Aku Menutup Akun Media Sosialku, dan Inilah yang Terjadi

aku-menutup-akun-media-sosialku

Oleh Albert Sebastian

Suatu kali, aku menerima sebuah pesan yang mengagetkan yang mengatakan bahwa melihat media sosial bisa menyebabkan kematian. Berikut adalah isi pesannya:

A: “Berita terbaru! Lihat media sosial bisa menyebabkan KEMATIAN!”
B: “Kok bisa?”
A: “Iya, keasyikan lihat media sosial, sampai ketabrak truk!”

Ya, ternyata pesan itu hanya sekadar candaan semata. Namun pesan itu membuatku jadi berpikir, mungkinkah kejadian seperti yang ada dalam pesan tersebut terjadi? Aku teringat salah satu survei yang dilakukan oleh Informate Mobile Intelligence yang mengungkapkan fakta bahwa orang-orang Amerika membuka media sosial yang mereka miliki melalui smartphone mereka sebanyak 17 kali sehari. Wow, sangat banyak, ya. Namun jumlah itu bahkan tidak sebanyak orang-orang di Thailand, Argentina, Malaysia, Qatar, Meksiko, dan Afrika Selatan yang membuka media sosialnya setidaknya 40 kali sehari! Kalau kita sebegitu seringnya menatap layar ponsel kita bahkan ketika kita sedang berjalan, bukan tidak mungkin kita bisa menjadi lengah dan tidak melihat truk yang lewat.

Dahulu, aku adalah orang yang mempunyai banyak sekali media sosial. Aku pernah menggunakan Path, Twitter, Facebook, LinkedIn, Instagram, Ask.fm, Flickr, 17, BeeTalk, KakaoTalk, dan LINE secara bersamaan (cukup ke-’kini’-an kan ya?). Suatu hari, ketika aku sedang asyik upload foto, salah seorang temanku berkata, “Ribet banget sih hidupmu, dikit-dikit harus upload foto.” Sepenggal kalimat tersebut menamparku dan membuatku merenungkan mengapa aku menggunakan semua media sosial tersebut.

Hasil perenungan dari pengalamanku membuatku menemukan beberapa motivasi yang mungkin menjadi alasan orang-orang menggunakan media sosial.

1. “Aku lagi sedih/kesepian/kesel… Komen dong!”

Mungkin ada yang merasa sepi, sedih, atau marah, sehingga mereka menuliskan status yang menarik perhatian untuk mengundang komentar orang-orang (atau pesan untuk seseorang malah dijadikan status di media sosial, contohnya: Aku tuh sayang banget sama kamu, ngerti gak sih?).

2. “Aku lagi di sini nih. Keren kan?!”

Mungkin ada juga yang posting di media sosial untuk memamerkan apa yang dimiliki atau dilakukannya, seperti sedang ada di tempat yang keren, punya barang baru, atau baru menjalin sebuah hubungan yang baru.

3. “Aku ganteng/cantik kan?!”

Mungkin juga ada yang posting foto-foto selfie-nya untuk pembuktian diri. Contohnya, meskipun aku memang sudah ganteng dari lahir (percaya saja ya, hehe), kadang aku merasa perlu ada orang-orang yang mengkonfirmasi hal itu. Keinginan untuk ada orang yang memuji diriku membuatku berfoto selfie dan meng-edit hasil fotonya agar terlihat semakin ganteng sebelum di-upload.

4. “Janganlah kamu bla bla bla…”

Selain itu, ada juga yang menyebarkan kata-kata mutiara atau kata-kata yang sedang pas dengan isi hati, atau bahkan firman Tuhan. Kadang bisa juga buat curhat, supaya orang tahu apa yang kita rasakan melalui tulisan yang kita retweet, repath, atau share.

5. “Update ajah…”

Yang terakhir, mungkin ada juga yang posting di media sosial untuk sekadar terlihat eksis. Contohnya, update sleep/awake di Path.

* * *

Memang banyak juga orang-orang yang menggunakan media sosial untuk hal-hal yang positif, namun dalam kasusku, kebanyakan aku menggunakan media sosial agar hidupku tidak sepi, untuk pamer, atau sekadar lucu-lucuan saja. Kadang memang aku juga menyebarkan firman Tuhan dengan membagikan ayat-ayat atau apa yang aku renungkan. Namun jumlahnya tidak sebanyak curhatanku.

Setelah aku menyadari bahwa begitu banyak waktu yang telah terbuang sia-sia untuk media sosial, aku memutuskan untuk memotivasi diriku untuk mengurangi media sosial yang aku gunakan. Akhirnya, aku berhenti menggunakan banyak media sosialku, dan hanya menggunakan yang aku butuhkan saja. Hasilnya, setidaknya ada 4 manfaat yang aku rasakan.

1. Lebih banyak waktu untuk memperhatikan orang sekitar

Menurut survei tadi, pengguna smartphone dalam sehari dapat menatap layar ponselnya untuk menggunakan media sosial hingga 4,7 jam. Ketika aku mengurangi media sosial yang aku gunakan, aku bisa menggunakan waktu-waktu ini untuk ngobrol dengan keluarga, teman, sahabat, atau pacar.

Ada yang berkata bahwa media sosial itu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Aku merasa ucapan itu ada benarnya. Ucapan itu membuatku berpikir, jangan sampai keluargaku atau orang-orang terdekatku merasa tersisihkan dan kurang aku perhatikan karena aku sibuk dengan media sosial.

2. Lebih berani menghadapi dunia nyata

Awalnya, aku merasa lebih mudah berkata-kata di media sosial daripada berbicara langsung di dunia nyata. Namun setelah mengurangi menggunakan media sosial, aku menjadi lebih berani untuk mengungkapkan apa yang aku pikirkan atau rasakan secara langsung.

3. Lebih banyak membaca firman Tuhan & renungan, bukan sekadar judulnya

Aku sering share artikel-artikel rohani di media sosial, namun sering kali aku hanya membaca judulnya saja, dan share artikel itu karena judulnya yang bagus, dan berharap banyak orang yang bisa nge-like (khususnya si ‘dia’). Namun, ketika aku mengurangi menggunakan media sosial, aku dapat menggunakan waktu browsing media sosial untuk membaca artikel-artikel rohani tersebut secara lengkap.

4. Melakukan hal-hal yang lebih produktif

Banyak waktu yang tadinya aku gunakan untuk menggunakan media sosial, kini dapat aku gunakan untuk hal-hal lain yang lebih produktif. Contohnya, waktu-waktu yang dulunya untuk mengetik status di media sosial sekarang dapat aku gunakan untuk mengetik artikel untuk WarungSaTeKaMu. Contoh lain, daripada update status “lagi belajar nich…” dan mengamati jumlah like dari waktu ke waktu, lebih baik waktunya digunakan untuk belajar beneran.

* * *

Maksudku menulis artikel ini bukanlah agar teman-teman menghapus akun-akun media sosial yang teman-teman miliki seperti yang aku lakukan. Yang terpenting adalah kita dapat menggunakan media sosial kita dengan bijak dan jangan bergantung kepadanya. Sebuah ayat mengingatkanku tentang hal ini:

“Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.” (Kolose 4:5-6).

Sudahkah kamu menggunakan media sosialmu dengan bijak? Yuk kita jadikan media sosial yang kita gunakan menjadi bermanfaat untuk kebaikan diri kita, kebaikan orang-orang di sekitar kita, dan yang terutama, memuliakan Tuhan kita.

Baca Juga:

5 Pertanyaan untuk Menguji Apakah Idolamu Telah Menjadi Berhalamu

Allah secara jelas memberi perintah pada umat-Nya agar mereka hanya menyembah Dia saja. Namun mula-mula, kita perlu mengidentifikasi apakah “berhala” yang kita miliki dalam hidup kita. Di dalam artikel ini, kamu akan menemukan beberapa pertanyaan yang dapat menolong kita mengidentifikasi apakah sesuatu sudah menggantikan Allah di dalam hidup kita.

Bagikan Konten Ini
26 replies
  1. iyan
    iyan says:

    wih ngeri ya, aku mau usul nih mendingan fitur share artikel ke social media di warungsatekamu juga dihapus biar gak ada yang jadi korban sosial media lagi, kasihan kan kalau ada korban karena artikel dari website ini. habis ini aku mau tutup akun sosmedku juga ah. GBU

  2. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    sungguh luar biasa atas penayangn artikel ini yang dapat mengubah pola hidupku saat ini, yang kusadari banyak waktu yang sesungguhnya tidak berguna, kini dapat digunakan se-baik2nya untuk kemulian Tuhan, Amin

  3. budi
    budi says:

    “….Ketika aku mengurangi media sosial yang aku gunakan, aku bisa menggunakan waktu-waktu ini untuk ngobrol dengan keluarga, teman, sahabat, atau pacar.

    Ada yang berkata bahwa media sosial itu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Aku merasa ucapan itu ada benarnya….”

    Setuju…!

    bolehkah sy izin copas kalimat tsb ya…? untuk update status akun medsos sy…

  4. stephaniedatu
    stephaniedatu says:

    artikel yang bagus, sya menjadi tertarik untuk mengurangi media sosial yang sya gunakan

  5. agfanti hanna sianipar
    agfanti hanna sianipar says:

    Puji Tuhan saya diingatkan, karna dgn media sosial yg saya punya saya setiap pagi selalu langsung buka hp drpd berdoa. Terimakasih buat sharingnya, saya kembali diingatkanbahwa hidup saya bukan melulu di sosial media. Tuhan Yesus Memberkati

  6. Ivon
    Ivon says:

    di keluarga kami, smua orang menggunakan media sosial. my mom, my dad, & my sister, termasuk saya… akhirnya saya memutuskan utk menutup medsos saya, ketika saya melihat bahwa semua itu sia2.. banyak hal jd terbengkalai & medsos bukan hanya menjauhkan yg dekat tp yg mengerikan membuat permusuhan antar kluarga, hanya karena perkataan2 yg tidak pantas… saling menyinggung & merendahkan orang lain. kadang kita di tuntut untuk lebih bijaksana dalam menggunakan medsos, faktanya, kita tidak bisa menjadi bijaksana dlm menggunakannya… hidupku jd lebih asik tanpa medsos. gak mesti tiap hari kepoin hidup orang ato pamer sesuatu..

  7. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik penuh bahagia manis murni menang terus tinggi luas lebar segar nyaman sejuk terang benderang lebih kuat abadi sangat hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  8. Jessica
    Jessica says:

    setiap artikel di warungsatekamu benar2 sangat bagus sekali dan sangat memberkati… Tuhan Yesus benar2 pakai sarana & aplikasi ini untuk mengingatkan banyak org agar kita menggunakan waktu lebih bijak hari2 ini.. thanks penulis! Tuhan Yesus berikan hikmat lebih lg.. amin..

  9. imanuel simamora
    imanuel simamora says:

    medsos,hp,intrnet,itu semua baik kok,krn dasarnya diciptakan untuk membantu manusia,tapi dasar manusianya yg tdak bsa menggunakannya sebagaimana mestinya

  10. Emmy Sijabat
    Emmy Sijabat says:

    Harus benar2 mengurangi update di media sosial, karna banyak waktu yg terbuang sia2…

  11. helmy gloria
    helmy gloria says:

    Tergantung cara pandang kita, medsos bagi saya adalah saya terberkati dari sharing dari beberapa akun yg mmg mempunyai tujuan membagi berkat rohani. Sayapun menshare apa yg sdh menjadi berkat tsb dg harapan org lain juga terberkati. Mau like atau tidak tidak menjadi masalah, krn tujuan utama yaitu berbagi berkat berupa pengalaman, kesaksian yg bermanfaat .

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *