Saat Aku Merasa Tidak Dicintai

Penulis: Kelty Tjhin

saat-aku-merasa-tidak-dicintai

Semua manusia haus akan perhatian, cinta, dan kasih sayang. Tidak terkecuali diriku. Namun, sejak kecil hingga SMA, aku sangat sering merasa tidak dicintai, terutama oleh mamaku sendiri. Orang terdekat yang paling kuharapkan mencintaiku apa adanya itu sering sekali memarahi dan memukulku. Kata-katanya selalu menyakiti hatiku.

Kerap aku membandingkan mamaku dengan mama temanku. Aku sangat heran mengapa mamaku tidak bisa mencintaiku seperti mama temanku mencintai anaknya. Aku merasa marah, hatiku tidak terima. Tidak hanya kepada mama, tetapi juga kepada Tuhan yang memberiku mama seperti itu. Aku menyesal terlahir dalam keluargaku. Aku ingin punya mama yang penyayang, lembut, dan mendukung semua yang kulakukan. Aku tidak pernah menemukan semua itu dalam diri mamaku. Aku bahkan merasa keberadaanku, kehidupanku, sebenarnya tidak pernah diharapkan oleh mamaku.

Lulus SMA, aku pindah dari Aceh ke Jakarta untuk melanjutkan studi di sebuah universitas swasta. Setiap kali liburan, aku biasanya kembali ke Aceh. Suatu kali aku bertemu dengan seorang guru sekolahku dulu. Beliau memiliki perjalanan hidup yang mirip denganku. Ia membagikan sebuah ayat Alkitab yang tidak pernah aku lupakan: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (Yeremia 1:5).

Ayat itu adalah firman Tuhan kepada nabi Yeremia, yang merasa masih muda dan bukan siapa-siapa. Air mataku mengalir membacanya. Tuhan yang mengasihi dan merencanakan kehidupan nabi Yeremia juga adalah Tuhan yang sama, yang mengasihi dan merencanakan kehidupanku, bahkan sebelum aku dikandung oleh mamaku. Tuhan mengenal dan memperhatikan hidupku. Yesus bahkan mati untuk menggantikan hukumanku sebagai orang berdosa. Untuk pertama kalinya aku merasa sangat dicintai.

Perlahan, Tuhan juga menyadarkanku bahwa aku pun sebenarnya dicintai oleh mamaku. Setelah kepergian papaku, mama harus membesarkan aku seorang diri. Setiap kali ia memandang wajahku, mungkin hatinya sakit mengingat wajah laki-laki yang telah meninggalkannya. Namun, ia tetap memeliharaku. Sikapnya memang keras, karena seperti itulah ia dulu dibesarkan oleh orangtuanya. Ia memang tidak bisa menunjukkan rasa sayangnya dengan cara yang sama seperti mama temanku, tetapi satu hal menjadi makin jelas bagiku: ia mencintaiku.

Aku pun mulai belajar untuk menerima mamaku seutuhnya sebagaimana Tuhan juga telah menerimaku seutuhnya. Aku tidak lagi menunggu mama mengekspresikan cintanya dengan cara yang aku mau. Aku mulai mengambil inisiatif untuk menunjukkan cinta kepada mamaku lebih dulu. Aku berusaha melakukan apa yang aku bisa untuk membuat mama tahu bahwa ia sangat dicintai. Tidak saja olehku, tetapi juga oleh Tuhan.

Hidup tidak akan pernah sama lagi ketika kita berjumpa dengan Tuhan secara pribadi dan mengetahui bahwa Dia sangat mengasihi kita. Firman-Nya akan mengubah cara kita berpikir dan bertindak. Kita tidak akan lagi menangisi diri karena merasa tidak dicintai. Sebaliknya, karena kita tahu bahwa kita dicintai Tuhan, kita akan makin mencintai orang-orang di sekitar kita. Kita ingin mereka juga tahu bahwa mereka sangat dicintai Tuhan.

Bagikan Konten Ini
9 replies
  1. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata besar selama – lamanya buat kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  2. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal teguh tentram baik bahagia terus menang tinggi luas segar penuh nyaman sejuk kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  3. Helen Sopacua
    Helen Sopacua says:

    terimakasih Tuhan. Bersyukurlah Tuhan memberikan orang tua yang tepat kepada kita. Penulis menjadi jembàtan antara mamanya dan Tuhan.

  4. Tresia Aurum Daldiri
    Tresia Aurum Daldiri says:

    Seperti kisahku saat ini,aku juga punya ortu kayak itu.. semoha aku bisa menerima ortu ku seutuhnya seperti Tuhan menerimaku seutuhnya ..amin

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] Tidak ada yang memberikan dukungan. gambar via warungsatekamu.org […]

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *