5 Cara Menyia-nyiakan Momen Natal

Penulis: Leslie Koh
Diadaptasi dari artikel berbahasa Inggris: 5 Ways Not To Share About Christmas

5-ways-not-to-share-about-christmas

Natal akan segera tiba!

Momen yang sangat tepat untuk dirayakan bersama saudara-saudara seiman di dalam Kristus.

Momen yang sempurna untuk membagikan Kabar Baik, memberitakan kasih Allah yang telah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa.

Momen yang sebaiknya TIDAK kita sia-siakan dengan cara-cara seperti yang berikut ini:

1. Memaksakan semua elemen dekorasi harus menceritakan “makna Natal yang sejati”.

Sangat bisa dimaklumi bila kita merasa gerah melihat perayaan kelahiran Kristus malah dimanfaatkan sebagai komoditas komersial demi kepentingan ekonomi belaka. Tetapi, tidak perlulah kita sampai ngotot-ngototan bahkan ribut memaksa semua orang harus memasukkan pesan Injil di setiap elemen dekorasi, acara, dan kartu ucapan yang ada. Mari berhenti mengeluhkan bahwa “Kristus telah hilang dari perayaan Natal” hanya karena soal dekorasi. Kristus seharusnya jelas terlihat ketika Dia hadir dalam hati kita, dalam kebiasaan-kebiasaan kita, dalam setiap hal yang kita ucapkan dan lakukan—bukan hanya pada gelas kopi atau kartu Natal belaka.

Memaksa semua orang menelan pesan Natal dan bersikap seperti seorang “polisi” terhadap budaya populer yang ada, kemungkinan besar tidak akan membawa orang mendekat kepada Yesus. Sebaliknya, bisa jadi orang akan makin menganggap orang Kristen itu tidak toleran, tertutup, dan berpikiran sempit. Alangkah lebih baik bila kita menjadi orang-orang yang memberitakan Natal dengan sikap yang rendah hati, sama seperti Anak Allah yang merendahkan diri-Nya turun sebagai manusia dalam kondisi serba sederhana. Tunjukkanlah kasih Allah dalam perubahan hidup kita, tindakan kasih kita, dan tutur kata kita yang membangun orang lain—sikap seorang pemberita makna Natal yang sejati.

2. Menjadi seorang Kristen yang luar biasa baik dan penuh kasih pada tanggal 25 Desember… lalu kembali menjadi seorang yang suka menggerutu setelah Natal berlalu.

Tentu saja kita ingin tampil dengan sikap terbaik saat banyak orang baru berkunjung ke gereja. Kita terutama ingin menyambut orang-orang yang belum percaya dengan harapan mereka akan disentuh oleh kasih Allah. Namun, sikap yang sama seharusnya juga ditunjukkan pada tanggal 26 Desember. Juga pada 27 Desember. Juga pada hari-hari setelahnya. Sungguh sangat baik bila kita bisa menjadi orang Kristen yang membawa inspirasi dan dapat diteladani ketika pandangan seluruh dunia sedang tertuju pada kekristenan. Namun, dunia tidak hanya melihat kita pada hari Natal. Mereka juga melihat kita setiap hari, bagaimana kita hidup, bekerja, dan berekreasi, sebagai para pengikut Kristus. Mungkin sekali ada lebih banyak orang yang datang mencari Tuhan melalui momen Natal daripada minggu-minggu biasa dengan adanya berbagai acara khusus seperti drama Natal, konser Natal, dan berbagai program penjangkauan lainnya. Akankah mereka disambut dengan kehangatan yang sama ketika mereka kembali datang ke gereja pada minggu berikutnya? Apa yang bakal terlintas di pikiran mereka jika yang dijumpai justru sebaliknya: orang-orang Kristen yang tidak peduli dan hanya sibuk dengan komunitas mereka sendiri?

3. Menjadikan perayaan Natal sebagai acara antar sesama orang Kristen saja.

Benar bahwa orang-orang Kristen punya alasan yang lebih besar untuk bersukacita pada saat Natal. Kita punya satu hal yang kita rayakan bersama-sama, apa pun latar belakang denominasi kita. Ada kecenderungan yang kuat untuk memberi perhatian dan hadiah yang lebih kepada sesama saudara seiman saja. Ada godaan untuk saling membanggakan diri, merasa “KAMILAH yang paling memahami arti Natal SESUNGGUHNYA”.

Namun, Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang. Kedatangan-Nya adalah berita yang gembira dan sangat penting bagi seluruh umat manusia, bukan hanya semua orang yang saat ini sudah percaya kepada-Nya. Misi kita adalah untuk (dengan penuh kasih dan lemah lembut) memperkenalkan Kristus kepada orang-orang yang belum mengenal-Nya. Dan, kita tidak akan berhasil dalam misi ini bila kita menjauhkan orang-orang belum percaya dari perayaan Natal.

Wajar bila kita menjadi sangat sibuk menjelang perayaan Natal, mempersiapkan drama di gereja, konser penginjilan, dan sebagainya. Tetapi, mari berhati-hati agar kita tidak terjebak dalam semua kesibukan itu dan tidak lagi punya waktu untuk memperhatikan orang-orang yang sebenarnya sungguh membutuhkan Kabar Baik.

4. Menjadi seorang pemberita Injil yang tidak peka terhadap situasi orang lain.

Tentu saja kita harus memakai setiap kesempatan untuk memberitakan Kabar Baik dan menjadi saksi Kristus di dunia. Itulah Amanat Agung yang telah diberikan kepada setiap kita. Tetapi, menjalankannya tidak berarti kita harus mengkhotbahi setiap orang yang kita temui tanpa memperhatikan situasi yang sedang dihadapi mereka. Apalagi bila kita sampai marah-marah jika ada yang tidak sependapat dengan kita. Bukannya membawa orang mendekat kepada Kristus, bisa jadi kita malah membuat mereka makin menutup diri terhadap Injil.

Mari renungkan kembali bagaimana Tuhan telah menyentuh hati kita dengan berita tentang kelahiran Sang Juruselamat. Berdoalah agar orang-orang di sekitarmu juga dapat mengalami sentuhan yang sama. Minta Tuhan memberi kita hikmat untuk tahu kapan kita harus memberi argumen panjang lebar dan kapan kita harus menyatakan tentang Pribadi-Nya melalui cara yang lain. Seulas senyum hangat, telinga yang mau mendengar, perkataan yang menguatkan, tangan yang suka menolong, persahabatan yang tulus, adalah beberapa hal sederhana yang dapat dipakai Allah untuk menyatakan kasih dan kuasa-Nya bagi dunia ini. Ingatlah, Natal pada dasarnya menyatakan kasih, pengampunan, dan anugerah Allah. Mari kita tidak lupa menyatakan ketiga hal ini saat membagikan berita Natal.

5. Sibuk mempermasalahkan bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember dan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan perayaan Natal sudah menyimpang.

Mungkin kamu pernah mendengar pembahasan bahkan perdebatan tentang hal ini. Para gembala dikatakan sedang menjaga kawanan domba mereka di padang, dan kemungkinan besar mereka tidak akan melakukan hal itu di musim dingin. Kita tidak pernah tahu kapan tepatnya Yesus dilahirkan, namun satu hal yang kita tahu pasti: Yesus sungguh telah lahir, hidup sebagai manusia, lalu mati dan bangkit sebagai Juruselamat kita. Daripada sibuk berdebat dan saling mengritik, kita bisa memikirkan bagaimana memakai fakta-fakta menarik seputar kelahiran Yesus ini untuk memulai percakapan dengan orang-orang yang ingin tahu lebih banyak tentang peristiwa Natal… dan tentang pribadi Yesus. Bukankah kita sendiri tidak keberatan bila ulang tahun kita dirayakan pada waktu yang lebih leluasa sebelum atau sesudah tanggal kelahiran kita yang sebenarnya?

Benar bahwa ada banyak hal yang tidak ideal dalam perayaan Natal di zaman ini. Ada berbagai tradisi perayaan yang memang hanya sekadar tradisi. Di satu sisi kita tidak boleh bersikap masa bodoh, apalagi ikut larut dalam semarak tanpa makna. Di sisi lain, kita juga tidak boleh membiarkan semua hal itu menyita energi dan perhatian kita dari apa yang jauh lebih penting. Masa-masa perayaan Natal memberi kita kesempatan istimewa untuk membagikan Kabar Terbaik yang pernah ada. Mari kita gunakan sebaik mungkin.

Untuk direnungkan lebih lanjut:
Apa yang akan kamu lakukan agar momen Natal tahun ini tidak menjadi sia-sia?

Bagikan Konten Ini
8 replies
  1. Anthony Gotama
    Anthony Gotama says:

    menjadi teladan itulah yg terpenting. oh Tuhan kuatkan diriku agar aku pun berani memberikan teladan yg baik kpd org lain.

  2. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Yang akan kami lakukan didalam perayaan natal ini agar tidak menjadi si-sia, adalah menyambutnya dengan penuh suka cita dan menjadikannya suasana Damai Sejahtera bagi kita sekalian yang merayakannya, Amin

  3. Keyko Halapiry
    Keyko Halapiry says:

    meminta hikmat dari Tuhan, supaya dapat melakukan segala sesuatu yang Tuhan inginkan dengan segala baik.

  4. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata besar selama – lamanya buat kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  5. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    mengucap syukur dan bersuka cita atas kelahiran Sang juru selamat kita yg telah relah berkorban untuk menebus dosa2 kita umat manusia, Amin

  6. Jack Armoldy
    Jack Armoldy says:

    Sangat memberkati..
    Minta Hikmat agar kita selalu menjadi teladan dimana saja ( Sikap hati )..Gbu all

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *