Melakukan Hal yang Berlawanan
Senin, 10 Oktober 2016
Baca: Kolose 2:20-3:4
2:20 Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia:
2:21 jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini;
2:22 semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.
2:23 Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.
3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. —Kolose 3:3
Seorang penjelajah alam membutuhkan air minum lebih banyak daripada yang dapat mereka bawa. Karena itu, mereka menyiapkan sebuah botol minum dengan saringan khusus di dalamnya, supaya mereka dapat memanfaatkan sumber air apa pun yang mereka temui di sepanjang perjalanan. Akan tetapi, untuk minum dari botol seperti itu, seseorang tidak cukup hanya membalikkan botolnya, tetapi ia harus lebih dahulu meniup botol itu dengan kuat untuk mendorong air melewati saringan. Tindakan itu berlawanan dengan cara minum yang lazim.
Saat mengikut Yesus, kita pun menemukan banyak hal yang tampaknya berlawanan. Paulus memberikan satu contoh: Menaati berbagai aturan tidak akan membuat kita lebih dekat kepada Allah. Ia bertanya, “Mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu . . . hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia” (Kol. 2:20-22).
Jadi, apa yang harus kita lakukan? Paulus menjawab, “Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas” (3:1). “Kamu telah mati,” ujarnya kepada orang-orang yang masih hidup, “dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah” (3:3).
Kita harus menganggap diri kita “telah mati” terhadap nilai-nilai dari dunia ini, tetapi yang kini hidup untuk Kristus. Sekarang kita rindu untuk menjalani hidup sebagaimana diteladankan oleh Tuhan kita yang berkata, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat. 20:26). —Tim Gustafson
Pikirkan arti dari prinsip Alkitab yang tampaknya berlawanan ini: “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Mat. 16:25); “Yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir” (Mat. 20:16); “Jika aku lemah, maka aku kuat” (2Kor. 12:10).
Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat. 1 Korintus 1:27
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 34-36; Kolose 2
Sebuah perenungan dari Dewi Simanungkalit yang dituangkan dalam sebuah puisi yang indah.
amin.
Amin, selamat pagi sahabat Kristus selamat melakukan aktivitas dihari baru… tetap Adalkan Tuhan slalum
:”) Amin.
Aminn.. God Blesss..
Amin
amin haleluya
Amen!
amin
amin…
jika aku lemah maka aku kuat..
amin
Amin
biarlah hidup kita untuk menyenangkan hati Tuhan
amin
god bless
amin.
amin
amiiin..
Melakukan kehendak Allah adalah kemerdekaan oleh penebusan, bukan karena kewajiban dalam ancaman #kembaliBelajar
amin,.
amin…
Great devotion!
Amin
amin
Puji Tuhan.
amin,halleluya
mantap..
AMIN.