Pengetahuan yang Tak Dicerna

Jumat, 12 Februari 2016

Pengetahuan yang Tak Dicerna

Baca: Yohanes 8:39-47

8:39 Jawab mereka kepada-Nya: “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.

8:40 Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.

8:41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka: “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.”

8:42 Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

8:43 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.

8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

8:45 Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku.

8:46 Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?

8:47 Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah.”

Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku. —Yohanes 8:31

Pengetahuan yang Tak Dicerna

Dalam bukunya tentang bahasa, seorang diplomat asal Inggris, Lancelot Oliphant (1881-1965), mengamati bahwa banyak murid memberikan jawaban yang benar pada saat ujian tetapi gagal menerapkan pelajaran yang mereka terima itu. Oliphant menyatakan, “Pengetahuan yang tak dicerna tidaklah berguna.”

Penulis Barnabas Piper memperhatikan hal yang serupa dalam hidupnya sendiri: “Saya pikir saya dekat dengan Allah karena saya sudah tahu segalanya,” katanya, “tetapi ternyata saya telah membodohi diri saya sendiri karena menganggap pengetahuan itu sama dengan pengenalan akan Yesus.”

Suatu hari di bait Allah, Yesus bertemu dengan orang-orang yang merasa telah mengetahui segalanya. Mereka sangat bangga pada status mereka sebagai keturunan Abraham tetapi mereka menolak untuk percaya kepada Sang Anak Allah.

Yesus berkata, “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham” (Yoh. 8:39). Apakah itu? “Percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (Kej. 15:6). Namun demikian, para pendengar-Nya tetap tidak mau percaya. Mereka berkata, “Bapa kami satu, yaitu Allah” (Yoh. 8:41). Yesus menjawab, “Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah” (ay.47).

Piper mengingat bagaimana semuanya “hancur berantakan” sebelum kemudian ia “mengalami anugerah Allah dan mengenal pribadi Yesus secara mendalam.” Dengan mengizinkan kebenaran Allah mengubah hidup kita, kita tidak hanya menerima pengetahuan yang benar, tetapi juga membawa sesama kita mengenal Yesus. —Tim Gustafson

Bapa, terima kasih karena Engkau menerima setiap orang yang datang kepada-Mu dengan iman.

Beriman bukanlah menerima fakta tentang Allah, melainkan menerima hidup dari Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 11-12; Matius 26:1-25

Photo credit: ToGa Wanderings / Foter / CC BY

Bagikan Konten Ini
17 replies
  1. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh tebal kekal teguh tentram baik bahagia terus banyak penuh menang segar nyaman sejuk kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  2. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Haleluya, terpujilah nmamu bapa disurga, yang telah memberi kami nafas kehidupan dan perlindungan serta berkat sampai saat ini, Amin

  3. Silvia Molina
    Silvia Molina says:

    ketika suatu ilmu atau sesuatu yg kita dapatkan hanya di dengar tatapi tidak mengerti dan memahami apa yg kita dengar , semuanya itu hanya sebuah kesia-siaan .. thnks buat satenya Gbu ..

  4. bayu suwandi
    bayu suwandi says:

    Mat 6 : 33
    Tetapi carilah dahulu kerajan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan di tambahkan kepadamu

  5. dean imanuel
    dean imanuel says:

    terima kasih tuhan yesus akan firman ini supaya kami bisa lebih dekat dan percaya akan engkau..
    AMIN

  6. Gyughy
    Gyughy says:

    Terpujilah Engkau ya Allah Bapa di surga dan Putra-Mu yg kudus Yesus Kristus. Bapa dan anak adalah satu. Dan sukacitaku adalah menerima hidup dari Engkau. Susah senang perjalanan hidupku, ku mau tetap memandangnya sebagai anugerah terindah dari-Mu TUHAN.

  7. Josephine
    Josephine says:

    sungguh menyadarkan ku bahwa selama ini hidup ku hampir saja melenceng ke jalan yang salah.. tapi Tuhan menegur ku… bahwa beriman bukanlah pengenalan namun hidup didalam Nya. Amin †

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *