Bayi Mungil yang Dahsyat

Jumat, 3 November 2017

Bayi Mungil yang Dahsyat

Baca: Mazmur 13

13:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud.

13:2 Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?

13:3 Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?

13:4 Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati,

13:5 supaya musuhku jangan berkata: “Aku telah mengalahkan dia,” dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah.

13:6 Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Berapa lama lagi, Tuhan, Kaulupakan aku terus-menerus? . . . Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya. —Mazmur 13:2,6a

Bayi Mungil yang Dahsyat

Pertama kali melihat bayi itu, saya menangis. Ia terlihat seperti bayi sempurna yang sedang terlelap. Namun, kami tahu ia takkan pernah bangun lagi. Ia telah kembali ke pangkuan Tuhan Yesus.

Bayi itu telah bertahan hidup beberapa bulan. Kemudian sang ibu menyampaikan kabar kematian bayinya kepada kami lewat sebuah e-mail yang sangat memilukan hati. Ia menulis bahwa ia mengalami “kepedihan yang besar di dalam batin.” Namun, ia juga berkata, “Betapa dalamnya Allah mengukir karya kasih-Nya di dalam hati kami melalui kehidupan bayi mungil kami! Alangkah dahsyat hidupnya!”

Bagaimana ia bisa berkata demikian?

Sang bayi yang begitu disayang keluarganya itu menunjukkan kepada mereka—dan kepada kita—betapa kita harus bergantung kepada Allah dalam segala hal, terutama pada saat segala sesuatu tidak berjalan sesuai kehendak kita! Ada satu kebenaran yang sulit dimengerti tetapi sanggup menghibur kita: Allah melawat kita di dalam penderitaan kita. Allah ikut merasakan pedihnya kematian seorang anak, karena Dia sendiri pernah mengalaminya.

Dalam penderitaan kita yang terdalam, kiranya kita terhibur oleh mazmur Daud yang ditulisnya ketika sedang berada dalam kepedihan yang besar. Ia bertanya, “Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?” (Mzm. 13:3). “Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati” (ay.4). Namun Daud menyerahkan keresahan hatinya yang terdalam kepada Allah. “Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu” (ay.6a).

Hanya Allah yang sanggup memberi makna yang sesungguhnya dari peristiwa-peristiwa tragis yang kita alami. —Tim Gustafson

Ke mana kamu berpaling saat krisis menghantam? Pernahkah kamu marah kepada Allah saat mengalami kepedihan dan kehilangan? Takutkah kamu mengungkapkan emosimu sejujurnya kepada Allah? Pernahkah kamu memohon damai dari-Nya?

Allah sanggup melakukan yang besar dari apa yang kita pandang kecil.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 30-31; Filemon

Bagikan Konten Ini
30 replies
  1. trisna worms
    trisna worms says:

    Allah Peduli…Allah sanggup menolong kita yg lemah. berharap dalam kesetiaan kepada Allah yg Baik dalam Kasih-Nya yg luar biasanya. Amin

  2. DM TELAUMBANUA
    DM TELAUMBANUA says:

    Terima kasih Tuhan Engkau sungguh baik, Engkau tidak membiarkan aku sendiri dalam kepedihan, Engkau adalah sandaran hidup ku dan aku merasa lega.Terpujilah Tuhan Haleluya Aminn

  3. Micka Zevana
    Micka Zevana says:

    pernah…aku baru beberapa bulan kehilangan mama Lely Elia. betapa hati ini kecewa dan marah pada Tuhan serta bertanya…KENAPA TUHAN TIDAK MENDENGAR DOAKU. kami mau mama memgalami kesembuhan namun yang tuhan berikan mama pulang ke rumah bapa disurga. secara manusia tidak bisa terima….namun aku mau percaya di balik ini semua ada suatu rencana tuhan yg baik dan indah bagiku dan keluarga besarku amin. bantu kami dlm doa ya sahabat.Gbu

  4. risma simbolon
    risma simbolon says:

    Allah melakukan hal besar dan dahsyat dalam hidup kami,terimakasih Tuhan kekal namaMu selamanya.

  5. Mazmur Efendi
    Mazmur Efendi says:

    aku jg merasa kekuatiran trus menerus tentang pns ini,, mulai dari verivikasi data, ujian CAT, ujian tes fisik, smuanya masih dilancarkan dan dimudahkan Tuhan Yesus. tapi pada saat seleksi Tahap wawancara (akhir) hati ini deg2 an dan risau mnunggu hasil akhir,. Semua nya ku serahkan kpd Tuhan Yesus, biarlah Tuhan Yesus yg bekerja di tahap akhir,. walaupun aku harus gagal, aku prcaya Tuhan Yesus sudah memprsiapkan masa depan yg indah utk ku,, krn ku percaya Tuhan tau yg mana trbaik utk kita,, aminnn

  6. Luhut Uli
    Luhut Uli says:

    ayat ini sering saya baca,dan sy renungkan,sdh bertahun2,namun sampai saat ini yg sy doakan blm berobah,namun kt jg hrs percaya bahwa semua indah pd wkt Nya,bukan wkt kt,krn Dia tau kpn waktu yg terbaik bt kt,terpujilah Tuhan kita Tuhan Yesus.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *