Cincin Meterai

Kamis, 29 Desember 2016

Cincin Meterai

Baca: Hagai 2:16-24

2: 16 “Maka sekarang, perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya! Sebelum ditaruh orang batu demi batu untuk pembangunan bait TUHAN,

2:17 bagaimana keadaanmu? Ketika orang pergi melihat suatu timbunan gandum yang seharusnya sebanyak dua puluh gantang, hanya ada sepuluh; dan ketika orang pergi ke tempat pemerasan anggur untuk mencedok lima puluh takar, hanya ada dua puluh.

2:18 Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum dan segala yang dibuat tanganmu dengan hujan batu; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN.

2:19 Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya–mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah

2:20 apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!”

2:21 Maka datanglah firman TUHAN untuk kedua kalinya kepada Hagai pada tanggal dua puluh empat bulan itu, bunyinya:

2:22 “Katakanlah kepada Zerubabel, bupati Yehuda, begini: Aku akan menggoncangkan langit dan bumi

2:23 dan akan menunggangbalikkan takhta raja-raja; Aku akan memunahkan kekuasaan kerajaan bangsa-bangsa dan akan menjungkirbalikkan kereta dan pengendaranya; kuda dan pengendaranya akan mati rebah, masing-masing oleh pedang temannya.

2:24 Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Aku akan mengambil engkau, hai Zerubabel bin Sealtiel, hamba-Ku–demikianlah firman TUHAN–dan akan menjadikan engkau seperti cincin meterai; sebab engkaulah yang Kupilih, demikianlah firman TUHAN semesta alam.”

Aku . . . akan menjadikan engkau seperti cincin meterai; sebab engkaulah yang Kupilih, demikianlah firman Tuhan. —Hagai 2:24

Cincin Meterai

Ketika pertama kalinya berkenalan dengan seorang teman dari luar negeri, saya tertarik pada logatnya yang sangat bagus dan sebuah cincin yang terdapat pada jari kelingkingnya. Belakangan saya mengetahui bahwa cincin itu bukan sekadar perhiasan. Sebuah lambang yang terukir pada cincin itu menunjukkan tempatnya dalam silsilah keluarganya.

Cincin teman saya itu mirip dengan cincin meterai—bisa jadi seperti yang disebutkan dalam kitab Hagai. Dalam kitab Perjanjian Lama yang singkat itu, Nabi Hagai menyerukan kepada umat Allah untuk membangun kembali bait Allah. Mereka pernah dibuang dan sekarang sudah kembali ke tanah air mereka, tetapi ketika mereka mulai membangun kembali, pertentangan dari para musuh membuat proyek itu terhenti. Pesan dari Hagai meliputi janji Allah kepada Zerubabel, bupati Yehuda, yang menyatakan bahwa ia telah dipilih dan dijadikan seperti cincin meterai.

Pada zaman kuno, cincin meterai digunakan sebagai pengenal identitas seseorang. Untuk menandai sesuatu, mereka tidak membubuhkan nama sebagai tanda tangan, tetapi mencetak cincin mereka yang telah dibubuhkan ke lilin panas atau tanah liat yang lembek. Sebagai anak-anak Allah, kita juga menandai kehadiran kita di dunia ini dengan menyebarkan Injil, membagikan anugerah-Nya kepada sesama, dan bekerja meringankan beban orang lain.

Setiap dari kita memiliki cap tersendiri yang memperlihatkan bahwa kita diciptakan menurut gambar Allah dan menunjukkan paduan unik dari karunia, kegemaran, dan hikmat yang kita miliki. Kita menerima panggilan dan hak istimewa untuk berperan sebagai cincin meterai Allah di tengah dunia ini. —Amy Boucher Pye

Ya Allah Bapaku, hari ini, tolonglah aku mengenali identitasku yang sejati sebagai ahli waris-Mu. (Lihat Lukas 15).

Kita adalah ahli waris dan duta Allah yang dipanggil untuk membagikan kasih-Nya kepada dunia.

Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 9-12; Wahyu 20

Artikel Terkait:

Ketika Tes Kepribadian Membuatku Kehilangan Identitas

Apakah kamu seorang INTJ, ENTP, ISFP, atau yang lainnya? Jangan khawatir jika belum pernah mendengar singkatan ini. Sudah waktunya kita melihat kembali kelebihan dan kelemahan sebuah tes kepribadian.Baca kesaksian Gabrielle saat tes kepribadian membuatnya kehilangan identitas.

Bagikan Konten Ini
14 replies
  1. Gloria Imanuel
    Gloria Imanuel says:

    kita adalah milik Allah, namun kita seringkali lupa dengan identitas kita yang sesungguhnya sehingga kita pada akhirnya tidak menjadi berkat buat orang lain. Melalui renungan ini, biarlah kita boleh sadar bahwa sesungguhnya kita anak Allah, dan kita pun harus menjadi terang bagi dunia yang gelap ini. Gbu all

  2. rayida
    rayida says:

    Sy pernah sedih saat sy terindentifikasi negatif akibat hasil tes kepribadian sy : PRIBADI YG TDK TERBANTAHKAN. Namun segera sy tersadar sebagai ahli waris dan duta Allah yg dipanggil utk membagikan kasih-NYA kpd dunia, (pribadi yg tdk terbantahkan) adalah perlu, menyadari betapa besarnya tantangan menjadi duta kerajaan Allah dan banyaknya godaan utk kembali ke zona nyaman seperti Israel yg merindukan Mesir saat di padang gurun. PUJI TUHAN.

  3. arifah
    arifah says:

    Y Allah tolong bri karunia hikmat dan pengertian yg bnar agar aq mengerti apa yg menjadi kehendak Mu dlm hdpku.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *