Kita Harus Berhenti Memasarkan Kekristenan

kita-harus-berhenti-memasarkan-kekristenan-(2)

Oleh Christan Reksa, Tangerang Selatan

Di hari Sabtu pagi yang tenang, seorang teman seangkatanku di kuliah bertanya di sebuah grup Whatsapp:

“Untuk mas-mas yang Nasrani, dari perspektif pribadi, menurut mas agama memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari gak? Apakah itu sesuatu yang penting untuk dipelajari?“

Pertanyaan yang hadir tiba-tiba itu cukup mengagetkanku. Grup Whatsapp itu adalah grup yang beranggotakan sekitar 30 orang teman-teman kulihaku dulu yang berasal dari berbagai latar belakang. Sebagian besar dari mereka bukanlah orang Kristen.

Aku pun memberanikan diri untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut secara perlahan dan runut, tapi juga sesederhana mungkin. Aku menjelaskan bahwa inti dari Kekristenan adalah hidup yang berpusat kepada Kristus, dan bersyukur atas pengorbanan-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya yang menyelamatkan kita dari kematian kekal karena dosa. Oleh karena itu, penting bagiku untuk mempelajari ajaran Kristus, agar aku dapat meneladani Kristus dan menjadi semakin serupa dengan-Nya.

Setelah aku memberikan jawabanku, mengalirlah sebuah diskusi yang lumayan panjang di grup itu. Pertanyaan demi pertanyaan terus mengalir dan aku mencoba menjawabnya untuk mempertanggungjawabkan iman yang aku percayai. Namun, aku juga berhati-hati agar tidak memicu perdebatan yang dapat menimbulkan kepahitan.

Diskusi itu akhirnya berakhir dengan aman dan damai, namun hasil diskusi itu cukup mengagetkanku. Ada banyak kesalahpahaman antara persepsi teman-temanku mengenai Kekristenan dan iman Kristen yang sesungguhnya aku percayai. Mereka hanya mendengar tentang Kekristenan dari tokoh agama mereka, dan tidak mendapatkan cukup penjelasan yang memadai dari orang Kristen sendiri.

Diskusi hari itu membuatku berpikir dan mencoba mengintrospeksi diriku. “Kalau teman-temanku memiliki pemahaman yang salah tentang Kekristenan, siapakah yang salah?” pikirku. Harus kuakui, sebagai orang Kristen, kadang aku juga takut untuk memulai diskusi dengan orang lain yang berbeda iman, apalagi jika topiknya mengarah kepada pembahasan tentang iman masing-masing. Kita mungkin takut menyinggung perasaan orang lain dan akhirnya memilih untuk diam. Tapi, sikap diam kita justru membuat banyak orang mendengar tentang iman Kristen dari sumber yang salah.

Di ekstrem yang lain, ada juga seminar-seminar penginjilan yang berfokus untuk mengorek-ngorek kelemahan kepercayaan lain, dan mengajarkan cara memasarkan Kekristenan, seolah-olah Kekristenan itu adalah sebuah produk yang superior dan semua kepercayaan di luar Kristen adalah kompetitor kita. Cara berpikir seperti ini bisa jadi malah membuat kita memandang rendah orang-orang dari kepercayaan lain. Bukannya melihat mereka sebagai objek untuk dikasihi, kita malah melihat mereka sebagai objek untuk dihakimi. Dan sedihnya lagi, tidak jarang itu juga yang dilakukan pemuka-pemuka agama dan diturunkan kepada umatnya.

Jadi, apa yang harus kita lakukan?

Mungkin kita perlu berhenti sejenak dan memikirkan kembali bagaimana kita seharusnya memberitakan Injil. Yang harus kita lakukan bukanlah memasarkan Kekristenan, tetapi membagikan kasih Kristus. Ya, kasih Kristus, Sang Sumber Kasih yang telah mati untuk menebus dosa kita (Roma 5:8).

Bukalah dialog. Nyatakan kasih Kristus kepada teman-teman yang berbeda iman dengan penuh rasa hormat. Janganlah kita menghakimi mereka, melainkan tunjukkanlah bahwa kita memang benar-benar mengasihi mereka dan ingin mengenal mereka. Aku percaya, mengasihi harus dimulai terlebih dahulu dengan mencoba memahami mereka.

Melalui kasih Kristus yang kita bagikan, niscaya pintu dialog akan terbuka pelan-pelan, dan bila Tuhan berkenan, Roh Kudus akan membukakan kesempatan bagi kita untuk membagikan kesaksian kita—kesaksian tentang kasih Kristus yang tanpa batas, yang telah menyentuh kita, dan yang kita rindukan juga untuk dapat menyentuh semua orang di dunia ini.

Ketika kita membagikan kasih Kristus, ada satu pertanyaan penting yang perlu kita tanyakan kepada diri kita: “Apakah kita melihat diri kita lebih layak daripada orang lain? Apakah kita merasa diri lebih baik dan lebih unggul karena telah mengenal Kristus?” Bila kita menjawab “ya”, kita mungkin perlu menarik diri sejenak dan mengingat kembali bahwa sesungguhnya kita semua adalah manusia berdosa. Jika kita bisa diselamatkan, dan terus hidup dan berkarya hingga saat ini, itu hanya karena kasih karunia Allah (Roma 3:23-24). Kasih Kristus yang telah kita terima itulah yang perlu kita bagikan kepada orang lain.

Akhirnya, marilah kita meminta bimbingan Roh Kudus untuk membukakan kesempatan yang tepat untuk membagikan kasih Kristus dan kesaksian iman kita.

Baca Juga:

PustaKaMu: Doa Itu Bukan Sekadar Meminta Pada Tuhan

Dalam sebuah sesi pendalaman Alkitab bersama mentorku, kami membahas tentang seberapa pentingnya doa dalam kehidupan orang Kristen. Terus terang, aku bukanlah termasuk orang yang rajin berdoa. Ketika berdoa, aku lebih memfokuskan doaku untuk meminta Tuhan memenuhi apa yang menjadi keinginan hatiku.

Bagikan Konten Ini
12 replies
  1. Agave Berutu
    Agave Berutu says:

    Wah kesaksian kakak begitu menyadarkan saya. Terima kasih telah berbagi kesaksian bagi kami semua ya kak
    Semoga setiap orang percaya boleh mengintropeksi diri, dan memperlihatkan kasih Kristus dalam kehidupannya sehari-hari. Tuhan berkati.

