4 Cara Mudah Mengenali Pengeluaran yang Berlebihan

Penulis: Ivan Kwananda Pangestu

DompetNoHoDamon via Foter.com / CC BY-NC-ND

Duit.. duit lagi.. masalah yang dasar dalam hidup ini. Perceraian suami istri atau pertemanan bisa karena duit.” Demikianlah sepenggal lirik lagu dari sebuah grup band Indonesia yang sempat populer beberapa tahun yang lalu. Pesannya sederhana, duit alias uang adalah sumber masalah mendasar dalam kehidupan.

Sebenarnya, uang adalah suatu alat tukar yang netral. Sumber permasalahan timbul dari cara kita mengelola dan menggunakan uang kita. Yesus juga menjelaskan berbagai macam bahaya jika kita memiliki sikap yang salah terhadap uang (Lukas 9:23-25; Lukas 12:13-21; Lukas 12:22-34). Uang akan mengendalikan dan menghancurkan kehidupan kita, jika kita tidak mengelola dan menggunakannya dengan baik.

Sama halnya sebuah penyakit dikenali dari gejala-gejalanya, demikian juga ketidaksehatan keuangan dapat didiagnosa dari tanda-tanda yang muncul di dalam penggunaan uang kita. Berikut adalah 4 tanda yang dapat dengan mudah kita perhatikan untuk mendeteksi penggunaan uang yang berlebihan dan tidak bijak. Empat tanda ini menjadi rambu-rambu peringatan untuk memperbaiki pengelolaan dan penggunaan uang kita.

1. Perhatikan rasio tabungan dibanding pendapatan kita

Rasio tabungan kita merupakan tanda pertama yang menunjukkan bahwa kita mengeluarkan uang secara berlebihan. Pada umumnya, seorang yang memiliki kondisi keuangan yang sehat dapat menyisihkan 10% atau lebih dari pendapatan atau uang saku yang diterima. Rasio tabungan dibanding pendapatan wajarnya adalah 1:10. Jika pendapatan kita 3 juta per bulan, setidaknya kita harus menabung minimal 300 ribu setiap bulannya. Seorang yang boros akan membelanjakan uangnya sepanjang bulan dan menabung sisanya saja. Biasanya sisa uang ini tidak mencapai 10% atau bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini jelas tidak baik. Kita harus berusaha menabung dengan tertib, setidaknya 10% dari pendapatan kita. Untuk memulai disiplin menabung, kita bisa ikut dalam tabungan rutin autodebet yang ditawarkan oleh beberapa bank. Hal ini dapat sangat membantu kita untuk mendisiplin diri dan memiliki rasio tabungan yang sehat.

2. Perhatikan perubahan gaya hidup kita di awal dan akhir bulan

“Awal bulan makan di restoran; tengah bulan makan di kaki lima; akhir bulan makan Indomie.” Tampaknya ini adalah hal yang biasa terjadi, namun sebenarnya ini adalah cerminan dari keadaan keuangan yang tidak diatur dengan baik. Terjadinya perbedaan gaya hidup di awal dan akhir bulan disebabkan kita seringkali terlalu banyak pengeluaran di awal bulan. Sebaiknya, tetapkan gaya hidup standar sesuai kondisi keuangan kita dan jalanilah sepanjang bulan dengan gaya hidup yang konsisten.

3. Perhatikan seberapa konsisten kita memberikan persembahan

Sebagai orang Kristen, kita memiliki kewajiban untuk memberi perpuluhan setiap bulan dan persembahan setiap minggu (Imamat 27:30; 2 Tawarikh 31:6; Maleakhi 3:10; Matius 23:23; Lukas 11:42). Perpuluhan dan persembahan merupakan wujud komitmen kita mendukung pelayanan Tuhan dan ungkapan syukur atas berkat yang Tuhan percayakan pada kita. Seorang yang menggunakan uang dengan berlebihan akan memberikan perpuluhan dan persembahan dengan jumlah yang tidak konstan. Di awal bulan, ia bisa memberi persembahan dalam jumlah yang besar, namun ia mengurangi jumlah persembahan di akhir bulan karena keuangan yang terbatas. Sebaiknya, kita menetapkan jumlah yang pasti untuk perpuluhan bulanan dan persembahan setiap minggunya dan kita memberikannya dengan disiplin.

4. Perhatikan apakah kita punya cukup dana untuk pengeluaran tak terduga

Di dalam mengelola keuangan kita, kita juga perlu mempertimbangkan adanya pengeluaran tak terduga setiap bulannya. Pengeluaran tak terduga bisa bermacam-macam, seperti pembayaran ganti rugi ketika terjadi kecelakaan, membayar dokter jika sakit, membeli obat, memberi angpao untuk undangan pernikahan yang mendadak, mengganti ban motor yang sudah rusak, dan lain sebagainya. Kita perlu mengalokasikan dana untuk pengeluaran tak terduga. Seorang yang menggunakan uang dengan berlebihan tidak akan memiliki uang yang tersedia untuk pengeluaran-pengeluaran tersebut. Jika terjadi seperti ini, biasanya dana tabungan akan dikorbankan untuk pengeluaran-pengeluaran tak terduga ini.

Memantau Kesehatan Penggunaan Uang Kita

Pada akhirnya untuk mengetahui kesehatan pengeluaran setiap bulannya, kita memerlukan tolok ukur yang disebut budgeting atau rencana anggaran. Rencana anggaran adalah rancangan perincian pengeluaran bulanan, di mana kita membagi penghasilan kita ke dalam akun-akun pengeluaran yang spesifik, seperti perpuluhan, persembahan, tabungan, makanan, pakaian, transportasi, dana tak terduga, dan lain sebagainya. Dengan membuat rencana anggaran, kita memiliki perencanaan pengeluaran yang tetap untuk dijalankan setiap bulannya. Hal ini juga dapat menjadi standar untuk mengevaluasi pengeluaran yang telah kita lakukan setiap bulan. Dengan demikian kita dapat terhindar dari pengeluaran-pengeluaran yang berlebihan dan tidak terkendali oleh karena tidak adanya perencanaan dan evaluasi yang baik. Rencana anggaran dapat membuat kita memiliki rasio tabungan yang baik, memiliki gaya hidup yang konstan, memberi perpuluhan dan persembahan dengan tertib, serta memiliki cadangan uang untuk pengeluaran-pengeluaran tak terduga.

Mari kita mengelola keuangan kita dengan baik dan bertanggungjawab, karena hal ini memberi banyak kemudahan bagi kehidupan kita dan menyenangkan hati Tuhan di surga. Muliakan TUHAN dengan hartamu (Amsal 3:9)!

Bagikan Konten Ini
13 replies
  1. Tiona Dianiari Manurung
    Tiona Dianiari Manurung says:

    Jaga kami Tuhan untuk tetap menggunakan uang kami kpd yg benar, jauhkan dr keinginan daging semata. amin 🙂

  2. sien
    sien says:

    Teori nya memang begitu. Tp itu tdk bs diterapkan utk semua org. Tiap bln bs membeli obat buat mama aja sdh bersyukur. Bagaimana mau menabung dll? Bagaimana dgn org yg penghasilannya bahkan tdk cukup utk memberi makan keluarganya?
    Apakah berarti tidak mengelola dgn baik dan bertanggung jwb? Bersyukur dan melihat bagaimana Tuhan mencukupkan semua saat kita membutuhkan. Menggunakan berkat Tuhan dgn hikmat dan takut akan Tuhan

  3. Sheilla Ivonne
    Sheilla Ivonne says:

    Artikelnya bagus, ditujukan khususnya utk org konsumtif. Lebih baik menabung drpd belanja berlebihan. Jika ada kebutuhan penting spt membiayai keluarga sakit, menjadi tulang punggung keluarga, saya yakin Tuhan mengerti keadaan anakNya.

  4. Siska Zega
    Siska Zega says:

    Wah2..sgt2 memberkati..
    Tuhan memberi qt hikmat utk mengelola keuangan yg Ia percayakan. So ttp bijak ya penggunaan money’nya..hehe

    Gbu all

  5. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Saya sunguh menyadari akan hal ini, secara terori yah memang demikian, namun bagaimana pengertian sesungguhnya dari persembahahan perpuluhan yang dimaksud disini, menurut pengertian saya, jika saya memberi bantuan kepada orang yang sangat miskin dan sangat susah dalam hidupnya untuk makan setiap harinya dan orang yang sedang sakit parah sangat membutuhkan uluran tangan kita, sehingga kita harus menyisihkan sebagian pendapatan tabungan kita yang semula hendak kita berikan sebagai persembahan perpuluhan menyadi berkurang atau tidak ada sama sekali habis untuk membantu orang tersebut, apakah ini hrs sesuai dengan jumlah perpuluhan yg harus kita berikan persembahan kegereja setiap bulannya, Amin

  6. Eka
    Eka says:

    Terima kasih karena Tuhan mengingatkanku utk mengelola keuangan dengan benar melalui artikel ini. God bless us..

  7. Indri
    Indri says:

    Bagi org yg penghasilannya besar lbh mudah untuk mengalokasikan uangnya ke pos macam2… tp bagi org yg penghasilannya pas2an utk makan dan biaya sekolah anaknya bagaimana bisa teori ini diterapkan? Ya susah lah….

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *