Memperhatikan
Senin, 28 Agustus 2017
Baca: Mazmur 41:1-3
41:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud.
41:2 Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka.
41:3 TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya!
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah. —Mazmur 41:2
John Newton menulis, “Jika saat pulang, aku bertemu seorang anak yang kehilangan sekeping uang logamnya, dan jika dengan memberi anak itu sekeping uang lagi, aku bisa menghapus air matanya, aku merasa telah melakukan sesuatu. Aku senang melakukan hal-hal yang hebat; tetapi aku tak akan mengabaikan tindakan sederhana tadi.”
Di masa sekarang, tidak sulit menemukan orang yang perlu penghiburan: kasir toko yang punya tanggungan dan harus bekerja di dua tempat untuk memenuhi kebutuhannya; pengungsi yang merindukan kampung halamannya; ibu tunggal yang pengharapannya dikikis oleh kekhawatiran; pria tua yang kesepian dan merasa dirinya tak berguna lagi.
Namun, apa yang kita lakukan? “Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah,” tulis Daud (Mzm. 41:2). Meskipun kita tidak dapat membantu untuk meringankan kemiskinan dari orang yang kita temui, setidaknya kita dapat memperhatikan mereka—kata lain dari “mempedulikan”.
Kita dapat menyatakan kepedulian kita. Kita dapat memperlakukan mereka dengan sopan dan hormat, meskipun mereka mungkin menguji kesabaran kita atau membuat kita jengkel. Kita dapat mendengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian. Dan kita berdoa untuk atau bersama mereka—suatu tindakan pemulihan dan pertolongan terbaik yang bisa kita lakukan.
Ingatlah paradoks kuno yang diberikan Yesus kepada kita ketika mengatakan, “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” (Kis. 20:35). Perhatian yang kita berikan tidak akan sia-sia, karena kita akan lebih bahagia ketika dapat mempersembahkan diri kita sendiri. Berikan perhatian kepada orang yang lemah. —David Roper
Bapa, saat kami menjalani hari ini, tunjukkanlah orang yang membutuhkan perhatian kami. Berilah kami kasih dan kesabaran untuk sungguh-sungguh mempedulikan mereka seperti Engkau yang begitu sabar mengasihi kami.
Hidup yang berharga adalah hidup yang dipersembahkan demi kasih. —Frederick Buechner
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 123-125 dan 1 Korintus 10:1-18
amin
amin
amin
Terima kasih Tuhan Engkau sungguh baik, tolong aku Tuhan untuk meneladani kasih Mu kepada orang lemah seperti diriku.Terpujilah Tuhan Haleluya! Aminn
amin
amin
telah god
amin
Amin.Terimakasih Tuhan ,tempalah saya Tuhan menjadi orang yang bermanfaat buat orang lain dan mau perduli kpd orang lemah.
Amin..Terpujilah nama Tuhan ..selamat pagi
Makasih sudah diingatkan, beri kami kekuatan Tuhan.. Amiinn..
Amin
amin
aminn
Amien..Puji Tuhan lebih berbahagia m’beri dari pada m’nerima..
????
Amin
Puji Tuhan
Amin
amin
Amin…terpujilah nama Tuhan
Amin.. ^_^
thank you Jesus
yes,amin ..
Amin
Amen…
Menurut saya ketika ada seorang anak kehilangan duit koinnya kemudian kita memberi duit koin agar dia berhenti menangis itu sesuai tindakan yg salah menurut iman saya. Karena kita tidak mengajarkan proses kehidupan kepada anak tersebut. Jika setiap masalah manusia hanya meminta dan menangis, apakah ada pengajaran yg di dapatkan manusia tersebut. Sedangkan Tuhan Yesus katakan carilah maka akan kamu dapatkan, ketuklah maka pintu akan dibukakan buatmu. Bisa saja Tuhan masukkan seluruh manusia ke surga, tapi adakah iman yg didapatkan Tuhan di dunia ini. Anak kecil pun harus diajarkan betapa sakitnya kehilangan, dengan belajar kehidupan, anak kecil itu akan menghargai apa yg dimilikinya, anak kecil itu akan berusaha mencari dan bermimpi untuk mengejar cita-citanya. Inilah hidup kadang kita pikir kesusahan hidup adalah musibah dan masalah, tapi sebenarnya dari setiap hal buruk tersebutlah kita bisa belajar dan belajar. Dalam hal iman kepercayaan juga, ketika Tuhan Yesus mengajarkan hal berdoa dengan sederhana sesuai dengan Doa Bapa kami di surga, manusia juga harus mengikutinya. Begitu juga ketika ibadah, Tuhan Yesus juga mengajarkan ibadah yg tenang, karena dalam berdoa juga diajarkan pergilah ke kamarmu, bukan ke jalan raya yg berisik atau pasar yg banyak jeritan-jeritan dan loncat-loncat. Inilah yg buat Kristen terpecah, dengan banyak doktrin, tiap gereja beda doktrin, penyebabnya manusia punya mata tapi tidak bisa melihat, manusia punya telinga tapi tidak bisa mendengar. Semua sibuk dengan terjemahannya masing-masing, tanpa peduli dengan keinginan Tuhan Yesus. Sama seperti contoh anak yg kehilangan koin, kita hanya berpikir uang diganti uang. Padahal bukan uang yg sebenarnya dibutuhkan anak itu. Jawabnya kasih sayang, untuk apa anak kecil belajar pegang duit. Orangtuanya tidak memberi tanggungjawab, anaknya dilepas dengan koin ditangannya. Begitu juga dengan apa yg terjadi sekarang, manusia sekarang dengan gampangnya menghargai iman dengan uang contohnya persepuluhan. Tuhan Yesus itu butuh iman yg berisi, simpan saja uangmu, diatas batupun Tuhan Yesus bisa mengajarkan firmanNya. Jangan berpikir uang bisa membeli segalanya, Tuhan Yesus hanya minta Kasih. Kasihilah sesamamu, karena kita harus mengasihi Tuhan Yesus dengan ucapan dan perbuatan kita. Kita harus belajar-belajar dengan tekun, teruslah mencari kerajaan Tuhan dan kebenaranNya, disiplin dalam kegiatan iman, yakinlah suatu hari nanti Tuhan Yesus akan menuai iman berisi yg didapatkanNya dari anak-anakNya yg terus belajar akan kehendakNya. Tuhan Yesus memberkati
amin
Amin, 1 yg saya petik dr kisah ini.. kita harus saling mengasihi 1 sma lain,, mw miskin atau pun kaya,, gbu
Tuhan Pasti Mampukan.. Amin
yes…Aminn
ajari kami tuk mgenal KasihMU lbh dlm lg agr kami bsa memprhtikan skliling kami pnuh dgn kasih…
thanks Jesus…
Amin
amin