Pentingnya Sikap Kerja

Selasa, 15 Desember 2015

Pentingnya Sikap Kerja

Baca: Bilangan 4:17-32

4:17 TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun:

4:18 “Perhatikanlah supaya puak Kehat dan kaum-kaumnya jangan musnah binasa dari tengah-tengah orang Lewi.

4:19 Inilah yang harus kamu lakukan bagi mereka, supaya mereka tinggal hidup dan jangan mati, apabila mereka mendekat ke barang-barang maha kudus: Harun dan anak-anaknya haruslah masuk ke dalam dan menempatkan mereka masing-masing di tempat tugasnya dekat barang yang harus diangkat.

4:20 Tetapi janganlah orang Kehat masuk ke dalam untuk melihat barang-barang kudus itu walau sesaatpun, nanti mereka mati.”

4:21 TUHAN berfirman kepada Musa:

4:22 “Hitunglah juga jumlah bani Gerson menurut puak dan kaum-kaum mereka.

4:23 Catatlah mereka yang berumur tiga puluh tahun ke atas sampai yang berumur lima puluh tahun, yakni setiap orang yang wajib tugas, supaya mereka melakukan pekerjaan jabatan di Kemah Pertemuan.

4:24 Inilah tugas kaum-kaum Gerson dalam hal pekerjaan jabatan dan pengangkatan barang itu:

4:25 mereka harus mengangkat tenda-tenda Kemah Suci, dan Kemah Pertemuan tudungnya dan tudung dari kulit lumba-lumba yang ada di atasnya, tirai pintu Kemah Pertemuan,

4:26 layar-layar pelataran dan tirai pintu gerbang pelataran yang ada sekeliling Kemah Suci dan mezbah, dengan talinya dan segala perkakas untuk pekerjaan jabatan mereka; dan mereka harus melakukan segala tugas yang perlu berkenaan dengan semuanya itu.

4:27 Seluruh pekerjaan jabatan bani Gerson harus dilakukan sesuai dengan perintah Harun dan anak-anaknya, yakni segala tugas pengangkatan barang dan pekerjaan jabatan itu; kamu harus membuat mereka penanggung jawab atas segala yang harus diangkat mereka.

4:28 Itulah tugas kaum-kaum bani Gerson di Kemah Pertemuan. Mereka harus mengerjakan di bawah pimpinan Itamar, anak imam Harun itu.

4:29 Orang Merari haruslah kaucatat menurut kaum-kaum yang ada dalam puak mereka.

4:30 Catatlah mereka yang berumur tiga puluh tahun ke atas sampai yang berumur lima puluh tahun, yakni setiap orang yang kena wajib tugas, supaya mereka melakukan pekerjaan jabatan pada Kemah Pertemuan.

4:31 Inilah yang wajib diangkat mereka berhubung dengan seluruh pekerjaan jabatan mereka di Kemah Pertemuan: papan-papan Kemah Suci, kayu-kayu lintangnya, tiang-tiangnya, alas-alasnya,

4:32 tiang-tiang pelataran sekelilingnya, alas-alasnya, patok-patok dan tali-talinya, serta segala perkakasnya; semuanya termasuk tugas mereka. Dengan terperinci haruslah kamu tunjuk perkakas yang wajib diangkat mereka itu.

[Tempatkan] mereka masing-masing di tempat tugasnya dekat barang yang harus diangkat. —Bilangan 4:19

Pentingnya Sikap Kerja

Sambil kuliah di Sekolah Tinggi Teologi, saya dan teman saya, Charlie, bekerja di sebuah toko perabot. Kami sering melakukan pengiriman dengan didampingi seorang desainer interior yang menangani dekorasi. Ia akan berurusan dengan pihak yang membeli perabotan tersebut sementara kami memindahkannya dari atas truk ke dalam rumah. Adakalanya kami harus mengangkat naik perabot tersebut melalui tangga di dalam sebuah gedung apartemen. Kami sering membayangkan enaknya bekerja sebagai desainer interior daripada menjadi tukang angkat barang!

Selama 40 tahun pengembaraan bangsa Israel di padang gurun, tiga bani dari suku Lewi—keturunan Kehat, Gerson, dan Merari—diberi tugas untuk mengangkut Kemah Pertemuan (tabernakel). Mereka memasangnya, membongkarnya, dan membawanya ke tempat berikutnya, kemudian mengulangi proses tersebut berkali-kali. Tanggung jawab mereka sangat sederhana: “Setiap orang ditugaskan membawa barang-barang tertentu” (Lihat Bil. 4:32 BIS).

Saya bertanya-tanya apakah para “pengangkut” itu pernah merasa iri kepada para “rohaniwan” yang mempersembahkan korban dan ukupan dengan memakai barang-barang kudus di Kemah Suci (ay.4-5,15). Pekerjaan para imam itu pasti tampak lebih mudah dan lebih bergengsi. Akan tetapi, kedua tugas tersebut sama-sama penting dan berasal dari Tuhan.

Sering kita tidak punya pilihan atas pekerjaan kita. Namun setiap orang dapat menentukan sikap atas tanggung jawab yang diterimanya. Pelayanan kita kepada Allah diukur dari sikap kita dalam mengerjakan tugas yang diberikan-Nya kepada kita. —David McCasland

Bapa Surgawi, kami sering bertanya-tanya apakah kami mengerjakan sesuatu yang bermanfaat. Berilah kami mata untuk melihat pentingnya tugas yang Engkau percayakan kepada kami sehingga kami dapat menghormati-Mu melalui sikap kami dalam mengerjakannya.

Pekerjaan yang sederhana sekalipun akan menjadi pekerjaan yang kudus jika dilakukan untuk Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Amos 1-3; Wahyu 6

Bagikan Konten Ini
15 replies
  1. Brp
    Brp says:

    Shalom.
    Terima kasih Tuhan untuk hariMu yang baru yang masih Tuhan titipkan kepada kami setiap harinya.
    Santapan rohani hari ini mengingatkan kita akan apa yang kita lakukan sehari hari. Sudahkah bersyukur atas kesempatan mengerjakan banyak hal? Atau sudahkah kita mengerjakan segala pekerjaan kita dengan suka cita.
    Secara pribadi, santapan rohani hari ini lbh mengingatkan aku untuk mengerjakan segala pekerjaan untuk Tuhan bukan untuk manusia agar lebih bersyukur dan tidak bersungut sungut.
    Terima kasih Tuhan untuk kesempatan mengerjakan segala hal dalam namaMu.

    Amin.
    Thanks WSK.org

  2. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata besar selama – lamanya buat kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  3. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Yah Allah bapa kami Yesus Kristus Tuhan kita yang berada didalam kerajaan surga, perkenangknlah kami di pagi hari ini menaikan segala puji dan sembah kepadamu atas segala anugrah yang telah engkau berikan kepada kehidupan kami, berilahkami hikmat dan tuntunanmu Tuhan didalam perjalanan hidup kami di akhir bulan Desember 2015 ini dalam rangkaian merayakan hari kelahiranmu, dihari Natal yang kudus ini, agar kami sekeluarga merasakan akan susana suka cita Natal dan Damai Sejahtera bagi kami sekalian umatmu ini, dalam nama Tuhan Yesus, Kami beryukur dan berterima kasih kepadamu, Haleluya, terpujilah namamu bapa disurga, Amin

  4. monalisa
    monalisa says:

    aku sampai.menjadi sekrang ini adalah tuntunan Tuhan Yesus. aku di tempatkan Tuhan Yesus untuk tetap kuliah agar semakin dekat denganNya. Terimaksih Tuhan Yesus. Amin

  5. vetra
    vetra says:

    Bs menghargai kerja yg Tuhan Yesus berikan berarti jg bs menghargai setiap anugerah yang selalu ia nyatakan didalam hidup kita. Tuhan Yesus Berkati

  6. lennie de haan
    lennie de haan says:

    Ya Tuhan berikanlah kami rasa kecintaan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yg Tuhan telah berikan kepada kami. Kiranya kami senantiasa mensyukuri pekerjaan yg merupakan berkat bagi kehidupan sepanjang hidup kami. Amin.

  7. elna
    elna says:

    Bersyukur untuk kepercayaan yang telah diberikan atasan kita terhadap kita. Tidak lain itu semua adalah berkat anugrah dan pertolongan Tuhan. Setiap perkara yang Tuhan berikan berdasarkan kemampuan kita. Karena Dia tidak akan pernah memberi di luar kemampuan kita. Biar dlm segala perjalanan hidup kita selalu meminta pertolongan Tuhan agar semua tingkah laku dan ucapan kita dpt dipakai untuk kemuliaan-Nya.Amin

  8. suharsono
    suharsono says:

    Tuhan..jadikan hidup kami bermanfaat bagi sesama..agar namaMu dimuliakan..selamat pagi semua saudara seiman..

  9. bayu suwandi
    bayu suwandi says:

    kol 3:23….Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

    terima kasih Tuhan Yesus kau telah mengingatkan kembali dari renungan pagi ini

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *