Yesus Menangis

Kamis, 21 April 2016

Yesus Menangis

Baca: Yohanes 11:1-4, 38-44

11:1 Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta.

11:2 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.

11:3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.”

11:4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.”

11:38 Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.

11:39 Kata Yesus: “Angkat batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.”

11:40 Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?”

11:41 Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.

11:42 Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”

11:43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: “Lazarus, marilah ke luar!”

11:44 Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: “Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.”

Sengat maut ialah dosa. . . . Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. —1 Korintus 15:56-57

Yesus Menangis

Saya sedang asyik membaca sebuah buku ketika seorang teman melongok untuk melihat apa yang sedang saya baca. Seketika itu juga ia terperanjat dan menatap saya dengan ngeri. “Judulnya suram sekali!” katanya. Saya sedang membaca “The Glass Coffin” (Peti Mati Kaca) dari Grimm’s Fairy Tales (Serial Dongeng karya Grimm), dan ia terganggu dengan kata peti mati. Banyak dari kita tidak suka diingatkan tentang kematian kita. Padahal kenyataannya, setiap manusia pasti akan menemui ajalnya.

Kematian selalu membangkitkan reaksi emosional yang sangat kuat. Di depan kuburan salah seorang sahabat-Nya, Yesus menunjukkan kesedihan yang mendalam. Ketika Dia melihat Maria, yang belum lama kehilangan saudara laki-lakinya, “masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu” (Yoh. 11:33). Ada yang menerjemahkannya seperti ini, “kemarahan yang besar lalu meluap dari dalam hati-Nya.”

Hati Yesus terharu—bahkan marah—tetapi terhadap apa? Sangat mungkin Dia marah terhadap dosa dan akibat yang ditimbulkannya. Allah tidak menciptakan dunia yang dipenuhi penyakit, penderitaan, dan kematian. Namun dosa masuk ke dalam dunia dan mencemari rencana Allah yang indah.

Tuhan menemani kita dalam dukacita kita dan menangis bersama kita dalam kesedihan kita (ay.35). Namun lebih dari itu, Kristus mengalahkan dosa dan kematian dengan mati menggantikan kita dan bangkit dari kematian (1Kor. 15:56-57).

Yesus berjanji, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yoh. 11:25). Sebagai orang percaya, kita menikmati persekutuan dengan Juruselamat kita sekarang, dan kita menantikan kekekalan bersama-Nya di mana kelak tidak akan ada lagi air mata, penderitaan, penyakit, dan kematian. —Poh Fang Chia

Kubur Kristus yang kosong menjadi jaminan kemenangan kita atas maut.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 12-13; Lukas 16

Bagikan Konten Ini
33 replies
  1. ireine christiany
    ireine christiany says:

    Kasih sungguh Luar biasa dalam hidup ku dan kami umatMu yg percaya.. mampukan kami ya Tuhan untuk dpt menggunakan dgn baik akan karya keselamatan yg sudah Engkau anugerahkan kepada kami.. Amin

  2. Dewi Susan Thiago
    Dewi Susan Thiago says:

    ajar aku dan mampukan diriku Tuhan Yesus untuk bisa menyenangkan Engkau dlm setiap tingkah lakuku, perbuatanku, tindakanku, perkataanku ….. memuliakan Engkau dlm hidupku.

  3. wasis
    wasis says:

    Mujizat itu tidak akan pernah expired..hingga saat ini. Allah mampu membuat mujizat yg sama jika sesjuai dg kehendaknya

  4. Riska Wildayanti
    Riska Wildayanti says:

    Thanks Jesus pengorbananMu sungguh luar biasa dan AnugrahMu sungguh besar dalam hidup kami…

  5. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh teguh tentram baik bahagia menang segar nyaman sejuk kuat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  6. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik penuh bahagia murni menang tinggi luas lebar segar nyaman sejuk terang lebih kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  7. Amazone
    Amazone says:

    Jika Yesus yg kita sembah menangisi dosa dan ketidakpercayaan manusia, apakah kita juga tidak menangisi dosa dan ketidakpercayaan kita, mari kita berduka karena kebebalan hati kita.

  8. Elisabet Septi SungPi
    Elisabet Septi SungPi says:

    Sungguh aku juga takut akan kematian… tapi aku sadar bahwa dalam nama Tuhan Yesus, kita semua akan diselamatkan dari maut…

  9. Kristin S Silaban
    Kristin S Silaban says:

    Sbab Dia hidup ada hari esok. Sbab Dia hidup ku tak gentar. Karna ku tau Dia pegang hari esok. Hidup pebih berarti sbab Dia hidup.

  10. frangky usmany
    frangky usmany says:

    terima kasih Tuhan YESUS buat karya terbesar dalam hidupku,,pengorbananmu yg memberiku keselamatan,,,,!!!

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *