The Red Hackle

Minggu, 27 November 2016

The Red Hackle

Baca: Mazmur 92:13-16

92:13 Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;

92:14 mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.

92:15 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,

92:16 untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. —Mazmur 92:15

The Red Hackle

Beberapa tahun lalu saya tidak sengaja menemukan sedikit ilmu memancing dalam literatur yang ditulis oleh Aelian asal Yunani dari abad ke-2 SM. “Antara Boroca dan Tesalonika mengalir sebuah sungai bernama Astrakus, dan di dalamnya terdapat ikan-ikan dengan kulit bertutul (ikan Trout).” Ia kemudian menjelaskan tentang cara “membuat umpan pancing yang bisa memikat ikan-ikan itu. Mereka melekatkan benang wol berwarna merah tua di sekeliling mata kail dan menempelkan dua helai bulu. Kemudian mereka melemparkan umpan itu, dan ikan-ikan yang tertarik dengan warna pada umpan pancing tersebut akan berenang ke permukaan karena mengira akan memperoleh banyak makanan” (Tentang Natur Dunia Fauna).

Para nelayan dan pemancing masih menggunakan umpan pancing tersebut hingga saat ini. Umpan tersebut disebut Red Hackle (Bulu Merah). Sejak digunakan pertama kalinya pada 2.200 tahun yang lalu,umpan pancing tersebut masih berguna untuk memikat ikan-ikan Trout.

Ketika membaca tulisan kuno tersebut, saya berpikir: Tidak semua barang yang tua itu ketinggalan zaman—apalagi manusia. Jika usia senja dilalui dengan rasa puas dan gembira, dan melalui sikap itu kita menunjukkan kelimpahan dan kedalaman diri Allah kepada orang lain, maka hidup kita akan berguna sampai akhir hayat. Usia senja tidak harus selalu berpusat pada kesehatan yang menurun dan kenangan pada masa muda yang telah lalu. Usia senja bisa dipenuhi dengan damai sejahtera dan sukacita, keberanian dan kebaikan, segala buah yang dinikmati oleh mereka yang bertambah usia di dalam Tuhan.

“Mereka yang ditanam di bait Tuhan . . . pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar” (Mzm. 92:14-15). —David Roper

Tuhan, terima kasih untuk kesetiaan-Mu di sepanjang hidup kami. Tolonglah agar kami dapat mengakhiri hidup kami dengan baik dalam pelayanan kepada Engkau dan mengingat bahwa di usia senja pun kami masih bisa berguna.

Kesetiaan Tuhan terus berlipat ganda dari tahun ke tahun.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 30-32; 1 Petrus 4

Artikel Terkait:

Ketika Aku Mencari Tahu Bobot Segumpal Awan

Pernahkah kamu bertanya, berapa sebenarnya bobot segumpal awan? Aku tahu pertanyaan ini terdengar aneh, tetapi ketika aku mencari tahu jawabannya, aku dibuat terkagum-kagum dengan apa yang kulihat setiap hari.

Bagikan Konten Ini
19 replies
  1. Yonathan Susanto
    Yonathan Susanto says:

    Hingga di usia senja / sebelum berpulang ke rumah Bapa, mari senantiasa hidup “3B” (Beriman, Benar, Bersinar terang) sebagai ungkapan syukur atas kasih & kesetiaan Allah yang sungguh ajaib & sempurna, mempersembahkan sepenuhnya hidup untuk melakukan kehendak Allah & melayani-Nya dalam anugerah & pertolongan Allah, semuanya hanya untuk kemuliaan nama Allah….

  2. Wangsit Tionugroho
    Wangsit Tionugroho says:

    kasihNya terus mengalir ,ketika kita yang percaya bisa dan mampu mengalirkan berkat kepada yang lainnya.

  3. rosmida
    rosmida says:

    tolong kami Tuhan agar tetap kami setia tetap mengikutimu apapun yg kami hadapi di dalam hidup tetap mengahiri hidup untuk tetap kpd Engkau

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *