Sampai Sejauh Mana Aku Bisa Mengasihi?

Sampai-Sejauh-Mana-Aku-Bisa-Mengasihi

Oleh Agus Andriyanto, Jakarta

Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Markus 12:31). Aku sering mendengar ayat ini, tetapi rasanya sulit sekali untuk melakukan apa yang Yesus perintahkan itu mengingat sekarang ini relasi kita kepada sesama mungkin lebih banyak dihitung berdasarkan untung dan rugi. Tapi, ada sebuah film yang mengajariku bahwa perintah untuk mengasihi itu bukanlah sekadar teori semata, tapi memang harus kita lakukan sebagai pengikut Yesus.

Film ini berjudul Hacksaw Ridge, sebuah film besutan sutradara Mel Gibson yang diangkat dari kisah nyata seorang tentara bernama Desmond T. Doss. Ketika perang dunia kedua pecah di Pasifik, Desmond yang juga adalah seorang Kristen terpanggil untuk menjadi tentara medis. Syarat utama untuk menjadi tentara adalah keharusan memegang senjata api. Tetapi, ketika menjalani seleksi masuk, Desmond mati-matian bersikukuh untuk tidak memegang senjata api. Rekan-rekannya menertawakan Desmond. Bagaimana mungkin seorang tentara tidak memegang senjata? Itu sama saja dengan menyerahkan nyawa di hadapan musuh dan mati konyol. Karena dianggap menentang peraturan militer, Desmond pun dijebloskan ke dalam penjara.

Singkat cerita, Desmond dibebaskan dan ditugaskan menjadi seorang tentara medis dalam sebuah operasi militer Amerika Serikat di Okinawa, Jepang. Desmond memiliki misi mulia. Alih-alih berperang untuk membunuh, Desmond mau menyelamatkan setiap nyawa yang bisa dia tolong. Suatu ketika, pasukan Amerika Serikat mengalami kekalahan. Pemimpin pasukan memerintahkan semua anak buahnya untuk mundur menarik pasukan. Tetapi, Desmond mengabaikan perintah itu. Seorang diri, dia bertahan di tengah gempuran musuh tanpa senjata apapun untuk menyelamatkan satu demi satu nyawa tentara yang terluka. Tolong Tuhan, berikan aku satu orang lagi untuk kutolong, begitulah doanya. Dia tidak lagi menghiraukan keselamatan dirinya. Tak hanya menolong sesama tentara Amerika, Desmond juga bahkan menolong seorang tentara Jepang yang notabene adalah musuhnya.

Setelah perang usai, pemerintah Amerika Serikat memberikan Desmond penghargaan berupa Medal of Honor—penghargaan tertinggi dalam militer Amerika Serikat. Tanpa senjata apapun, Desmond berhasil menyelamatkan 75 nyawa tentara-tentara yang terluka. Ketika suasana perang menorehkan luka fisik dan batin yang teramat dalam, Desmond hadir membawa harapan. Tanpa kehadirannya, mungkin saja ke-75 orang itu akan mati di tengah medan perang.

Kisah hidup Desmond begitu menegurku yang sebagai orang Kristen terkadang masih suka pikir-pikir untung dan rugi untuk mengasihi. Jika kepadaku ditanyakan sampai sejauh manakah aku bisa mengasihi, mungkin aku akan menjawab aku mau mengasihi selama aku tidak dirugikan. Tentu Desmond tahu bahwa keputusannya untuk menolong tentara-tentara itu bukanlah tindakan yang akan memberinya keuntungan, malah bisa saja dia kehilangan nyawanya. Tapi, di mata Desmond, setiap manusia itu berharga, entah itu tentara Amerika ataupun tentara Jepang yang jelas-jelas adalah musuhnya.

Jika Desmond yang seorang manusia saja bisa mengasihi sesamanya dengan begitu tulus, aku membayangkan betapa Yesus mengasihiku dengan teramat tulus. Yesus yang tak berdosa harus mengalami cercaan dan siksaan, bahkan mati meregang nyawa di atas kayu salib untuk menggantikan kita, manusia yang berdosa. Yesus tidak hanya datang untuk menyelamatkan 75 orang, tetapi Dia datang untuk semua orang. Yesus tidak hanya memberikan kita keselamatan yang sementara, tetapi Dia memberi kita keselamatan yang kekal.

Ketika aku merefleksikan kembali makna dari perintah Yesus untuk saling mengasihi di Markus 12:30-31, aku menyadari bahwa sudah menjadi panggilanku sebagai pengikut Yesus untuk mengasihi sesama manusia. Mungkin, aku tidak harus pergi ke medan perang dan melakukan aksi heroik seperti yang dilakukan Desmond. Tetapi, lewat hal sederhana, aku bisa belajar untuk meneladani kasih Yesus yang sejati. Aku mau belajar untuk tidak hitung-hitungan mengenai untung dan rugi ketika menolong orang lain, sebab Tuhan Yesus telah memberikan segalanya untukku, dan juga untukmu.

Baca Juga:

SinemaKaMu: Dunkirk—Perjalanan Pulang yang Amat Berbahaya

Apa yang akan kamu lakukan demi bertahan hidup? Sejauh manakah kamu rela berkorban untuk menyelamatkan orang lain? Dua pertanyaan inilah yang menjadi intisari dari Dunkirk, sebuah film action-thriller yang dibuat berdasarkan kisah nyata.

Bagikan Konten Ini
2 replies
  1. Dan
    Dan says:

    Pertanyaannya sampai sejauh mana aku bisa mengasihi?
    JawabanNya ada di Lukas 16:19-31 Orang kaya dan Lazarus yang miskin. Perumpamaan ini menceritakan orang kaya tidak mengasihi orang miskin yg bernama Lazarus. Selama hidup orang kaya ini tidak mengasihi si lazarus yg miskin, sampai si lazarus ini mati dan orang kaya ini mati. Di neraka, orang kaya ini menderita, tapi dia melihat si lazarus yg miskin hidup bahagia di surga duduk di pangkuan Abraham. kemudian Abraham berkata : Anak, ingatlah bahwa engkau telah menerima segala yg baik sewaktu hidupmu, sedangkan lazarus segala yg buruk. Kita sebagai orang Kristen diperintahkan untuk mengasihi kepada semua orang. Contohnya seorang tentara medis, dia memang mengasihi temannya yg ada dipihaknya, lalu apa bedanya dengan seorang perampok rumah mewah yg membunuh seluruh isi penghuni rumah mewah, kemudian mengasihi keluarganya dirumahnya dengan uang hasil rampokan. Inilah artinya dari pengajaran ini, kita mengasihi teman yg ada di pihak kita, dimata dunia itu adalah sebuah kehebatan. Tapi dimata Tuhan itu tidak punya arti apa-apa. Tuhan Yesus katakan jika ditampar pipi kiri, beri pipi kanan. Dalam doa Bapa Kami juga diajarkan untuk mengampuni orang yg bersalah kepada kami. Karena jika kita mengampuni kesalahan orang, maka Bapa yg ada di sorga juga akan mengampuni kesalahan kita. Jika kita mengasihi teman dan musuh kita, maka Bapa di sorga pun akan mengasihi kita saat kita telah melewati kematian, Tuhan Yesus pasti akan meletakkan orang-orang yg mau mengasihi sesama manusia di tempat yg tinggi sama dengan Bapa Kita di Sorga. Memang benar orang mengasihi berdasarkan untung dan rugi, Itulah kenapa ditulis dalam Alkitab/Bible Orang Kaya sulit masuk sorga. Karena orang kaya terlalu mempertimbangkan kehidupan duniawi dalam mengasihi, baginya menyumbang adalah kebanggaan yg harus di publikasikan, padahal Tuhan Yesus katakan jika tangan kananmu memberi, tangan kiri tidak perlu tau. Ataupun ketika orang kaya menolong orang kuatir hartanya habis karena mengasihi orang susah, padahal Tuhan Yesus berkata bukankah hidup lebih penting daripada makanan, dan tubuh lebih penting daripada pakaian. Kenapa kita kuatir mengasihi orang, bukankah janji Tuhan buat orang yg mengasihi adalah sorga di akhirat dan di dunia semuanya akan ditambahkan kepadamu. Adakah seorang anak yg meminta roti malah diberi batu kepada bapaknya. Jika kita mengasihi dengan iman yg benar, Bapa kita di sorga pasti akan memberikan yg terbaik buat anak-anakNya yg menjalankan perintah Bapa dan akan memberikan kasih setiaNya bagi anak-anakNya yg mengasihi Bapa di sorga. Tuhan Yesus memberkati

  2. citi
    citi says:

    saya telah menonton film tsb. mungkin sy jg tdk akan bisa brtahan spt yg dilakukan Desmon. tp keyakinannya pd penyertaan Tuhan sungguh hebat. smg aku bisa lbh mengasihi sesama terutama disekitar ku..Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *