Obat Iri Hati

Kamis, 25 Mei 2017

Obat Iri Hati

Baca: 1 Samuel 18:5-15

18:5 Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.

18:6 Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;

18:7 dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.”

18:8 Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.”

18:9 Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.

18:10 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.

18:11 Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: “Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding.” Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.

18:12 Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur.

18:13 Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara.

18:14 Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia.

18:15 Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya;

Sejak hari itu [Saul] iri hati kepada Daud. —1 Samuel 18:9 BIS

Obat Iri Hati

Dengan senang hati saya menjaga kedua cucu saya sementara orangtua mereka pergi keluar suatu malam. Saya menanyakan apa yang mereka lakukan akhir pekan yang lalu. (Keduanya memiliki petualangan yang berbeda). Bridger, umur 3 tahun, menceritakan dengan seru pengalamannya bermalam di rumah om dan tantenya—di sana ia makan es krim, naik komidi putar, dan nonton film! Lalu giliran Samuel yang berumur 5 tahun untuk menceritakan pengalamannya. Ketika ditanya apa yang dilakukannya, ia menjawab dengan singkat, “Berkemah.” “Asyik, tidak?” tanya saya. “Biasa saja,” jawabnya dengan muram.

Ternyata Samuel merasa iri kepada adiknya. Sewaktu mendengar Bridger menceritakan pengalamannya dengan penuh semangat, Samuel melupakan begitu saja kegembiraan yang dialaminya saat berkemah dengan ayahnya.

Kita semua dapat dijerat oleh perasaan iri hati. Raja Saul ditelan oleh rasa iri hati ketika pujian yang diterima Daud melebihi pujian yang diterimanya: “Saul membunuh beribu-ribu musuh, tetapi Daud berpuluh-puluh ribu” (1Sam. 18:7 BIS). Saul menjadi sangat marah dan “sejak hari itu ia iri hati kepada Daud” (ay.9 BIS). Begitu murkanya Saul sehingga ia berusaha membunuh Daud!

Membanding-bandingkan diri adalah tindakan yang bodoh dan merusak diri sendiri. Orang lain akan selalu memiliki sesuatu yang kita tidak miliki atau menikmati pengalaman yang berbeda dengan apa yang kita alami. Allah telah memberi kita banyak berkat, termasuk hidup di atas bumi ini dan janji hidup kekal kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Mengandalkan pertolongan-Nya dan menujukan ucapan syukur kita kepada-Nya dapat menolong kita mengatasi perasaan iri hati. —Alyson Kieda

Tuhan, Engkau telah memberi kami hidup dan janji hidup kekal saat kami mempercayai-Mu sebagai Juruselamat kami. Untuk itulah— dan untuk banyak berkat lainnya—kami memuji-Mu!

Iri hati hanya dapat diobati dengan rasa syukur kepada Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 25-27; Yohanes 9:1-23

Bagikan Konten Ini
23 replies
  1. Sandro Torang
    Sandro Torang says:

    Terpujilah Kristus Yesus. Terima kasih Tuhan atas firmanmu hari ini. Bersyukur atas segala hal yang telah Tuhan kerjakan di hidup kita.

  2. Aida Renata
    Aida Renata says:

    Tetap bersyukur apa yg ada pd kita dan Amin kan serta belajar lebih baik lagi agar lebih bijak k depannya.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *