Angkuh Sampai ke Akarnya

Rabu, 21 Oktober 2015

Angkuh Sampai ke Akarnya

Baca: Ezra 9:1-9

9:1 Sesudah semuanya itu terlaksana datanglah para pemuka mendekati aku dan berkata: “Orang-orang Israel awam, para imam dan orang-orang Lewi tidak memisahkan diri dari penduduk negeri dengan segala kekejiannya, yakni dari orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Yebus, orang Amon, orang Moab, orang Mesir dan orang Amori.

9:2 Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri, bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu.”

9:3 Ketika aku mendengar perkataan itu, maka aku mengoyakkan pakaianku dan jubahku dan aku mencabut rambut kepalaku dan janggutku dan duduklah aku tertegun.

9:4 Lalu berkumpullah kepadaku semua orang yang gemetar karena firman Allah Israel, oleh sebab perbuatan tidak setia orang-orang buangan itu, tetapi aku tetap duduk tertegun sampai korban petang.

9:5 Pada waktu korban petang bangkitlah aku dan berhenti menyiksa diriku, lalu aku berlutut dengan pakaianku dan jubahku yang koyak-koyak sambil menadahkan tanganku kepada TUHAN, Allahku,

9:6 dan kataku: “Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menengadahkan mukaku kepada-Mu, ya Allahku, karena dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membubung ke langit.

9:7 Dari zaman nenek moyang kami sampai hari ini kesalahan kami besar, dan oleh karena dosa kami maka kami sekalian dengan raja-raja dan imam-imam kami diserahkan ke dalam tangan raja-raja negeri, ke dalam kuasa pedang, ke dalam penawanan dan penjarahan, dan penghinaan di depan umum, seperti yang terjadi sekarang ini.

9:8 Dan sekarang, baru saja kami alami kasih karunia dari pada TUHAN, Allah kami yang meninggalkan pada kami orang-orang yang terluput, dan memberi kami tempat menetap di tempat-Nya yang kudus, sehingga Allah kami membuat mata kami bercahaya dan memberi kami sedikit kelegaan di dalam perbudakan kami.

9:9 Karena sungguhpun kami menjadi budak, tetapi di dalam perbudakan itu kami tidak ditinggalkan Allah kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri Persia, sehingga kami mendapat kelegaan untuk membangun rumah Allah kami dan menegakkan kembali reruntuhannya, dan diberi tembok pelindung di Yehuda dan di Yerusalem.

Ezra . . . adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa. —Ezra 7:6

Angkuh Sampai ke Akarnya

“Ia pikir dirinya begitu penting!” Itulah penilaian teman saya tentang seorang saudara seiman yang kami kenal. Kami merasa bahwa ia telah dikuasai oleh kesombongan. Kami sangat prihatin ketika mengetahui bahwa sahabat kami itu kemudian terlibat dalam masalah serius. Dengan meninggikan diri, masalah pun menimpanya. Kami sadar hal itu dapat menimpa kami juga.

Memang mudah menganggap enteng dosa kesombongan yang mengerikan di dalam hati kita. Semakin banyak yang kita ketahui dan semakin besar sukses yang kita nikmati, semakin besar kecenderungan kita untuk berpikir bahwa kita ini “luar biasa”. Kesombongan memang sudah berakar dalam jiwa kita.

Dalam Kitab Suci, Ezra disebut sebagai “seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa” (EZR. 7:6). Raja Artahsasta menunjuk Ezra untuk memimpin ekspedisi kaum buangan Israel untuk kembali ke Yerusalem. Ezra bisa bersikap sombong. Namun tidak demikian. Ezra tidak saja tahu isi Taurat, tetapi ia juga menerapkan Taurat itu dalam hidupnya.

Saat tiba di Yerusalem, Ezra mendapati bahwa banyak pria Yahudi telah menikahi wanita yang menyembah ilah lain, sehingga mereka menentang perintah Allah (9:1-2). Ezra pun mengoyakkan jubahnya dan berdoa dengan pertobatan yang sungguh-sungguh (ay. 5-15). Pengertian dan kedudukan Ezra dibentuk oleh tujuan yang lebih tinggi, yakni kasihnya kepada Allah dan bangsanya. Ia berdoa, “Kami menghadap hadirat-Mu dengan kesalahan kami. Bahwasanya, dalam keadaan demikian tidak mungkin orang tahan berdiri di hadapan-Mu” (ay.15).

Ezra memahami besarnya dosa umat Israel. Namun dengan rendah hati, ia pun bertobat dan mempercayai kebaikan Allah yang Maha Pengampun. —Tim Gustafson

Tuhan, penuhilah kami dengan kasih bagi-Mu agar kami mendahulukan apa yang berkenan kepada-Mu, dan bukannya diri kami sendiri. Bebaskan kami dari kesombongan yang diam-diam menjerat kami.

Kesombongan menuntun pada segala sifat buruk: suatu pola pikir yang sepenuhnya menentang Allah. —C. S. Lewis

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 62-64; 1 Timotius 1

Bagikan Konten Ini
17 replies
  1. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh tentram teguh sejuk nyaman kuat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kami semua yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  2. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Yah Tuhan Allah bapa kami yang berada didalam kerajaan surga,kami mohonkan kepadamu agar kami engkau dapat menuntun dari segala pikiran dan perbuatan kami dari segala sifat kesombongan yang sudah berakar selama ini dalam pikiran kami,dan berikanlah hikmat bagi kami untuk kami jalankan didalam kehidupan keluarga kami agar segala kehidupan kami dapat berkenan dihadapanmu,didalam nama Tuhan Yesus, kami bersyukur dan berterima kasih kepadamu, Amin

  3. Ri Len
    Ri Len says:

    Thanks My Lord Jesus, hari ini boleh merenungkan sapaan firman-Mu…ampuni jika dalam hati, pikiran, perilaku, tutur kata kami penuh dengan kesombongan, ajar kami untk mengerti bahwa semua yg kami punya adalah milikMu dan kami tidak berhak utk memegahkan diri..

  4. dhyana
    dhyana says:

    Saya percaya pekerjaan Tuhan melebihi logika manusia.
    Saya bersyukur dapat merasakan dan menyaksikan pekerjaan Tuhan secara supranatural dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan yang telah melepaskan saya, keluarga saya, dan keluarga teman saya dari roh pengacau, roh yang mengganggu dan mengambil rupa anggota keluarga kami.
    Bersyukur karena Tuhan telah menggagalkan usaha roh pengacau untuk mencerai beraikan keluarga kami.
    Di dalam nama-Nya yang Kudus, dengan kuasa-Nya yang dahsyat kami menolak segala reka-reka dari si jahat. Kami percaya Roh Tuhan memiliki kuasa yang terkuat!

  5. Gandayani Sinaga Bonor
    Gandayani Sinaga Bonor says:

    terkadang tanpa kita sadari, kita mengucapkan kata2 yang meninggikan diri kita..
    ampuni kami ya Tuhan..

  6. Wanti Ginting
    Wanti Ginting says:

    Yesus yg hidup sering kali aq menyombongkan diri atas berkat yg Kau berikan, mari ajarku untuk mencabut kesombongan itu sampai ke akarnya..
    Karna ku tau hanya Kau yg sanggup..

  7. Helferia Sinaga
    Helferia Sinaga says:

    Ya Tuhan,jauhkan lah kesombongan dari keluarga kami.Terutama dari anak2 ,berikan kekuatan yang dari padaMU,supaya kami lebih menyadari betapa sungguh baik Engkau Tuhan,muzizatMu nyata dikehiddupan kami.Terpujillah engkau ya TUHAN.Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *