Kasih yang Tak Terduga

Jumat, 8 Desember 2017

Kasih yang Tak Terduga

Baca: Kisah Para Rasul 9:1-19

9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,

9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.

9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?”

9:5 Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.

9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.”

9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun.

9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.

9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.

9:10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: “Ananias!” Jawabnya: “Ini aku, Tuhan!”

9:11 Firman Tuhan: “Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,

9:12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.”

9:13 Jawab Ananias: “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.

9:14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.”

9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.

9:16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.”

9:17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.”

9:18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.

9:19 Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. (9-19b) Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.

Dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi. —Kisah Para Rasul 9:12

Kasih yang Tak Terduga

Pada suatu Sabtu pagi ketika saya masih bersekolah, saya sangat bersemangat pergi ke tempat kerja di arena boling lokal. Malam sebelumnya, saya bekerja sampai larut untuk membersihkan lantai ubin yang berlumpur karena petugas kebersihan tidak masuk. Saya tidak menceritakan tentang sakitnya petugas kebersihan itu kepada atasan saya dan ingin memberinya kejutan. Saya pikir, tidak ada salahnya ‘kan?

Namun setelah masuk, saya dikejutkan oleh genangan air setinggi beberapa sentimeter. Pin-pin boling, gulungan tisu, dan kotak-kotak papan skor mengambang di atas genangan air itu. Saya pun menyadari apa yang telah saya lakukan: Saat membersihkan lantai, saya lupa menutup keran sehingga air terus mengalir semalaman! Yang luar biasa, saat atasan saya datang, ia masih memeluk saya sambil tersenyum dan berkata, “Terima kasih untuk usahamu.”

Paulus sedang gencar menghukum dan menganiaya orang Kristen (Kis. 9:1-2) ketika ia bertemu langsung dengan Tuhan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik (ay.3-4). Pribadi yang akan diutus sebagai rasul itu terlebih dahulu dihadapkan Tuhan dengan perbuatannya yang berdosa. Karena buta akibat peristiwa tersebut, Saulus alias Paulus memerlukan bantuan seorang Kristen bernama Ananias untuk memulihkan penglihatannya. Ananias pun bertindak dengan penuh keberanian dan kasih (ay.17).

Saulus dan saya sama-sama menerima kasih yang tak terduga.

Banyak orang menyadari bahwa hidup mereka berantakan. Yang mereka butuhkan bukanlah ceramah melainkan pengharapan akan pemulihan. Sikap yang galak atau kata-kata yang pedas dapat menghalangi mereka untuk melihat pengharapan itu. Seperti Ananias, atau seperti atasan saya, para pengikut Yesus juga harus menampilkan kasih dalam pergaulan mereka dengan orang lain. —Randy Kilgore

Perbuatan seorang Kristen yang penuh kasih dapat membuka jalan bagi orang lain untuk bertemu dengan Sang Juruselamat.

Bacaan Alkitab Setahun: Daniel 8-10 dan 3 Yohanes

Bagikan Konten Ini
24 replies
  1. Sulinda Manik
    Sulinda Manik says:

    Berbagai macam cara Tuhan menegur kita apabila mulai salah jalan ,,,ajar aku Tuhan agar selalu di jalan Mu ,amin ,,!

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *