Katamu, Siapakah Dia?

Minggu, 18 Desember 2016

Katamu, Siapakah Dia?

Baca: Matius 16:13-20

16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?”

16:14 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.”

16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”

16:16 Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

16:17 Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.

16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”

16:20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.

Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? —Matius 16:15

Katamu, Siapakah Dia?

Pada tahun 1929, dalam wawancara dengan surat kabar Saturday Evening Post, Albert Einstein berkata, “Sewaktu kecil, saya menerima pengajaran dari Alkitab maupun dari kitab Talmud. Saya seorang Yahudi, tetapi saya terpesona dengan orang Nazaret yang sangat menonjol itu. . . . Tak seorang pun dapat membaca Injil tanpa merasakan kehadiran Yesus di dalamnya. Kepribadian-Nya begitu nyata dalam setiap kata. Tak ada mitos yang menampilkan kehidupan seperti itu.”

Alkitab Perjanjian Baru memberi kita contoh-contoh lain dari orang sebangsa Yesus yang juga merasakan ada yang berbeda dari diri-Nya. Tuhan Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Mereka menjawab bahwa ada yang menganggap-Nya Yohanes Pembaptis, ada juga yang menyebut-Nya Elia, dan ada yang mengira Dia adalah Yeremia atau salah seorang nabi (Mat. 16:14). Disejajarkan dengan nabi-nabi besar Israel tentu adalah suatu pujian, tetapi Yesus tidak sedang mencari pujian. Dia ingin tahu sampai di mana pemahaman dan iman mereka. Maka Dia mengajukan pertanyaan kedua: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (16:15).

Pengakuan Petrus sepenuhnya mengungkapkan identitas Yesus yang benar: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (ay.16).

Yesus rindu kita mengenal-Nya dan menerima kasih-Nya yang menyelamatkan. Itulah sebabnya setiap dari kita pada akhirnya harus menjawab pertanyaan, “Menurutmu, siapakah Yesus?” —Bill Crowder

Tuhan, aku rindu mengenal-Mu dengan lebih baik lagi. Ajarlah aku lebih lagi tentang karakter-Mu yang indah supaya aku bertumbuh semakin mengasihi-Mu dan mengikut-Mu dengan segenap hatiku.

Identitas Yesus adalah pertanyaan utama yang menentukan kekekalan.

Bacaan Alkitab Setahun: Obaja; Wahyu 9

Artikel Terkait:

Ketika Hubunganku Menentukan Identitasku

Kehilangan pacar membuat aku merasa hidupku tidak normal lagi. Aku merasa kehilangan pengharapan dalam hidup ini. Setiap hari aku bangun pagi dengan jantung berdebar kencang, takut, dan cemas. Tidak ada damai sejahtera. Nafsu makanku hilang dan aku tidak ingin melakukan apa pun. Baca kesaksian Larissa selengkapnya di dalam artikel ini.

Bagikan Konten Ini
11 replies
  1. Aditya Darmadi
    Aditya Darmadi says:

    Tuhan Yesus curahkan rohmu pada jiwa kami supaya kami selalu setia padamu sampai akhir hayat.amin

  2. Alfa
    Alfa says:

    Menurutmu siapkah Yesus?

    Ini adalah pertanyaan dasar yg dapat dijawab oleh semua orang.
    Siapa yg tidak tau Yesus. Hampir semua orang mengetahui Nya.
    Tetapi persoalan mengetahui dan mengenal tidaklah sama.

    Mengetahui tidak menuntut adanya  relasi sedangkan mengenal menuntut kita utk berelasi dgn pribadi tsb.

    Apa artinya jika kita hanya mengetahui Yesus. Artinya, kita hanya menjadikan Dia spt agama yg tidak lain dgn agama” lain, yg semata mengajarkan norma”

    Sedangkan kita mengenal bearti kita menjadikam dia pribadi yg hidup, yg dekat, yg nyata bagi kehidupan kita sehari” dan tidak semata hanya norma” melainkn lbh drpada itu, yaitu Juruslamat kita yg adl Tuhan

    Jika kita br smpai pada tahap mengetahui bs jadi kita hanya baru sampai pada tahap beragama Kristen, dan pada umumnya byk org sudah puas smpai pada tahap tsb. (Biasanya ditandai dgn malas nya org menggali kedalaman Alkitab)

    Hendaklah kita tidak hanya sampai pada tahap beragama, tetapi mengenal dgn jelas pribadi yg ada dibalik agama tsb.

    Sejauh mana pengenalan mu terhadapNya?

    Selamat hr minggu, selamat beribadah, jgn lupa utk selalu memiliki waktu teduh dgn Nya

  3. icalpenyok
    icalpenyok says:

    Dengan ketidak mampuanku, kekuranganku & kebodohanku aku berdoa Bapa kami yg di sorga kalau Aku sangat rindu mengenal-Mu dengan lebih baik lagi. Ajarlah aku lebih dalam lagi tau tentang karakter-Mu yang indah supaya aku bertumbuh semakin mengasihi-Mu dan mengikut-Mu dengan segenap hatiku.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *