Kerelaan Berkorban

Minggu, 20 November 2016

Kerelaan Berkorban

Baca: Kisah Para Rasul 6:8-15;7:59-60

6:8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.

6:9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini–anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria–bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,

6:10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.

6:11 Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.”

6:12 Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama.

6:13 Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: “Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat,

6:14 sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.”

6:15 Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.

7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”

7:60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. —Matius 5:10

Kerelaan Berkorban

Di suatu Minggu sore, saya sedang duduk di taman rumah kami, yang berada dekat dengan gereja tempat suami saya melayani sebagai pendeta. Saya mendengar sayup-sayup alunan musik pujian dan penyembahan dalam bahasa asing. Gereja kami di London telah menjadi tempat ibadah bagi sekelompok jemaat warga negara asing yang sangat berkembang. Kami merasa takjub melihat semangat mereka di dalam Kristus ketika mereka menyampaikan kisah-kisah tentang penganiayaan yang mereka alami dan juga tentang orang-orang, seperti saudara laki-laki dari gembala senior mereka, yang kehilangan nyawa karena iman mereka. Orang-orang percaya yang setia itu mengikuti jejak Stefanus, martir Kristen yang pertama.

Stefanus, salah seorang pemimpin yang pertama dari jemaat mula-mula, menarik perhatian banyak orang di Yerusalem ketika ia melakukan “mujizat-mujizat dan tanda-tanda” (Kis. 6:8). Ia pun dibawa ke hadapan para penguasa Yahudi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Stefanus menyampaikan pembelaan imannya dengan penuh semangat sebelum menyinggung tentang kekerasan hati para pendakwanya. Namun bukannya bertobat, para penguasa itu justru “sakit hati dan marah sekali kepadanya” (7:54 BIS). Mereka menyeret Stefanus ke luar kota dan melemparinya dengan batu sampai mati, bahkan ketika ia sedang berdoa memohon pengampunan bagi mereka.

Kisah-kisah tentang Stefanus dan para martir di zaman modern mengingatkan kita bahwa pesan Kristus bisa menemui pertentangan yang tajam dan mengancam nyawa. Jika kita belum pernah menghadapi penganiayaan karena iman kita, marilah kita berdoa bagi jemaat di seluruh dunia yang masih teraniaya. Kiranya kita, sekiranya harus menderita, menerima anugerah untuk tetap setia kepada Kristus yang telah menderita jauh lebih banyak demi kita.

Kiranya kita menerima anugerah untuk mengikuti jejak Tuhan kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 14-15; Yakobus 2

Artikel Terkait:

Masih Adakah Harapan di Tengah Dunia yang Bertikai?

Ingatkah kamu akan serangan teror yang mengguncang Paris pada November 2015 yang lalu? Kita semua berharap situasi akan segera membaik dan dunia ini akan lebih damai. Namun, bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya?

Bagikan Konten Ini
26 replies
  1. admiron
    admiron says:

    kuatkan kami Tuhan untuk meneladani para martirMu..jangan buat kami lemah atas beban kami tapi jadikan kami muridMu yg sejati..

  2. Tasya sirait
    Tasya sirait says:

    semoga kita dapat menjadi stefanus yang tetap setia, walaupun banyak sekali halangan dan penganiayaan yang dialaminya.Amin!

  3. Susan
    Susan says:

    Tuhan…saat tiada pengharapan dan teraniaya…hanya Engkau yg memandang dr Surga dan memberikan kekuatan dan penyerahan penuh kpdMu…kuatkan saudara saudara seiman kami yg mengalaminya dan bagian yg terbaik telah Kau sediakan bagi mrk…AMIN

  4. rosmida
    rosmida says:

    Justru orang yg dekat dgn Tuhan banyak godaan caci maki penderitaan teraniaya bahkan korban nyawa tetapi tetap lah kita kuat jgn menyerah memikul salip disaat kita mengalami seperti itu kita harus kuat berdoa memohon pd Tuhan supaya kita tetap diberikan kekuatan boleh melewati dgn kekutan yg dari pada Tuham amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *