengan artikel ini. Tuhan itu baik, sekarang dan sampai selama-lamanya.
amin..
susah untuk mendapatkan hal yang luar biasa spt artikel diatas…bahwa di saat badai datang harus tetap bersyukur atas penyertaan Tuhan…tetapi setelah baca menyadari bahwa itu pembelajaran buat kita agar susah senang sedih gembira itu adalah hal yang perlu kita syukuri
Aminnn….
Terimakasih atas sharingnya. semoga Tuhan Yesus yg setia menyertaimu menghibur mu selalu. Tetaplah berdoa dn percaya
kesaksian yg menguatkan, semoga penulis selalu berpegang pada kekuatan iman dan menjadi luar biasa diperbahurui hari demi hari oleh kuasa roh kudus
Artikel ini kembali menegur saya bahwa tetap betepegang teguh pada iman, dan kembali menginatkan sy bahwa menjadi pengikut bukanlah hal yang mudah, tetapi Allah akan selalu ada menyertai kita dalam setiap tantangan dan cobaan hidup. Artikel yg sangat memberkati, terima kasih
Praise to our Lord for his blessings. Let’s keep PUSH (Pray Until Something Happen). Amen !
Thanks Jesus
Amen. Terimakasih sangat memberkati
terima kasih Tuhan karena saya mendapatkan artikel ini ketika saya dirundung masalah dan saya selalu memberikan respon yang negatif terhadap masalah tersebut. kiranya hamba-Mu ini tetap dikuatkan dalam segala sesuatu yang terjadi, karena disitulah hamba-Mu bisa merasakan penyertaan-Mu. amin