  2. Dan
    Dan says:

    Menurut pandangan saya, seharusnya pembahasan agama tidak boleh dicampur adukan dalam pertemanan. Agama tidak boleh dikaitkan dengan politik, agama tidak boleh dikaitkan dengan pemimpin, negara tidak bisa berdasarkan aturan agama. Semua itu hal yg tidak boleh digabung. Karena peraturan agama, berbeda dengan peraturan duniawi. Misalnya kita sebagai WNI harus bayar pajak kepada Negara, harus hormat bendera, mengamalkan Pancasila, harus tunduk kepada aturan KUHPidana dan KUHPerdata, itulah peraturan di dunia. Sedangkan peraturan di agama, kita harus memiliki kasih Tuhan Yesus, memiliki iman yg tahan uji, mengalahkan kuasa dosa, menjalankan perintahNya dalam ucapan dan perbuatan. Dalam Alkitab jelas tertulis, berikanlah apa yg wajib kamu berikan kepada dunia, kemudian berikanlah apa yg wajib kamu berikan kepada Tuhan. Menurut saya jawaban paling tepat ketika mendapat pertanyaan seperti itu adalah katakan kepadanya agama itu penting untuk dipelajari, penting untuk kehidupan sehari-hari, tanpa agama manusia bisa seperti binatang yg tidak punya akal, karena agama, pengikut Kristen hanya boleh punya 1 isteri, karena agama pengikut Kristen tidak boleh berzinah/mencuri/menipu/membunuh/menyakiti manusia lain. Kurang kerjaan orang yg bertanya soal agama di grup medsos umum, coba tanya balik kalau benar agamanya paling benar, tolong jawab pertanyaan seorang Atheis “tunjukkan fisik Tuhannya kepada seorang Atheis? ” jawabnya agama itu kepercayaan, sesuatu yg tidak terlihat nyata, tapi kita percayain ada. Ngapain juga urusin agama orang lain, dasar ndeso. Kalau mau debat ya 1 sumber, 1 iman, 1 Tuhan, di grup medsos khusus agama Kristen. Itu paling benar, kalau yg nanya pun non Kristen, sampai mulut berbusa-busa mana mungkin beliau percaya, malah beliau mungkin pikir kita sesat. Karena doktrin agamanya udah beda, ngapain dijelaskan percuma. Lebih baik perkuat toleransi, saat non Kristen merayakan hari raya kita ucapkan turut berbahagia dengan perayaan hari raya tersebut, kalau hanya ngucapkan selamat hari raya gak mungkin buat kita murtad. Di Indonesia ini orang Kristen harus lebih toleransi, walaupun ada kejadian diskriminasi, tapi Indonesia kaum agama minoritas dihargai. Saya sering ngajak debat oknum pendeta, karena kami itu satu sumber Alkitab terbitan LAI, satu Tuhan, satu kepercayaan. Saya berdebat bukan membenci, saya berdebat karena kita satu iman. Saya berdebat tentang doktrinnya, berasal darimana, bagaimana membacanya Alkitabnya, misalnya ada oknum yg memperbolehkan mengambil sumpah, padahal dalam Alkitab tidak boleh, ada oknum yg menjalankan ibadah dengan histeris berteriak-teriak padahal di dalam Alkitab diajarkan untuk tenang, ada oknum yg berdoa angkat tangan bagai orang kesurupan sedangkan dalam doa Bapa kami di surga disuruh berdoalah secara sederhana dan ditempat yg tersembunyi, ada oknum yg meminta uang perpuluhan ke jemaat padahal aturan perpuluhan hanya berlaku ke bangsa israel, untuk bangsa non israel tidak diminta perpuluhan, malah sekarang perpuluhan sudah jadi paksaan, padahal Gembala yg baik tidak memberatkan domba-dombaNya. Ada oknum yg mengganti waktu ibadah jadi hari tertentu padahal jemaat Kristen sudah lepas dari aturan bangsa Israel. Ada oknum yg bilang setelah kematian orang percaya di surga lupa segalanya, ada yg bilang dapat rumah besar/kecil, itu sumber infonya darimana? Setelah manusia mati, bagi manusia yg percaya dan memiliki iman akan hidup di surga, mereka masih bisa mengingat keluarganya, bertemu keluarganya, tapi memang kuasa dosa sudah mati, ingatan tentang dosa-dosanya sudah dihilangkan, itu tanda penebusan Tuhan Yesus. Kematian tubuh bukan akhir segalanya, kita hanya berpisah sementara dari orang yg kita cintai, nanti pasti jumpa lagi disana, makanya carilah dulu kerajaan Tuhan Yesus, carilah kebenaran iman, Tuhan Yesus itu baik. Tentang komentar saya yg kritis, memang ada tertulis saya tidak boleh membantah oknum pemimpin agama yg sudah keluar dari doktrin yg Tuhan Yesus ajarkan? Ketika ada oknum pendeta yg maki-maki orang dalam text khotbahnya karena mengikuti adat istiadat, apakah Tuhan Yesus pernah ajarkan maki-maki orang? Terjemahkan isi Alkitab itu tidak mudah, isi Alkitab itu banyak perumpamaan, kalau Alkitab dibaca langsung bisa salah arti, ahli kitab yg harusnya mengajarkan isi Alkitab. Inilah yg terjadi, semua punya terjemahan masing-masing, doktrinnya ampun sampai ratusan, padahal Alkitab/Bible itu satu, Gereja sampai ratusan aliran, beda gereja beda doktrin. Masalah inilah yg akan berusaha dirapikan kembali, doktrin-doktrin yg mengajarkan ajaran manusia akan diluruskan, sehingga hanya ada 1 doktrin sesuai kehendakNya. Sebelum umur kita habis meninggalkan dunia ini ataupun hari Tuhan tiba, pelajarilah Alkitab menurut iman yg benar, jadikanlah tubuh dan roh kita sebagai tempat roh kudus tinggal, kasihilah Tuhan Yesus dengan menjauhi dosa dan mengasihi sesama manusia. Hanya itu yg Tuhan Yesus inginkan, kita mengenal Tuhan Yesus sebagai Bapa dan kita sebagai anak-anakNya. Bapa itu baik, mengasihi kita dengan tulus, makanya kita pun harus jadi anak-anakNya yg baik. Tuhan Yesus memberkati

  3. Anju Hutabarat
    Anju Hutabarat says:

    Kalau saya akan tetap berbagi iman saya melalui medsos sebab saya tidak dapat mengasihi mereka secara langsung karna waktu dan jarak yang memisahkan!

  4. Dan
    Dan says:

    @Anju Hutabarat boleh saja kita membagi kasih dan iman melalui medsos, tapi lebih baik kita juga membagi iman dan kasih yg Tuhan Yesus berikan dalam perbuatan secara langsung. Saya juga membagi pengetahuan yg saya berikan lewat medsos, tapi itu hanya iseng-iseng saja kalau lagi santai. Kalau aslinya membagi iman ya saya sedang berencana membuat buku tentang Kristen, berencana mendirikan panti asuhan yg mendidik anak-anak yg dibuang orangtuanya, juga berencana membuat tempat persekutuan doa yg berdasarkan iman yg benar. Semua itu saya akan buat sesuai rencanaNya.

  5. Josua Ade Saputra
    Josua Ade Saputra says:

    Yang penting, lakukan semua untuk Kristus, jika kita memandang Kristus, kita pasti akan dipimpin Roh Kudus sesuai kehendakNya. Gbu

  6. Jhon Merdi Paulus
    Jhon Merdi Paulus says:

    @Dan.
    saya sangat setuju dengan argumen kritis anda,karna kasih Tuhan yg tiada batas seharusnya di lakukan dan dipercayai dengan cara yg sederhana. Penyimpangan makna Kasih dan Iman Kristen yg terjadi akan berdampak pada pertanyaan2 yg menggoyahkan iman,baik dari diri sendiri atau lingkungan sekitar.

  7. Sidewinder
    Sidewinder says:

    @Dan, jadi Anda tidak setuju/ menentang Persembahan Persepuluhan?? Bukankah itu tertulis didalam Kitab Suci?

  8. Agnes
    Agnes says:

    Memberkati sekali sharingnya
    Klo boleh share juga, saya pun termasuk orang yg tidak tll memusingkan agama. Bagi saya, kasih Kristus itu cukup membuat saya untuk sadar bahwa saya manusia berdoa ttpi telah dikasihi oleh Tuhan dan karna itulah saya pun perlu membagikan kasih Kristus itu kepada sesama (banyak cara yg bisa kita lakukan dalam membagikan kasih Kristus, salah satunya dengan sharing artikel ini ^^ )
    I mean like kasih Kristus harusnya menjadi yg utama, jgn sampai agama dijadikan alasan untuk menjudge yg lain, dalam kasih tidak ada penghakiman toh? cmiiw ^^

  9. Dan
    Dan says:

    Saya minta maaf jika ada yg berbeda pendapat dengan saya, Saya non Israel, saya dari Indonesia, saya hanya menjalankan perintah yg ditujukan kepada bangsa tidak bersunat, bangsa diluar bangsa israel. Semoga ini bisa menjawab pertanyaan saudara-saudari.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *