Manusia Lemah
Kamis, 26 Januari 2017
Baca: Roma 7:14-25
7:14 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.
7:15 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
7:16 Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.
7:17 Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.
7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.
7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.
7:20 Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.
7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.
7:22 Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,
7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.
7:24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
7:25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
7:26 Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Tetapi saya ini manusia lemah. —Roma 7:14 BIS
Seorang novelis asal Inggris, Evelyn Waugh, mempunyai gaya bicara yang menampilkan kelemahan karakter dirinya. Meski akhirnya percaya kepada Kristus, Waugh masih terus bergumul dengan tutur katanya. Suatu hari seorang wanita bertanya kepadanya, “Tuan Waugh, bagaimana mungkin kamu bersikap seperti itu dan tetap menyebut dirimu sebagai orang Kristen?” Ia menjawab, “Nyonya, mungkin saya memang seburuk yang kamu katakan. Namun percayalah, jika bukan karena agama saya, disebut sebagai manusia saja saya tidak pantas.”
Waugh masih mengalami pergumulan rohani seperti yang digambarkan Rasul Paulus: “Sebab ada keinginan pada saya untuk berbuat baik, tetapi saya tidak sanggup menjalankannya” (Rm. 7:18 BIS). Ia juga berkata, “Kita tahu bahwa hukum agama Yahudi berasal dari Roh Allah; tetapi saya ini manusia lemah” (ay.14 BIS). Ia lebih jauh menjelaskan, “Batin saya suka akan hukum Allah, tetapi saya sadar bahwa dalam diri saya ada pula hukum lain yang memegang peranan . . . Siapakah yang mau menyelamatkan saya dari badan ini yang membawa saya kepada kematian?” (ay.22-24 BIS). Lalu muncullah jawaban yang menggembirakan: “Syukur kepada Allah! Ia mau menyelamatkan saya melalui Yesus Kristus!”
Ketika kita beriman kepada Kristus, mengakui kesalahan kita dan kebutuhan kita akan Juruselamat, seketika juga kita diubah menjadi ciptaan baru. Namun pembentukan rohani kita tetap merupakan perjalanan seumur hidup. Yohanes, sang murid, menyatakan: “Sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Diadalam keadaan-Nya yang sebenarnya” (1Yoh. 3:2). —Tim Gustafson
Bapa, kami bawa pergumulan kami kepada-Mu karena meski Engkau tahu segalanya, Engkau tetap mengasihi kami. Ajarlah kami bersandar kepada Roh Kudus-Mu. Jadikanlah kami semakin serupa dengan Anak-Mu hari demi hari.
Menjadi Kristen berarti mengampuni yang tak terampuni, karena Allah sudah mengampuni yang tak terampuni dalam diri kita. —C. S. Lewis
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 14-15; Matius 17
Mengampuni Musuh Kita, Mungkinkah?
“…Tiba-tiba, anak muda itu berdiri, mengambil sebuah pistol, dan menembaki semua orang di dalam ruangan itu. Dia menembaki setiap orang beberapa kali, mengeluarkan ungkapan rasisme, dan pergi meninggalkan gereja itu. Sembilan orang tewas malam itu, termasuk pendeta senior gereja itu.”
Baca selengkapnya di dalam artikel ini.
Bapa yang baik,ampunilah kesalahan kami seperti kami juga telah mengampuni orang yg bersalah kepada kami,AMIN
terkadang keinginan daging memang sangat kuat.. ampuni kami Tuhan.. dan sebagaimana Engkau katakan bahwa kedatanganMu seperti pencuri, yaitu tiba2.. sekiranya ketika Kau datang, kami selalu dalam keadaan kudus dan setia padaMu Tuhan.. aminnn..
Ak hanya berserah padaMu ya Tuhan..trima ksh utk smua anugerahMu..Ampuni ak yg masih sj malas utk berdoa,baca dan melakukan FirmanMu..bimbing kami Tuhan keluarga kecil utk saling mengampuni…Amin..
Terpujilah namamu bapa disurga, Amin
amin
Puji Tuhan.Amin
amin
Di dalam Dia saya pasti bisa melakukan yang yang baik dan akan membrikan kekuatan kepada saya untuk melakukan firmannya☺
Amin
Gbu
Keinginan daging kuat dan selalu bertentangan yaa Bapa ampuni kesalahan kami. Ajar kami selalu mengampuni & mengasihi seperti kasih Yesus mengampuni tiada pamrih.
Amin
mengampuni adalah hal yg paling sulit,, tapi yakinlah akan indah pada saatnya.. Amin
amen
amen Terimakasih Tuhan
Bapa, kami bawa pergumulan kami kepada-Mu karena meski Engkau tahu segalanya, Engkau tetap mengasihi kami. Ajarlah kami bersandar kepada Roh Kudus-Mu. Jadikanlah kami semakin serupa dengan Anak-Mu hari demi hari.
Terkadang kita merasa tidak memiliki kekuatan untuk menghilangkan segala beban dan masalah yang menghimpit, dalam hati sering berkata Tuhan kami tak mampu lagi….. Namun dengan sabar Dia menggendong dan mengguatkan kita tanpa kita sadari. Tapi melalui Roh Kudus, Dia memberi kita kekuatan untuk menghadapi semua yang ada. Amin Tuhan baik untuk kita semua.
amin
Amin
mantab. pengampunan.
Roh kudus memampukan kita untuk melakukan kehendaknya saat kita berserah kepada Dia tubuh manusia tidak berdosanatur manusialah yg berdosa
Bapa ajari aq unt snantiasa menyangkal diri dr kedagingan dan mau memikul salib dgn berlapang dada krn itu yg menjadi kwajibanku dlm mengikuti Yesus kristus Tuhan kita. Amin.
puji Tuhan, amin..