Ketakutan atau Beriman

Rabu, 16 Agustus 2017

Ketakutan atau Beriman

Baca: Bilangan 13:25-14:9

13:25 Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu,

13:26 dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada sekaliannya hasil negeri itu.

13:27 Mereka menceritakan kepadanya: “Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.

13:28 Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.

13:29 Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan.”

13:30 Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!”

13:31 Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.”

13:32 Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.

13:33 Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.”

14:1 Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu.

14:2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: “Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!

14:3 Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?”

14:4 Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: “Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir.”

14:5 Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel yang berkumpul di situ.

14:6 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya,

14:7 dan berkata kepada segenap umat Israel: “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.

14:8 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

14:9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.”

Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka. —Bilangan 14:9

Ketakutan atau Beriman

“Suami saya mendapat promosi untuk bekerja di negara lain, tetapi saya takut untuk meninggalkan rumah kami. Jadi dengan berat hati, ia menolak tawaran itu,” cerita seorang teman kepada saya. Ia menjelaskan bagaimana ketakutan karena perubahan besar semacam itu membuatnya kehilangan kesempatan untuk mengalami petualangan baru. Terkadang ia juga masih memikirkan peluang yang lepas dari tangan mereka karena memutuskan untuk tidak pindah.

Ketika dipanggil untuk mendiami negeri yang kaya, subur, dan berlimpah-limpah “susu dan madu” (Kel. 33:3), bangsa Israel membiarkan perasaan cemas melumpuhkan mereka. Ketika mendengar laporan tentang bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar (Bil. 13:28), Israel mulai takut. Mayoritas dari mereka menolak panggilan untuk memasuki negeri itu.

Namun, Yosua dan Kaleb mendorong mereka untuk percaya kepada Tuhan dengan mengatakan, “Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka” (Bil. 14:9). Meskipun bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat, Israel dapat mempercayai bahwa Tuhan menyertai mereka.

Teman saya tidak diperintahkan untuk pindah ke negara lain seperti yang dialami bangsa Israel. Namun, ia menyesal karena membiarkan ketakutan menggagalkan peluang yang diterimanya. Bagaimana denganmu—apakah kamu menghadapi situasi yang menakutkan? Jika ya, ketahuilah bahwa Allah menyertai kamu dan akan memandumu. Dengan kasih-Nya yang tidak berkesudahan, kita dapat melangkah maju dalam iman. —Sheridan Voysey

Bapa yang penuh kasih, kiranya aku tak membiarkan ketakutan menghambatku untuk mengikut-Mu, karena aku tahu Engkau akan selalu mengasihiku dan takkan pernah meninggalkanku.

Ketakutan dapat melumpuhkan tetapi iman mendorong kita untuk mengikut Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 94-96 dan Roma 15:14-33

Bagikan Konten Ini
33 replies
  1. Oweth Haurissa
    Oweth Haurissa says:

    Sedetik pun, Tuhan tak pernah meninggalkan kita.
    Terima kasih Bapa, Engkau sungguh sangat baik.

  2. DM TELAUMBANUA
    DM TELAUMBANUA says:

    Terima kasih Tuhan Engkau sungguh baik, mengingat kebaikan Mu dan pertolongan Mu yang datang nya tidak terlambat,aku tidak takut menghadapi hidup ini, karena Allah penolong ku.Terpujilah Tuhan Haleluya! Aminn

  3. Elisabeth
    Elisabeth says:

    Sangat memberkati dan memberi semangat yang baru dalam menjalani hari-hari kita. Dan menguatkan, Bahwa ada Allah yang senantiasa menyertai setiap langkah kita. Amin..

  4. lena
    lena says:

    Saya percaya penyertaan TUHAN untuk org2 yang menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada TUHAN,trmkasih TUHAN YESUS atas pimpinan TUHAN dlm hi

  5. sherly
    sherly says:

    Terimakasih Tuhan. Tuhan menjawab doaku. Engkau baik sungguh teramat baik bagiku dan kami semua. Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *