Siap Sedia untuk Pernikahan

Senin, 12 September 2016

Siap Sedia untuk Pernikahan

Baca: Matius 25:1-13

25:1 “Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.

25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,

25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

25:7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.

25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!

25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.

25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”

Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. —Matius 25:13

Siap Sedia untuk Pernikahan

“Aku lapar,” kata putri saya yang berumur delapan tahun. “Maaf Nak, Mama sedang tidak bawa makanan. Kita main tic-tac-toe saja yuk.” Sudah lebih dari satu jam kami menunggu kedatangan pengantin wanita di gereja untuk upacara pernikahan yang seharusnya diadakan pukul 12 siang. Sambil bertanya-tanya berapa lama lagi kami harus menunggu, saya mencoba menyibukkan putri saya sampai upacara pernikahannya dimulai.

Dalam penantian itu, saya merasa seperti berada dalam sebuah perumpamaan. Meskipun pastori yang menjadi tempat tinggal kami sangat dekat dengan gereja, saya tahu jika saya pulang sebentar untuk mengambil biskuit untuk putri saya, pengantinnya dapat datang kapan saja dan saya akan melewatkan saat-saat pengantin itu memasuki gereja. Ketika saya melakukan sejumlah usaha untuk mengalihkan perhatian putri saya dari rasa laparnya, saya juga teringat pada perumpamaan Yesus tentang sepuluh gadis (Mat. 25:1-13). Lima dari mereka datang dengan membawa cukup minyak supaya pelitanya tetap menyala selagi mereka menunggu kedatangan sang pengantin pria. Sementara itu, kelima gadis lainnya tidak menyiapkan minyak yang cukup. Seperti saya yang sudah terlambat untuk berlari pulang mengambil biskuit, demikian juga lima gadis itu sudah terlambat untuk membeli lagi minyak buat pelita mereka.

Yesus menceritakan perumpamaan itu untuk menekankan bahwa kita perlu selalu siap sedia. Karena pada saat Dia datang kembali, kita harus mempertanggungjawabkan keadaan hati kita. Apakah kita sedang dalam keadaan menanti dan siap sedia? —Amy Boucher Pye

Bagaimana caramu menantikan kedatangan Yesus kembali? Adakah urusan yang belum kamu kerjakan dan perlu segera kamu selesaikan?

Kita harus siap sedia menyambut kedatangan Kristus kembali.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 13-15; 2 Korintus 5

Artikel Terkait:

3 Prinsip yang Kupelajari dalam Mempersiapkan Masa Depan

Apa yang terlintas di benakmu saat memikirkan masa depan? Banyak yang percaya bahwa masa depan yang cerah bisa dicapai jika kita memiliki sarana yang tepat—uang, kualifikasi akademik, kemampuan pribadi, dan sebagainya. Berikut ini beberapa prinsip yang dipelajari Jie-Ying Wu dari Taiwan saat berusaha menemukan dan membangun masa depannya.

Bagikan Konten Ini
9 replies
  1. Dina Esterina
    Dina Esterina says:

    Ampunilah aku karena seringkali mempersiapkan diri dengan cara yang tidak layak. Bantu aku berfokus bahwa Engkau akan datang kembali, dan itu lebih dari apa pun. Yakinkan aku untuk selalu mengarahkan hati dan pikiranku pada hal-hal yang penting dari diriku untukMu. Apa pun pelayanan yang aku kerjakan, bantu aku menyadari bahwa itu adalah kesempatan memberitakan Kerajaan Allah bagiMu. Buatlah masa-masa hidupku berharga dengan menyenangkanMu, ya Tuhan. Dan, bantu aku untuk percaya padaMu dengan segenap hatiku dan membiarkan Engkau mengatur langkahku.
    Berkati hari senin ini…
    Puji padaMu Tuhan yang baik

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *