Mengasihi Musuh
Senin, 19 Desember 2016
Baca: Yunus 3:10-4:11
3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
4:1 Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.
4:2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: “Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.
4:3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.”
4:4 Tetapi firman TUHAN: “Layakkah engkau marah?”
4:5 Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.
4:6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.
4:7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.
4:8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: “Lebih baiklah aku mati dari pada hidup.”
4:9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: “Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Jawabnya: “Selayaknyalah aku marah sampai mati.”
4:10 Lalu Allah berfirman: “Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
4:11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? —Lukas 6:32
Ketika pecah perang di tahun 1950, Kim Chin-Kyung yang masih berusia 15 tahun bergabung dengan Angkatan Darat Korea Selatan untuk membela tanah airnya. Ia segera menyadari bahwa ia belum siap menghadapi ngerinya pertempuran. Ketika rekan-rekannya sesama pemuda tewas di sekelilingnya, ia memohon kepada Allah agar dapat bertahan hidup dan berjanji akan belajar mengasihi musuh-musuhnya kalau ia diizinkan hidup.
Enam puluh lima tahun kemudian, Dr. Kim merenungkan tentang doanya yang dijawab Allah itu. Lewat perbuatannya merawat para yatim piatu dan membantu pendidikan anak-anak muda dari Korea Utara dan Tiongkok selama berpuluh-puluh tahun, ia mempunyai banyak sahabat dari orang-orang yang pernah dianggapnya sebagai musuh. Kasih yang ditunjukkannya merupakan bentuk ungkapan imannya kepada Yesus Kristus.
Sebaliknya, Nabi Yunus meninggalkan warisan yang berbeda. Sekalipun telah diselamatkan secara dramatis dari perut seekor ikan besar, hatinya tidak berubah. Meski akhirnya menaati Allah, Yunus menyatakan bahwa ia lebih baik mati daripada menyaksikan Tuhan mengampuni musuh-musuhnya (Yun. 4:1-2,8).
Kita tidak tahu apakah Yunus akhirnya belajar untuk mempedulikan orang Niniwe. Kita justru perlu mempertanyakan diri kita sendiri. Akankah kita mengikuti sikap Yunus dalam menghadapi orang yang kita takuti dan benci? Ataukah kita akan memohon kepada Allah untuk memampukan kita mengasihi musuh-musuh kita sebagaimana Dia telah menunjukkan belas kasihan-Nya kepada kita? —Mart DeHaan
Bapa di surga, seperti nabi-Mu yang enggan, kami pun cenderung hanya mengasihi mereka yang mengasihi kami. Namun Engkau mengasihi kami meskipun kami hanya mempedulikan diri sendiri. Berikanlah kepada kami kasih karunia agar kami menjadi lebih serupa Yesus daripada Yunus.
Kasih mengalahkan segalanya.
Bacaan Alkitab Setahun: Yunus 1-4; Wahyu 10
Pelaku Teror Bom di Gereja Medan Itu Ternyata Satu Sekolah Denganku
Di kampung halamanku di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, seorang tersangka pembawa bom bunuh diri masuk ke dalam sebuah gereja ketika kebaktian Minggu sedang dilangsungkan, dan mencoba untuk meledakkan sebuah bom. Meskipun tak ada yang terluka, insiden itu membuatku bertanya, di mana kita dapat menemukan keamanan di dunia ini? Baca kesaksian Morentalisa selengkapnya di dalam artikel ini.
Biarlah kiranya kami bisa mengasihi org yg membenci kami dan mereka yg pnh kami sakiti mau memaafkan stp kslhan kmi. amin
Bantu kami mengasihi musuh kami ya Bapa..amin ^-^
berikan kami hati MU , ya BAPA …..
untuk lebih mampu mengasihi sepertiMU tanpa memandang muka
dalam nama Yesus Kristus yg penuh kasih….amin
dalam menjalani hidup ini kt dpt melihat kasih Allah yg luar biasa menyertai kt.karnaAllah tdk pernah membuat perhitungan ttg harga yg hrs kt byr.kt dpt melihat di icu di rm skt.bgt mhl alat yg hrs di pakai utk menolong hdp kt yg keberhasilannya blm dpt di pastikan.dari itu karna kasih yg tlah Yesus diberikannya menjadi pedoman hdp kt.shg kt jg hrs mengasihi dan mendoakan msh kt.spy dia jg beroleh keselamatan.sbgn Allah telah menyelamatkan kt.bukan karna kt baik dan memenuhi sarat untuk diselamatkan.terutama yg begitu membenci umar kristen.mari kt slg bergandengan tgn mendoakan mrk.sy bgt ngeri membayangkan brp banyak jiwa yg akan binasa karna tdk mengenal kebenaran.karna mereka mengenal kebenaran yg ga jls.ok.jgn lupa ya sodara2ku.mari menjadi pendoa syafaat demi Indonesia.amin
Amin,
Bapa, tuntun sya agar bisa lebih mengasihi siapapun. Entah itu org yg menyayangi kami maupun yg membenci kami. Trmakasih Bapa krna masih mengasihi saya 🙂
ya Tuhan….
curahkanlah roh kudus Mu agar kami mampu dan belajar untuk mengasihi orang-orang yang membenci kami…
Amin
Amin..selamat pagi
amen
Amin
the power of love
Sulit untuk mengasihi musuh, tapi kami mau belajar ya Tuhan untuk mengasihi musuh kami.
sulit dilakukan tetapi ada kuasa yg besar dibaliknya
belajar mengasihi dan mengampuni..
Kemampuan untuk kita dpt mengasihi sesungguhnya dtg dr Allah bukan manusia. Selama kita memandang pada kasih Allah, kita akan dapat mengasihi sesama tanpa terkecuali, sama seperti Allah mengasihi manusia. Tuhan Yesus memberkati. Gbu
Tuhanku bila hati kawanku, terluka oleh tingkah ujarku, pikiran dan tuturku bercela, ampunilah
Bapa disurga Berikanlah kepada kami kasih karunia agar kami menjadi lebih serupa Yesus & melaksanakan semua perintah” Nya. Amin
lawat hati kami anak-anak-Mu ya Tuhan Yesus. bantu kami mengasihi musuh kami karna Kau telah lebih dulu mengasihi kami. amin
Amin
Kiranya kami bisa mengampuni musuh kami y Bapa, dan ajar kami untl slalu sabar .
Kiranya kami bisa mengampuni musuh kami y Bapa, dan ajar kami untk slalu sabar . Amin
sederhana tapi tidak mudah dilakukan.. tuntun kami Tuhan supaya kami dapat meneladani Engkau yg penuh kasih . amin