Ayah yang Sempurna

Minggu, 18 Juni 2017

Ayah yang Sempurna

Baca: Amsal 20:3-7

20:3 Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.

20:4 Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa.

20:5 Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya.

20:6 Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?

20:7 Orang benar yang bersih kelakuannya—berbahagialah keturunannya.

Orang benar yang bersih kelakuannya—berbahagialah keturunannya. —Amsal 20:7

Ayah yang Sempurna

Ayah saya pernah mengaku kepada saya, “Saat kamu beranjak dewasa, Ayah sering sekali tidak ada di sisimu.”

Jujur saja, saya tidak mengingatnya. Selain bekerja penuh waktu, Ayah sering pergi keluar rumah pada malam hari untuk melatih paduan suara di gereja, dan sesekali melakukan perjalanan selama satu atau dua minggu bersama grup kwartet prianya. Namun, pada semua peristiwa penting (dan banyak peristiwa yang biasa saja) dalam hidup saya, ia selalu hadir.

Misalnya, waktu berumur 8 tahun, saya mendapat peran kecil dalam drama di sekolah. Semua ibu datang, tetapi hanya ada seorang ayah, yaitu ayah saya. Dalam banyak cara dan kesempatan, ia selalu memberi tahu saya dan kakak-kakak bahwa kami sangat berarti baginya dan ia menyayangi kami. Melihat cara ayah memperhatikan ibu dengan sabar di tahun-tahun terakhir masa hidup ibu benar-benar mengajarkan saya tentang wujud kasih yang rela berkorban. Ayah bukanlah orang yang sempurna, tetapi ia selalu menjadi ayah yang menggambarkan dengan baik Allah Bapa saya di surga. Itulah yang sepatutnya dilakukan oleh seorang ayah Kristen.

Adakalanya ayah kita di dunia mengecewakan atau menyakiti anakanaknya. Namun, Bapa kita di surga adalah “penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia” (Mzm. 103:8). Ketika seorang ayah yang mengasihi Allah menegur, menghibur, mengajar, dan menyediakan kebutuhan anak-anaknya, ia memberikan bagi mereka contoh yang baik dari Bapa Surgawi kita yang sempurna. —Cindy Hess Kasper

Bapa Surgawi, terima kasih atas kasih setia-Mu yang selalu dapat kuandalkan. Tolonglah aku untuk menjalani hidup hari ini sehingga kelak aku bisa mewariskan teladan kasih dan kesetiaan.

Hidup yang dijalani bagi Kristus merupakan warisan terbaik yang dapat kita teruskan kepada anak-anak kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Nehemia 10-11 dan Kisah Para Rasul 4:1-22

Bagikan Konten Ini
24 replies
  1. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Ya Tuhan semoga melalui kuasa Roholkudusmu, hambamu akan menjadi sauri teladan bagi anak-anakku kelak dikemudian hari, didalam menjalannkan masa tuaku bersama keluarga yang aku sayangi, Amin

  2. Sandi Lay
    Sandi Lay says:

    Amin.. Sungguh luar biasa Allah kita karena Dia tidak pernah mengecewakan kita sedikit pun.

  3. Ida marta
    Ida marta says:

    Terima kasih ya Tuhan..Engkau memberikan seorang Ayah yang selalu ada bagi kami anak2nya dan membawa kami mengenal BAPA di surga.

  4. Dan
    Dan says:

    Bapa yg sempurna. Karena kita Dia beri hidupnya, karena kita Dia tanggung derita, untuk dunia yg hilang Dia beri hidupNya, agar nyata KasihNya.

  5. Helly Gukguk
    Helly Gukguk says:

    Bapa Sorgawi yang sempurna. Sempurna karena kita Dia beri hidupNya, karena kita Dia tanggung derita, agar nyata kasihNya.

  6. evelyn
    evelyn says:

    aminn.. dalam nama Tuhan Yesus, mampu mengubahkan sosok ayah dalam hidupku serupa dengan Bapak Sorgawi..

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *