Hidup Bersama Singa

Rabu, 17 Mei 2017

Hidup Bersama Singa

Baca: Daniel 6:20-29

6:20 Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa;

6:21 dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?”

6:22 Lalu kata Daniel kepada raja: “Ya raja, kekallah hidupmu!

6:23 Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.”

6:24 Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.

6:25 Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.

6:26 Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: “Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu!

6:27 Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir.

6:28 Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa.”

6:29 Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.

Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selamalamanya. —Daniel 6:27

Hidup Bersama Singa

Ketika saya mengunjungi sebuah museum di Chicago, saya melihat salah satu relief asli dari Striding Lions of Babylon. Relief itu adalah sebuah lukisan dinding berukuran besar yang menggambarkan seekor singa bersayap yang sedang melangkah dengan ekspresi garang. Sebagai simbol dari Dewi Ishtar—dewi cinta dan perang orang Babel—singa itu merupakan salah satu contoh dari 120 relief singa serupa yang pernah menghiasi jalan di Babel selama tahun 604-562 sm.

Para ahli sejarah mengatakan bahwa setelah Babel menaklukkan Yerusalem, orang-orang Israel yang ditawan pasti pernah melihat singa-singa tersebut selama masa pemerintahan Raja Nebukadnezar. Para sejarawan juga mengatakan bahwa bisa saja sejumlah orang Israel mempercayai bahwa Dewi Ishtar telah menaklukkan Allah Israel.

Namun Daniel, salah seorang tawanan dari Israel, tidak mengalami keraguan seperti yang mungkin dialami orang-orang sebangsanya. Pandangannya tentang Allah dan komitmennya kepada Allah tetap teguh. Daniel berdoa tiga kali sehari—dengan jendela-jendela kamar yang terbuka—meski ia tahu bahwa tindakan itu akan membuatnya dilemparkan ke gua singa. Setelah Allah membebaskan Daniel dari singa-singa yang kelaparan itu, Raja Darius berkata, “Allahnya Daniel, . . . Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; . . . Dia melepaskan dan menolong” (Dan. 6:27-28). Kesetiaan Daniel telah membawa pengaruh yang kuat bagi para pemimpin Babel.

Keteguhan iman dan kesetiaan kita kepada Allah di tengah berbagai tekanan dan kekecewaan yang ada dapat menguatkan orang lain untuk ikut memuliakan-Nya. —Jennifer Benson Schuldt

Ya Allah, berilah aku kekuatan untuk tetap percaya kepada-Mu di saat aku merasa kecewa. Tolong aku untuk mengalami kasih-Mu yang tak berkesudahan dan untuk tetap setia kepada-Mu.

Kesetiaan kita kepada Allah dapat menguatkan orang lain.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 1-3; Yohanes 5:25-47

Background photo credit: Ian Tan.

Artikel Terkait:

Kecewa Kepada Tuhan

Bagikan Konten Ini
22 replies
  1. Ester Febryani
    Ester Febryani says:

    Di setiap kesukaran hidup yg dialami, pastilah Tuhan Allah memberikan kekuatan untuk melaluinya…
    Terima kasih , Yesus…

  2. Wendry Pasorong
    Wendry Pasorong says:

    Jadilah seperti Daniel, tekun bersekutu berdoa kepada Allah 3x sehari dan tetap setia teguh memegang imannya walaupun dibuang ke gua singa. Jangan berdoa klo cuma mau makan aja 🙂 Tuhan Yesus memberkati

  3. Della Gracia
    Della Gracia says:

    Yes, anak-anak Tuhan(setiap orang yang percaya kepadaNya) tidak akan dipermalukan!

  4. ignatius dwi y
    ignatius dwi y says:

    Terpujilah Tuhan, kami berdoa untuk saudara2ku yang berada di penjara…kiranya Allah yang senantiasa menjaga dan melindungi dari segala yang jahat, …Amin

  5. dewi
    dewi says:

    kiranya kesetiaanku tidak pudar….dan biarlah rohku menyala2 tuk menjadi berkat …amin

  6. Arianna
    Arianna says:

    Haleluya, Tuhan Yesus selalu ada di setiap musim hidup kita dan tidak pernah meninggalkan kita..
    Puji Tuhan…
    Thanks God…

  7. Kevin Alexander Girsang
    Kevin Alexander Girsang says:

    tadi siang saya mengoreksi jawaban saintek sbmptn, dan saya kecewa dengan hasilnya. Tapi tidak sedikitpun saya kecewa kepada Tuhan. doa saya kepada Tuhan : “Pinjamkan bahumu, Tuhan. Tolong aku.” Ditambah lagi santapan rohani sebelum saya tidur, saya jadi yakin, tidur saya malam ini bakal makin nyenyak, haha. Hosiana.

  8. Nurani Novita Nazio
    Nurani Novita Nazio says:

    seringkali aku merasakan kekecewaan dalam hidup ku, seakan2 kekecewaan itu memaksa ku untuk menyerah untuk setia kepada Tuhan Yesus dan membenci Tuhan. sulit sekali rasanya untuk tetap percaya dan setia saat kekecewaan terjadi dlm hidup saya berulang2 kali. namun saya sadar lewat renungan ini. yg harus saya lakukan untuk menguatkan adalah doa dan berserah diri kepada Tuhan.

  9. Yosie
    Yosie says:

    Jangan sedih saudara kita dipenjara..
    Ingatlah Yusuf, dia anak yg pandai, baik hati dan taat, tetapi dia dilukai saudaranya, dikucilkan, bahkan dijual..
    Ternyata semua itu adalah rancangan Tuhan..
    Sekarang anak yusuf yaitu efraim dan mennaseh telah menjadi bangsa yang besar saat ini..
    11 saudaranya (Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Zebulon, Issachar, Dan, Naftali, Gad, Asyer, dan benyamin) pun menjadi bangsa yg besar saat ini di eropa dan di berbagai belahan bumi..
    Suku lewi pun tetap membawa identitas israel di tanah skotlandia dan irlandia sebagai bangsa celtic..

    Jangan takut atas masalah apapun yang menimpa kita, sebab Tuhan mempunyai rencana yg lebih indah..

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *