Gangguan yang Disengaja

Kamis, 21 Juli 2016

Gangguan yang Disengaja

Baca: Yunus 4

4:1 Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.

4:2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: “Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.

4:3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.”

4:4 Tetapi firman TUHAN: “Layakkah engkau marah?”

4:5 Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.

4:6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.

4:7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.

4:8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: “Lebih baiklah aku mati dari pada hidup.”

4:9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: “Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Jawabnya: “Selayaknyalah aku marah sampai mati.”

4:10 Lalu Allah berfirman: “Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.

4:11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?”

Tetapi firman Tuhan: “Layakkah engkau marah?” —Yunus 4:4

Gangguan yang Disengaja

Ketika pertama kalinya saya dan istri berkolaborasi untuk menulis sesuatu, kami sama-sama menyadari bahwa kebiasaan saya yang suka menunda-nunda akan menjadi halangan utama. Tugas istri adalah menyunting tulisan saya dan mengingatkan batas waktunya, tetapi tugas saya sepertinya adalah membuat istri kewalahan. Keteraturan dan kesabaran istri saya sering berhasil menolong saya mengatasi kesulitan dalam mengikuti tenggat dan arahan.

Saya berjanji untuk menyelesaikan sejumlah tulisan dalam satu hari. Memang pada sejam pertama, saya mengerjakannya dengan tekun. Setelah puas dengan apa yang saya capai sejauh itu, saya memilih untuk beristirahat. Dan tanpa saya sadari, waktu pun hampir usai. Karena saya pasti akan menghadapi masalah, saya pun mencari jalan keluar. Lalu saya memutuskan untuk mengerjakan beberapa tugas di rumah yang tidak disukai istri saya dengan harapan menerima pujian darinya ketika saya melakukannya.

Rencana itu gagal.

Terkadang saya memperlakukan Allah dengan cara yang sama. Dia membawa seseorang yang diinginkan-Nya untuk saya layani atau memberikan tugas untuk saya selesaikan. Seperti Yunus, yang melarikan diri dari tugas yang Allah berikan (Yun. 4:2), saya perlu mengesampingkan perasaan saya. Yang sesungguhnya Dia inginkan adalah ketaatan saya pada hal-hal yang menjadi prioritas-Nya, tetapi saya justru sering berusaha membuat Allah terkesan dengan perbuatan baik atau aktivitas rohani yang saya lakukan. Tentu saja, rencana saya itu gagal.

Apakah kamu sedang menghindari tugas yang jelas-jelas diberikan Allah untuk kamu selesaikan? Percayalah, kamu akan mengalami kepuasan sejati ketika mengerjakan semua itu dengan kekuatan dan cara-Nya sendiri. —Randy Kilgore

Bapa terkasih, tolong kami menyadari bahwa kesibukan dan gangguan yang mengalihkan perhatian kami adalah bentuk ketidaktaatan dan keengganan kami untuk mengerjakan apa yang Engkau inginkan untuk kami lakukan.

Ketaatan kita menyenangkan Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 29-30; Kisah Para Rasul 23:1-15

Artikel Terkait:

Menghormati Orangtuaku Dari Jauh

Bagaimana kita bisa menghormati orangtua ketika kita jauh dari mereka? Yuk baca pengalaman Jacob di dalam artikel ini.

Bagikan Konten Ini
15 replies
  1. budi
    budi says:

    apapun itu… sy tetap menjunjung tinggi hakikatMu ya Tuhan… tdk sedikitpun ada niat sy menyakiti/membuatmu sedih/marah ya Tuhanku… ampuni kesalahan2 dan dosa2 sy… arahkan, bimbing sy, berbicaralah ya Tuhan agar sy tdk menyimpang dan berjalan sesuai jalan2 yg telah Engkau sediakan… menyenangkanMu dan mentaati setiap perintahMu itu yg sy inginkan… tetaplah berkenan akan diri sy ya Tuhan… terima kasih atas setiap berkat, anugerah, dan kasihMu dlm hidup sy selama ini… ucapan syukur ini sy panjatkan hanya di dlm nama Tuhan Yesus Kristus… terpujilah namaMu… Haleluya… Amin.

  2. AbyasatT
    AbyasatT says:

    Sy tdk ingin menghindari tugas-tugas itu (menulis artikel, renungan), tapi harus kuakui, begitu susahnya memulainya. Dan tiap kali ingin menulis,- bahkan saat menemukan ide- selalu saja ” ada gangguan2” menulis yg sy sengaja. Akhir2 ini Sy sering mngalami hal itu dan sy selalu gagal. Dan kesalahan terbesarku adl aku mengabaikan kerja sama denganNya dlm menyusun sebuah tulisan dlm bentuk apapun.
    Renungan hr ini, sgt menegurku..
    Trima kasih team wsk,
    terima kasih Bapa yg baik !
    🙂
    Renungan di atas sgt menegurku

  3. icalpenyok
    icalpenyok says:

    Tuhan Yesus jadikanlah kami Umat Mu yg setia selalu ingat akan tugas & tanggung jawab kami tidak pernah mengabaikan perintah Mu, Amin.

  4. Gunawan
    Gunawan says:

    ODB hari ini. Saya merenung…..
    Apakah firman Allah dalam Yunus 4:1-11 itu masih relevan “sampai sekarang”?
    (Cobalah baca dan ganti kata Niniwe dengan ISIS), karena kota Niniwe kuno adalah di dekat Mosul, Irak, yang hari ini menjadi basis ISIS.
    Lalu apakah kita juga sering marah seperti Yunus akan hal ini?

  5. Berliana Nainggolan Boru Panggoaran
    Berliana Nainggolan Boru Panggoaran says:

    dasyat kau Tuhan
    ini menjadi jawaban pergumulan saya hari ini,yg saya tau pasti
    Tuhan menyertai saya

  6. Seno Pujosantosa
    Seno Pujosantosa says:

    Cara Tuhan mendandani kita sering kali tidak sesuai dgn keinginan kita oleh karena itu sikap yang hrs kita miliki mencari kehendakNya dalam segala pristiwa yang kita hadapi, maka kita temukan WajahNya dan hati yang suci. semoga

  7. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik bahagia murni menang tinggi luas lebar segar nyaman sejuk terang kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *