Mengapa Aku Senang dengan Status Singleku

mengapa-aku-senang-dengan-status-singleku

Oleh Aryanto Wijaya

“Waktu aku masih kecil, aku lihat orang dewasa pacaran. Waktu aku dewasa, aku lihat anak kecil pacaran.”

Begitulah isi tulisan yang kutemukan dalam sebuah meme saat aku sedang asyik menjelajah timeline Instagram-ku. Apa yang baru saja kulihat itu membuatku tertawa. Ya, sampai hari ini aku belum pernah berpacaran sama sekali.

Ketika satu per satu teman-temanku mulai memiliki gandengan tangannya, aku masih setia dengan statusku sebagai lelaki single sejak masa sekolah, kuliah, bahkan hingga sekarang bekerja.

Dulu aku tidak percaya diri, selain karena aku dibesarkan di keluarga broken-home, aku juga tidak bisa bermain musik, pandai berolahraga, ataupun punya banyak uang. Aku hanyalah seorang lelaki biasa dan kupikir bukan tipe lelaki idaman para perempuan.

Sebetulnya aku pernah jatuh cinta beberapa kali kepada teman-teman perempuanku, tetapi aku tidak pernah menanggapi serius perasaan itu. Alih-alih segera “nembak”, aku lebih memilih menjadi sahabat dengan orang yang kusuka hingga akhirnya jarak dan waktu memisahkan kami. Tapi ada satu pengalaman jatuh cinta yang menurutku paling berkesan.

Saat kuliah dulu aku pernah jatuh cinta kepada sahabatku. Awalnya kami bertemu di sebuah persekutuan doa yang digelar seminggu sekali di kampus. Kami berdoa bersama, pergi jalan-jalan, dan begitu terbuka untuk menceritakan beban hidup masing-masing. Beberapa bulan sebelum aku lulus kuliah dan kembali pergi merantau, aku menyatakan perasaanku padanya. Tapi dia tidak ingin persahabatan ini berubah status menjadi pacaran dan aku menghargai keputusannya. Kami masih berteman hingga hari ini sekalipun jarak memisahkan kami.

Belum punya pacar itu bukan berarti hidupku menjadi kurang berarti. Sama pula jika aku memiliki pacar, bukan berarti hidupku jadi selalu lebih baik. Seringkali aku menjadi tempat curhat dari teman-temanku yang berpacaran seumur jagung lalu putus. Bahkan ada pula yang berpacaran bertahun-tahun tapi putus karena beragam alasan. Sekalipun aku belum pernah mengalami yang namanya pacaran, tapi mereka merasa nyaman dan cocok untuk menceritakan keluh kesah hubungan mereka kepadaku.

Aku senang dengan statusku sebagai seorang lelaki single. Ketika rasa kesepian itu datang, aku dapat mengalihkan rasa itu menjadi hal-hal positif yang membangun hidupku.

1. Aku bisa traveling dan menulis di blog

Selama empat tahun masa kuliahku di Yogyakarta, aku telah mengelilingi hampir setengah dari Indonesia, dari kota Sabang di paling barat, hingga kota Manado di Sulawesi Utara. Aku bergabung dengan teman-teman komunitas backpacker yang memungkinkanku untuk bertemu orang-orang dari banyak negara. Bahkan di tahun 2015, seorang temanku dari Jerman datang ke Indonesia dan mengajakku pergi menemaninya berkeliling Sumatera selama satu bulan penuh, dan dia membiayai seluruh akomodasi perjalananku!

Tak berhenti sampai di situ, pada tahun 2014 aku diterima bekerja sebagai staf bagian promosi di kampus tempatku belajar. Hampir setiap bulan aku pergi dikirim ke berbagai kota di Indonesia untuk mengenalkan kampusku kepada siswa-siswi SMA. Suatu pekerjaan yang sangat kucintai karena aku bisa traveling dan juga dibayar.

Kesempatan-kesempatan traveling yang Tuhan berikan itu membuatku mengenal banyak teman-teman baru. Dalam beberapa kesempatan, aku bisa menggunakan itu untuk bercerita kepada mereka tentang pengalaman imanku kepada Yesus.

Aku tidak ingin menikmati traveling itu sendirian, jadi aku membuat sebuah blog dan menuliskan setiap kesan dan pengalaman dari perjalanan-perjalanan yang kulakukan. Aku percaya bahwa Tuhan memberiku masa single yang panjang supaya aku bisa memperkaya hidupku dan menjadi berkat untuk orang lain. Bagaimana dengan kamu?

2. Aku memiliki waktu lebih banyak bersama keluarga dan teman-temanku

Ketika aku merasa cukup dengan apa yang Tuhan berikan padaku, aku percaya bahwa Dia akan memberiku tanggung jawab baru sesuai dengan waktu-Nya. Yesus sendiri mengatakan, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” (Lukas 16:10).

Masa-masa single yang Tuhan berikan padaku saat ini adalah kesempatanku untuk mencintai keluarga dan teman-temanku. Aku senang mendengarkan cerita dari teman-temanku. Biasanya setelah jam kerja usai aku tidak akan langsung pulang menuju kost, tapi menemui teman-temanku terlebih dulu. Sekalipun kadang aku merasa lelah, tapi bertemu teman-temanku membuatku merasa bersyukur. Ketika mereka curhat kepadaku, kehadiranku menguatkan mereka bahwa mereka tidak sedang berjuang sendirian.

Satu kali dalam sebulan aku selalu menggunakan akhir pekan untuk pulang ke kampung halamanku dan bertemu dengan keluarga. Waktu terus berjalan dan itu berarti usia kedua orang tuaku akan semakin senja. Di masa-masa inilah aku ingin tetap ada untuk mereka, di tengah kesibukan pekerjaanku aku ingin memberikan kehadiranku di rumah sebagai ungkapan nyata bahwa mereka begitu berarti untukku.

Aku harus mengucap syukur dengan apa yang ada padaku, bukan apa yang tidak ada. Jika saat ini aku diizinkan untuk tetap single, itu tandanya Tuhan sedang memurnikan karakterku terlebih dahulu lewat proses mencintai keluarga dan teman-temanku.

Jika kamu juga sedang menjalani masa-masa single sepertiku, mungkin kamu juga bisa memaksimalkan waktumu sekarang untuk mengasihi keluarga dan teman-temanmu terlebih dahulu.

* * *

Sejatinya, aku tidak memiliki belahan jiwa karena Tuhan menciptakan jiwaku utuh. Jadi ketika Tuhan nanti berkata bahwa sudah saatnya aku melepas masa single-ku, maka di situ jugalah Dia sudah menyiapkan seorang perempuan yang juga jiwanya utuh untuk dilebur menjadi satu di dalam Yesus.

Kelengkapan hidup kita bukan ditentukan dari status single atau couple. Jadi, punya pacar ataupun tidak, Tuhan menciptakan jiwa kita itu utuh, tidak kurang setengah hanya karena kita belum memiliki pacar. Punya pacar atau tidak, Tuhan tetap memiliki rancangan yang terbaik untuk kita, dan Dia mau supaya lewat hidup kita rancangan itu dinyatakan.

Jadi, apapun status hubunganmu saat ini, maukah kamu mengisinya dengan memberkati orang lain?

Baca Juga:

Mengapa Aku Memutuskan untuk Tidak Berhubungan Seks Sebelum Menikah

Aku memiliki pendirian yang teguh untuk menolak hubungan seks di luar pernikahan, dan tentunya ada risiko atas pendirian itu. Aku sering dianggap aneh oleh teman-teman ketika mereka tahu tentang pendirianku itu. Mereka seringkali mengatakan padaku, “Tapi, kamu harus mencobanya supaya kamu tahu apakah kamu cocok dengan pasanganmu atau tidak.”

Bagikan Konten Ini
28 replies
  1. Fenny
    Fenny says:

    I’m almost 30 but still single..Pas baca judulnya langsung mikir “Gw banget”…haha..
    Saya kemana-mana sering sendiri..Bukan krn ga pny tmn, tetapi mnrt saya, sendiri itu asik. Bisa bebas kemanapun saya mau, bisa explore apapun yang saya mau..Dan karena sudah terbiasa sendiri, saya sangat menikmati kesendirian. Tetapi tentu saja dalam hati kecil saya pastinya mau punya pasangan hidup..Tapi kalau saya masih single sampai saat ini saya percaya ada maksud Tuhan..Jadi selama belum menemukan pasangan, saya berusaha utk memperkaya diri dg hal2 positif, mengembangkan diri, dan menjadi pribadi yg lbh baik..Waktu Tuhan adalah waktu yg terbaik.

  2. Akwila
    Akwila says:

    Hei bro, thanks buat sharingnya, waktu baca ini.. Keseluruhan nya seperti cerita hidup ku juga, kcuali travelling nya haha~
    btw aku juga pengen gabung di komunitas backpacker , ada rekomen komunitas backpacker mana yang harus aku ikuti ?

  3. Rinienta
    Rinienta says:

    orang yang mencintai Tuhan diatas segalanya, pasti kan dikelilingi oleh cinta dr org2 disekitarnya, terima kasih utk sharingnya, makin membuka pandangan gw dr patah hati, semoga segera menemukan pasangan hidupnya yah.

  4. Mario Counselor
    Mario Counselor says:

    Kebahagiaan tertinggi kita adl Allah. Kita hrs bijak menentukan apakah diri qt mmg terpanggil utk melajang atau tdk.
    -Kl melajang hny krn qt bebas melakukan sst utk kesenangan kita itu salah.
    Blm lagi ad hal2 dibwh sadar yg mmpengaruhi qt utk melajang (pernikahan pahit ortu,ketidakmampuan membangun relasi dg org,pelecehan sexual dll)
    -Kl menikah hny utk kewajaran hdp itu juga salah.
    (Selamat berumul dg Tuhan, Gbu)

  5. Mario Counselor
    Mario Counselor says:

    oh iya buat yg sdh umurnya nikah tp blm nikah, ttp semangat. tp dipertimbangkan ya: 1.nti kl pnya anak,km bs sdh ketuaan dan usia produktifnya juga sdh berkurang. 2. Penyesuaian kepribadian smakin susah, inget kan sm org yg sdh tua, semakin tua semakin susah berubah. itu dlu deh ya…

  6. Christine Viena Augustine
    Christine Viena Augustine says:

    Thank you. Saya juga memiliki pengalaman yg sama seperti anda. Sharing ini sangat memberkati. dan meneguhkan saya untuk maju terus berjalan bersama Tuhan. Dalam masih memegang status yg berharga ini,mari kita terus menempuhi hari demi hari dengan menantikan apa yang Tuhan ingin kita lakukan dlm masih single ini. Sampai pada waktu-Nya yang tepat dan indah,kita dipertemukan dengan pasangan yang Tuhan telah persiapkan untuk kita.
    Kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus! Amen!

  7. Kartika Sarah Sihombing
    Kartika Sarah Sihombing says:

    mengapa aku senang denga status single ku? karna saat single aku tahu bahwa seharusnya aku mencintai Mu dahulu lalu mencintai ciptaan Mu.

  8. Yulianti Landeng
    Yulianti Landeng says:

    tulisan yang sangat memberkati. Di saat orang orang di sekeliling ku menganggap single seolah hal yang sangat memalukan. meskipun mereka tidak tau bahwa ada hal” yang harus di utamakan saat ini aku hanya ingin punya waktu lebih untuk keluargaku dan fokus untuk studi dan pekerjaan. Karena bagiku yang utama adalah membuat keluargaku bahagia dan bangga.

  9. Dan
    Dan says:

    @Aryanto Wijaya saya malah menderita dengan status single saya. Menderitanya ketika jalan selalu sendiri, saya ultah besok tapi gak ada yg ucapin ngasih kue, tidak punya target menikah, sedih dan menderita, itulah yg terjadi. Memang semua ada waktuNya, tapi menunggu jodoh itu sesuatu yg sangat menyiksa, semua manusia ingin punya pasangan hidup.

  10. Istiarsanti Kinasih
    Istiarsanti Kinasih says:

    Suka banget sama artikelnya.
    Ini pas banget sama kondisiku saat ini (kecuali traveling).
    Setelah baca ini, yg poin ke-2 ttg “Aku memiliki waktu lebih banyak bersama keluarga dan teman-temanku” itu lebih ngena lagi buatku.
    Karena jujur, emang sih aku ga sesibuk si penulis, tapi aku merasa kurang menghabiskan waktu dengan keluarga.
    Berkat artikel ini, aku jadi sadar bahwa memperbaiki karakter dengan, salah satunya, lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga itu penting.
    God Bless u all 🙂

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *