Pemberian dan Sang Pemberi

Sabtu, 16 Juli 2016

Pemberian dan Sang Pemberi

Baca: Lukas 1:67-79

1:67 Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya:

1:68 “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya,

1:69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu,

1:70 –seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus–

1:71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita,

1:72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus,

1:73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita,

1:74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut,

1:75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.

1:76 Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya,

1:77 untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka,

1:78 oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi,

1:79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.”

Oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, . . . Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi. —Lukas 1:78

Pemberian dan Sang Pemberi

Itu hanya sebuah gantungan kunci. Lima buah kotak kecil yang dijalin satu dengan tali sepatu. Gantungan itu diberikan putri saya beberapa tahun lalu ketika ia masih berusia tujuh tahun. Sekarang talinya sudah koyak dan kotak-kotaknya sudah terkelupas, tetapi kata-kata yang tertera di situ tidak pernah usang: “I ♥ DAD” (Aku Sayang Ayah).

Pemberian yang paling bernilai tidaklah ditentukan dari apa yang menjadi isinya, tetapi dari siapa yang memberikannya. Coba tanyakan orangtua mana pun yang pernah menerima rangkaian bunga liar dari tangan mungil anaknya. Pemberian terbaik dinilai bukan dari harganya tetapi dari kasih sayang yang mendasarinya.

Zakharia memahami hal itu. Kita membacanya dalam nyanyian kenabian yang dilantunkannya ketika memuji Allah yang telah memberinya dan istrinya, Elisabet, seorang anak laki-laki bernama Yohanes pada saat usia tidak lagi memungkinkan mereka untuk memiliki anak (Luk. 1:67-79). Zakharia bersukacita karena Yohanes akan menjadi seorang nabi yang mewartakan pemberian terbesar Allah bagi seluruh umat manusia, yakni Juruselamat yang akan datang: “Oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, . . . Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi” (Luk. 1:78). Kata-kata itu menunjuk pada satu pemberian istimewa yang telah dianugerahkan dengan penuh kasih—suatu anugerah yang akan “menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut” (Luk. 1:79)

Pemberian terindah yang dapat kita terima adalah belas kasihan Allah, yakni pengampunan dosa kita oleh Yesus. Pemberian itu menuntut nyawa-Nya di kayu salib, tetapi Dia memberikannya secara cuma-cuma karena kasih-Nya yang besar kepada kita. —James Banks

Yesus, terima kasih untuk pengampunan dan kehidupan baru yang kami terima melalui Engkau. Aku menerima pemberian-Mu itu dengan sukacita.

Yesus adalah Sang Pemberi sekaligus pemberian itu sendiri.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 16-17; Kisah Para Rasul 20:1-16

Artikel Terkait:

Menemukan Kasih Sejati

Bayangkan jika yang bisa mengalami kasih sejati, kasih tak bersyarat, hanyalah orang-orang yang menikah. Bukankah itu berarti orang-orang yang tidak menikah kurang penting di mata Allah? Temukan jawabannya di dalam artikel ini.

Bagikan Konten Ini
16 replies
  1. Meyske Rambu Tattu
    Meyske Rambu Tattu says:

    amin, terima kasih atas pemberian terindah Mu Tuhan yaitu Kasih Mu yang begtu besar

  2. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik penuh bahagia manis murni menang terus tinggi menjulang luas lebar segar nyaman sejuk sekali terang benderang lebih kuat abadi sangat hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *