Pengamat Langit

Sabtu, 19 November 2016

Pengamat Langit

Baca: Yesaya 40:21-31

40:21 Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?

40:22 Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!

40:23 Dia yang membuat pembesar-pembesar menjadi tidak ada dan yang menjadikan hakim-hakim dunia sia-sia saja!

40:24 Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditaburkan, baru saja cangkok mereka berakar di dalam tanah, sudah juga Ia meniup kepada mereka, sehingga mereka kering dan diterbangkan oleh badai seperti jerami.

40:25 Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus.

40:26 Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.

40:27 Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?”

40:28 Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.

40:29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.

40:30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,

40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Dia yang mengatur [bintang-bintang] seperti pasukan, Ia tahu jumlah mereka semua, dan memanggil masing-masing dengan namanya. —Yesaya 40:26 BIS

Pengamat Langit

Gelisah karena persoalan di tempat kerja dan di rumah, Matt memutuskan untuk berjalan-jalan menghirup udara malam di musim semi. Seiring dengan perubahan warna langit dari biru menjadi hitam, kabut tebal turun dan perlahan menutupi rawa. Bintang-bintang mulai berkelip, mengiringi bulan purnama yang terbit di timur. Bagi Matt, saat-saat itu terasa seperti sebuah pengalaman rohani. Dia hadir, pikirnya. Allah hadir, dan segalanya aman di tangan-Nya.

Ada orang memandang langit malam dan hanya melihat itu sebagai fenomena alam. Yang lain menganggap Allah sejauh dan sedingin planet Jupiter. Namun Allah yang “bertakhta di atas bulatan bumi” adalah Allah yang juga “mengatur [bintang-bintang] seperti pasukan, Ia tahu jumlah mereka semua, dan memanggil masing-masing dengan namanya” (Yes. 40:22,26 BIS). Dia mengenal setiap ciptaan-Nya dengan dekat.

Allah yang dekat itu bertanya kepada umat-Nya, “Jadi Israel, mengapa engkau berkeluh kesah, seolah-olah Tuhan Allahmu tak tahu engkau susah? Seolah-olah Ia tidak mengindahkan nasibmu?” Dalam belas kasihan-Nya, Allah mengingatkan mereka untuk berharap kepada-Nya. “Masakan engkau tidak tahu dan tidak mendengar? . . . Ia menguatkan orang yang lelah, memberi semangat kepada yang tak berdaya” (ay.27-29 BIS).

Kita mudah tergoda untuk melupakan Allah. Persoalan kita tidak akan hilang begitu saja, tetapi kita dapat menemukan ketenangan dan kepastian bahwa Allah selalu berkarya menggenapi rencana-Nya yang baik. “Aku hadir,” kata-Nya. “Kau aman di tangan-Ku.” —Tim Gustafson

Terima kasih, Tuhan, untuk langit malam yang menolong kami dapat melihat kekekalan secara sekilas. Kami belum mampu memahami sepenuhnya, tetapi kami tahu itu sungguh ada, dan kami tahu Engkau ada di sana. Tolong kami untuk mempercayai-Mu atas hal-hal yang tidak kami mengerti.

Kita patut menempatkan Allah sebagai yang utama di dalam hati kita sebagaimana Dia adalah yang utama di dalam alam semesta.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 11-13; Yakobus 1

Artikel Terkait:

Allah di Balik Kabut Asap

Pernahkah kamu bertanya mengapa Allah membiarkan bencana datang dan menyebabkan jutaan orang menderita? Markus memikirkan pertanyaan ini saat bencana kabut asap melanda Indonesia. Baca perenungannya di dalam artikel ini.

Bagikan Konten Ini
21 replies
  1. William Cengli
    William Cengli says:

    tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: SAYA seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; SAYA berlari dan tidak menjadi lesu, SAYA berjalan dan tidak menjadi lelah. Amin!

  2. Melysa ripka a
    Melysa ripka a says:

    Jadi merasa bersalah mengeluhkan tiap hal , mari berlari dan tidak menjadi lesu , mari berjalan dan tidak menjadi lelah , karena Tuhan menguatkan kita , Amin

  3. Risald Nalle
    Risald Nalle says:

    aku belum mengerti rencana Mu Tuhan bagi pekerjaan ku,
    tapi aku mau belajar taat dan Berserah,
    karna 1 hal yg aku percaya, Engkau selalu menyediakan yang terbaik

  4. rosmida
    rosmida says:

    Apapun yg kami hadapi tetap kami kuat sebab Tuhan tidak pernah mininggalkan anak anakNya yg percaya kpdNya Dia memberikan kekuatan Iya KPD ORANG YG LELAH DIA MEMBERIKAN SEMANGAT KPD YG LEMAH DIA HADIR UNTUK SELAMA LAMANNYA

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *