Tujuan Utama Kami

Jumat, 20 November 2015

Tujuan Utama Kami

Baca: Galatia 1:6-10

1:6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,

1:7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.

1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.

1:9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.

1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. —Galatia 1:10

Tujuan Utama Kami

Tekanan sosial merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Terkadang kita mendasarkan keputusan pada apa yang orang lain pikirkan atau katakan daripada keyakinan kita dan apa yang menyenangkan Allah. Kita khawatir akan dihakimi atau dihina.

Rasul Paulus pernah mengalami tekanan sosial. Sejumlah orang Kristen Yahudi meyakini bahwa orang-orang bukan Yahudi harus disunat agar mereka benar-benar diselamatkan (Gal. 1:7; lihat 6:12-15). Namun, Paulus tetap berpegang pada keyakinannya. Ia terus memberitakan bahwa keselamatan adalah semata-mata karena kasih karunia oleh iman; tidak perlu lagi ada usaha lebih lanjut. Karena keyakinan itulah, ia dituduh telah mengangkat dirinya sendiri menjadi rasul. Mereka kemudian menuduh Injil yang dikabarkan Paulus tidak pernah mendapat persetujuan para rasul (2:1-10).

Meski memperoleh tekanan, Paulus sangat jelas mengetahui siapa yang ia layani, yakni Kristus. Yang terpenting bagi Paulus adalah persetujuan Allah, bukan persetujuan manusia. Ia berketetapan tidak untuk mengejar pengakuan manusia, melainkan pengakuan Allah (1:10).

Kita semua juga adalah pelayan Kristus. Kita melayani Allah baik saat orang menghormati maupun membenci kita, baik mereka memfitnah atau memuji kita. Suatu hari nanti “setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah” (Rm. 14:12). Itu bukan berarti kita tak perlu mempertimbangkan apa yang dipikirkan atau dikatakan orang lain, melainkan bahwa menyenangkan Allah menjadi tujuan utama kita. Kita ingin mendengar Juruselamat kita berkata, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia!” (Mat. 25:23). —Jaime Fernández Garrido, Penulis Tamu

Ya Tuhan, tanpa mempedulikan apa yang orang lain katakan atau lakukan, berikanlah kepadaku keberanian untuk tetap setia kepada-Mu hari ini.
(Dr. Jaime Fernández Garrido adalah direktur program penginjilan radio dan televisi Born Again, penulis buku, dan pencipta lebih dari 400 himne dan lagu rohani.)

Tetaplah mengikut Yesus.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 14-15; Yakobus 2

Photo credit: ro_buk [I’m not there] / Foter / CC BY-NC

Bagikan Konten Ini
19 replies
  1. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Yah Allah bapa kami Yesus Kristus Tuhan kita yang berada didalam kerajaan surga, perkenangkanlah kami di pagi hari ini datang kepadamu untuk bersyukur dan berterimah kasih kepadamu atas segala pemberian rahmat dan kasih sayangmu kepada kehidupan kami sampai saat ini, tuntun dan ajarilah kami Tuhan akan segala kehidupan yang akan kami lakukan agar dapat sesuai denga kehendakmu saja,seluruh kehidupan kami, dipersembahkan kepadamu, didalam nama Tuhan Yesus kami berdoa dan mengucap Syukur kepadamu, terpujilah namamu baa disurga, Amin

  2. lennie de haan
    lennie de haan says:

    Ya Tuhan berikanlah kami kekuatan dan keteguhan hati untuk tetap setia menjadi pengikut Kristus sampai akhir hidup kami. Amin.

  3. puspita chandra
    puspita chandra says:

    manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Allah kita melihat apa yg di dalam hati. Biarlah hati kita senantiasa tertuju kepada Tuhan Allah, Yesus Kristus.

  4. suharsono
    suharsono says:

    Gusti kawula sumadya ndherek Gusti..wonten hing sapurug kawula Gusti nganthi lampah kawula..wilujeng enjing..Gusti mberkahi..

  5. Philip Hutapea
    Philip Hutapea says:

    Tidak mudah memang ketika dihadapkan pada situasi sehari-hari. Saat diminta uang kalau mau urusan lancar, saat disuruh melakukan ritual adat oleh para tetua, dan lain sebagainya.
    Kiranya kita diberikan hikmat dan keberanian melakukan firman-Nya dalam keseharian hidup kita.
    Kita bisa!

  6. Brp
    Brp says:

    Shalom.. Slamat pagi..
    Di saat banyak orang yang ‘menjual’ imannya dengan berbagai alasan,artikel ini mengingatkan kita bahwa Firman Tuhan adalah penuntun kehidupan terbaik,, berdoalah supaya kita setia sampai mati kepadaNya, agar jgn ada di antara kita yg ‘menjual’ iman kita hanya demi pria/wanita yg berbeda dgn kita, hanya demi jabatan dan pengakuan.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *