Kepada Semua Pemuda Kristen yang Masih Lajang

Oleh Jeffrey Siauw

Tidak ada yang salah dengan menjadi seorang pemuda lajang. Ya, kamu tidak salah baca: Tidak ada yang salah bila kamu tidak menikah, belum punya pacar, atau bahkan bila kamu belum pernah berpacaran sama sekali.

Benar bahwa Allah menciptakan kita dengan kebutuhan akan relasi dan kemampuan untuk tertarik pada lawan jenis. Sebab itu, sangatlah wajar kalau di samping relasi keluarga dan pertemanan, kita juga menginginkan relasi pernikahan (dan pacaran yang menuju ke pernikahan). Tetapi, nilai hidup kita sama sekali tidak berkurang atau bertambah dengan status hubungan yang kita miliki!

Salah satu pergumulan terbesar yang dihadapi para lajang adalah masalah kesepian (ini juga pergumulan saya saat masih lajang). Sebagian orang mencoba menghadapi kesepian dengan menenggelamkan diri dalam kesibukan—berpikir bahwa dengan begitu ia bisa melupakan kesepiannya. Sebagian lainnya menghadapi kesepian dengan berbelanja banyak barang dan mencari banyak hiburan—berpikir bahwa ia bisa menemukan kepuasan hidup di dalamnya. Sebagian lagi membiarkan diri jatuh dalam dosa seksual, dari pornografi sampai pelacuran, dan berpikir bahwa keintiman palsu itu akan mengobati kesepiannya.

Banyak pemuda yang masih lajang memilih hidup dengan pola pikir “kalau saja”. Kalau saja saya punya pacar … Kalau saja saya menikah … pasti saya tidak akan kesepian! Atau, pola pikir “sudah seharusnya”. Sudah seharusnya setiap orang (paling tidak saya) punya pacar, menikah, punya anak, dan seterusnya. Sungguh tidak adil bila saya tidak mendapatkan semua itu!

Memelihara pola pikir yang demikian hanya akan menghasilkan kepahitan. Mengapa? Karena ketika kita hanya berfokus pada apa yang tidak kita miliki, kita tidak lagi bisa melihat kebaikan Tuhan di dalam hidup kita. Yang kita lihat hanyalah apa yang kurang dalam hidup kita, bukan apa yang menjadi tujuan Tuhan di dalam hidup kita. Kita menutup mata pada pekerjaan Tuhan yang justru bisa dilakukan karena status lajang kita. Padahal, Rasul Paulus sendiri menuliskan tentang sisi positif tidak menikah, mengingatkan jemaat bahwa orang-orang yang tidak menikah dapat dengan bebas memberi diri sepenuhnya untuk Tuhan dan pekerjaan-pekerjaan-Nya (1 Korintus 7:32-35). Kita menunda untuk bahagia karena merasa bahwa kita hanya bisa bahagia kalau punya pacar dan menikah. Yang paling celaka adalah jika kita membiarkan dosa akhirnya menguasai hidup kita. Dosa bukan saja akan menghancurkan hidup kita sekarang, tetapi juga akan ikut menghancurkan relasi dengan pasangan kita kelak, jikalau suatu saat Tuhan memberikannya.

Saya ingin berseru kepada semua pemuda Kristen yang masih lajang: mari isi masa lajangmu dengan cara yang berbeda. Jangan biarkan kesepian menguasai hidupmu dan kepahitan mengakar di dalam hatimu. Ingatlah bahwa kesepian itu bukan akibat kamu tidak punya pacar atau istri. Kesepian adalah masalah yang dihadapi semua orang, baik menikah atau tidak. Bahkan Yesus pun mengalami kesepian ketika murid-murid-Nya tidak berjaga-jaga dengan Dia di saat paling genting (Matius 26:36-40). Tetapi, kesepian adalah pencobaan, bukan dosa. Kesepian hanya akan menjadi dosa ketika kita membiarkan hidup kita dikuasai olehnya.

Ketika kesepian datang kembali, jadikanlah perasaan itu sebagai “pengingat” untuk membangun relasi dengan keluarga dan teman-teman. Pergunakanlah masa lajangmu untuk mengejar kekudusan. Kekudusan bukan sekadar menjauhi dosa (itu pasti salah satunya), tetapi juga membangun kehidupan yang diinginkan Tuhan. Belajarlah untuk percaya bahwa anugerah Tuhan itu selalu cukup bagimu dengan atau tanpa pasangan. Mintalah Tuhan mengubahmu menjadi seorang pria yang sepenuh hati mengasihi Dia dan mengasihi sesama.

