Layak
Minggu, 8 Oktober 2017
Baca: 2 Raja-Raja 4:42-44
4:42 Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi Allah roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa: “Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan.”
4:43 Tetapi pelayannya itu berkata: “Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?” Jawabnya: “Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya.”
4:44 Lalu dihidangkannyalah di depan mereka, maka makanlah mereka dan ada sisanya, sesuai dengan firman TUHAN.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Lalu dihidangkannyalah di depan mereka, maka makanlah mereka dan ada sisanya, sesuai dengan firman Tuhan. —2 Raja-Raja 4:44
Ketika pertama kalinya saya dan suami diminta menjadi tuan rumah untuk suatu pertemuan kelompok kecil, saya langsung ingin menolaknya. Saya merasa tidak layak. Kami tidak memiliki cukup kursi untuk tiap orang; rumah kami kecil dan tidak dapat menampung banyak orang. Saya juga tidak yakin kami dapat memimpin diskusi kelompok. Apabila diminta untuk menyediakan makanan, saya khawatir karena saya tidak mahir memasak dan tidak punya cukup uang untuk membelinya. Saya tidak merasa kami “layak”, terutama saya yang tidak merasa “layak” melakukannya. Namun, kami ingin melayani Allah dan melayani lingkungan kami. Meskipun ada banyak ketakutan di benak kami, kami mau menjadi tuan rumah. Setelah lebih dari lima tahun melakukannya, kami merasakan sukacita yang luar biasa dari kehadiran kelompok kecil tersebut di rumah kami.
Saya melihat keengganan dan keraguan yang serupa dialami oleh seorang pelayan yang membawa roti kepada Elisa, sang abdi Allah. Elisa telah memerintahkannya memberikan roti tersebut kepada orang banyak. Namun, ia merasa ragu apakah dua puluh ketul roti dapat dihidangkan untuk seratus orang. Pelayan itu cenderung menahan-nahan makanan tersebut karena—dalam pemahamannya sebagai manusia—jumlahnya tidak akan cukup. Namun, ternyata roti itu lebih dari cukup (2Raj. 4:44), karena Allah menerima persembahan yang diberikannya dengan taat dan menjadikannya layak bagi semua orang di situ.
Ketika kita merasa tidak layak, atau berpikir pemberian kita tidak cukup, ingatlah bahwa Allah meminta kita untuk mempersembahkan apa yang kita miliki dengan taat dan setia. Allah sajalah yang akan menjadikan persembahan itu “layak”. —Kirsten Holmberg
Tuhan, saat aku merasa persembahanku tidak cukup pantas, tolonglah aku agar tetap memberikannya kepada-Mu dan percaya Engkau akan melayakkannya.
Allah melayakkan persembahan yang kita berikan dengan taat dan setia.
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 30-31; Filipi 4
Haleluyah, terpujilah Tuhan, Amin
Amin,terpujilah Tuhan kami kekal selamanya.
Amin..Terpujilah Nama Tuhan.heleluya..selamat pagi dan selamat hari minggu
Amin
haleluya, amin
amin.
selamat hari minggu.
Amin
Tuhan Engkau senantiasa mencukupi kebutuhan hamba,walaupun hamba sebagai manusia sering ragu .ampuni hamba Tuhan.
amin
Tuhan memang ajaib…Amin
amin. terpujilah Tuhan
happy sunday all
Amin
Amin
amin..
Amin
Amen.. Thank God for your kindness
amen, Happy Sunday
❤❤❤
Amen
Amin
Amin ,,! Happy Sunday ,,! God bless us
Puji Tuhan..
Happy Sunday..
Senantiasa melayani Tuhan dalam kondisi apapun.. Kasih karuniaNya selalu ada bagi kita..
Amin…amin…amin..Yes
Amin tuhan. Engkau sangat baik.
Terpujilah namaMu
Berkah Dalem
Amin.
Layak atau tidaknya itu terserah Tuhan. Saya pun mengalami hal yg sama dengan artikel ini, memberikan roti yg tidak mungkin orang bisa terima. Tuhan perintahkan berikan dua puluh roti di hidangkan di depan 100 orang. Seperti meluruskan benang kusut yg rumit agar benangnya bisa digunakan untuk merajut kain, sangat sulit tapi harus dikerjain. Doktrin gereja di dunia ini juga seperti itu banyaknya minta ampun, kusut kayak benang, tapi harus diluruskan, tinggal dibaca ditiru tapi bisa kusut. Ada yg buat patung biar fokus, alasannya manusiawi, ada yg dilihat disentuh, katanya sebenarnya bisa tanpa patung, tapi takutnya bisa terpengaruh dengan lingkungan juga dengan jujur mengakui kelemahannya sebagai manusia. Jika ada simbol dan patung bisa lebih fokus, katanya manusia tidak sempurna inilah kelemahannya yg bisa dibantu dengan bentuk fisik walaupun hanya patung. Padahal Bapa kita di sorga sempurna, harusnya kita pun anak-anakNya sempurna. Sesuai dengan artikel di atas manusia bilang ini tidak mungkin, tapi Tuhan katakan lakukan saja sesuai dengan yg tertulis. Komentar saya di atas hanya ilustrasi, mohon maaf jika ada yg tersinggung, saya baca artikel ini jadi saya hubungkan ke kehidupan nyata. Doktrin itu seperti warna, ada yg putih tinggal diarahkan, ada yg kuning perlu diluruskan sebagian, ada yg merah perlu banyak perbaikan, ada juga yg hitam inilah yg wajib dibuang merubah total perintahNya. Tuhan katakan berikan saja 20 roti itu kepada 100 orang, tapi jawab manusia itu berkata tidak sesuai dengan logika manusia. Logika yg diperolehnya dari buah pengetahuan ketika di taman eden, ternyata kuasa Tuhan mengalahkan logika manusia. Saya minta maaf banyak nulis di kolom komentar, saya hobi nulis, jadi ketika ada artikel saya komentari sesuai apa masalah yg saya hadapi karena topiknya mirip. Semoga artikel ini membantu kita menerima kenyataan bahwa logika manusia itu tidak ada apa-apanya dihadapan Tuhan Yesus, ketika Tuhan Yesus katakan berikanlah segala beban berat ke Tuhan Yesus sebagai sumber pengharapan maka berikanlah segala masalah kita dalam doa, Tuhan pasti menjawab doa anak-anakNya yg meminta, Bapa kita di sorga pasti akan berikan roti bukan batu, tetaplah percaya semua akan indah pada waktuNya. Tuhan Yesus memberkati
Amin..
Yesus yang berjalan didepan kita…Dia yang melayakkan kita agar menjadi Indah krn kita ini ciptaanNya.