Bila kelak kamu punya pasangan, kamu akan melihat dengan jelas bahwa belajar mengasihi Tuhan dan sesama semasa lajang akan menolongmu untuk mengasihi pasanganmu setelah kamu menikah. Saya sendiri menemukan bahwa ketika saya belajar mengasihi sesama sebagaimana yang dikehendaki Tuhan, saya bisa lebih mengasihi istri saya apa adanya, sebagaimana Kristus mengasihi jemaat-Nya.

Bila kamu tidak punya pasangan pun, ingatlah bahwa hidupmu dapat tetap indah dan berarti di mata Tuhan dan semua orang yang melihatmu.

Baca juga: Kepada Semua Pemudi Kristen yang Masih Lajang

Bagikan Konten Ini
43 replies
  1. Yohansen
    Yohansen says:

    Wahh tulisannya bagus. Trimakasih buat kisah yang sudah dibagikan. Semoga memberikan manfaat yang luar biasa bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati kita. Syalom 😉

  2. Christo Sylvano
    Christo Sylvano says:

    luar biasa. sangat diberkati dengan artikel ini. masa lajang adalah masa untuk bertumbuh dan melayani TUHAN.

  3. Andrianus Fredy Wijaya
    Andrianus Fredy Wijaya says:

    sangat memberkati. ketika kita hanya berfokus pada apa yang tidak kita miliki, kita tidak lagi bisa melihat kebaikan Tuhan di dalam hidup kita. Yang kita lihat hanyalah apa yang kurang dalam hidup kita, bukan apa yang menjadi tujuan Tuhan di dalam hidup kita.

  4. Agnez Egeten
    Agnez Egeten says:

    Bila kamu tidak punya pasangan pun, ingatlah bahwa hidupmu dapat tetap indah dan berarti di mata Tuhan.. Amin! Puji Tuhan…

  5. mince wastina sihombing
    mince wastina sihombing says:

    Sanggat memberkati, semuanya indah pada waktu Tuhan dgn rancanganNya pada anak2 yg mengasihiNya.

  6. Leonardo Lamtorang Silalahi
    Leonardo Lamtorang Silalahi says:

    artikel yang bermanfaat ! Kiranya apa yang sudah kita baca tadi bisa kita renungkan ya sobat.. Tetap percaya pada Tuhan Yesus, yakin lah bahwa Dia akan selalu mencukupkan kita, memenuhi kekurangan kita, dan memberikan jalan dan akhir yang baik untuk kita..
    Percaya bahwa Tuhan Yesus akan memberikan pasangan yang terbaik bagi kita.. Amin.. 🙂
    Salam Damai Kristus.

  7. Ayub Wahyudi
    Ayub Wahyudi says:

    bagus banget Dan ngena keren dehh
    hahaha….
    semangat buat para lajang Kristen semoga artikel bermanfaat
    GBU

  8. Githa Stacy Tobigo
    Githa Stacy Tobigo says:

    terima kasih tulisan ini sangat menegur saya…. sangat sesuai dg kondisi saya.. saya bersyukur tulisan ini dapat menjadi berkat bagi saya dan org lain. ini membantu saya utk lebih mengenal apa salah dr saya dan apa Tuhan mau utk saya. Terima Kasih. Gbu

  9. hericuk
    hericuk says:

    mantaf sekali tulisannya. sekarang banyak pemuda pemudi kristen takut dapat gelar jomblo sejati atau apa saja..karena takut dg apa kata dunia. tp..kata Allah..lebih dr segalanya..

  10. iwan sipayung
    iwan sipayung says:

    suatu kehormatan bagi muda/i yg msh lajang. Sangat inspiratif, trima kasih artikelnya. Tuhan memberkati kita semua.

  11. Roy manalu
    Roy manalu says:

    di usia 28 thn saya masih tetap joblo
    dan terus selalu kesrpian melihat oranq ynq iri laqi pacaran padahal saya tidak tau arti pacaran nqq pernah pacaran
    apa lah ynq saya buat baqi saya apa laqi dosa semakin melebar

  12. selvi
    selvi says:

    trimakasih atas saranx yng sgt mmbrikan motivasi….
    aku juga walaupun msh sendiri..aku tetep optimis bhwa tuhan blm mmbrikan skrng krn tuhan telah merancang sesuatu yng indah buat aku. dan tuhan tak mngkng mmbiarkan aku sendiri di dunia ini. semua akan tiba waktunya.. amennnn

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *